Menegangkan, Ibu di Kotawaringin Timur Selamat Bergulat Lawan Buaya
Srimahwiyah (42), warga Gang Sepakat, Jalan Binjai, Desa Bagendang Tengah, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur di Provinsi Kalimantan Tengah selamat dari terkaman buaya. Dia mampu meloloskan diri meskipun sempat ditarik hewan buas itu hingga ke dalam sungai.
Srimahwiyah (42), warga Gang Sepakat, Jalan Binjai, Desa Bagendang Tengah, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur di Provinsi Kalimantan Tengah selamat dari terkaman buaya. Dia mampu meloloskan diri meskipun sempat ditarik hewan buas itu hingga ke dalam sungai.
"Saya sempat tiga kali dibawa tenggelam. Saat muncul ke permukaan saya berteriak. Saya bersyukur bisa selamat," kata Srimahwiyah di Sampit, Selasa (24/5).
-
Apa itu "Kijang Buaya"? Generasi pertama ini dijual Rp 1,3 juta per unit. Dikenal dengan sebutan \"Kijang Buaya\".
-
Di mana buaya biasanya tinggal? Buaya menyebar luas di berbagai habitat, termasuk sungai, danau air tawar, muara air asin, laguna, dan rawa bakau.
-
Siapa yang menemukan buaya tersebut? Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Bagaimana cara buaya tersebut ditangkap? Saat menemukan hewan buas itu, Dimas meminta bantuan rekan-rekannya untuk menangkap. Meski sempat memberontak, namun akhirnya buaya tersebut berhasil diamankan.
-
Dimana buaya tersebut ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Dimana mumi buaya ini ditemukan? “Penelitian sebelumnya lebih menyukai teknik invasif seperti membuka bungkusan dan otopsi, radiografi 3D memberikan kemampuan untuk melihat ke dalam tanpa merusak artefak penting dan menakjubkan ini,” jelas ahli arkeozoologi Universitas Manchester, Lidija McKnight.
Perempuan yang akrab disapa Sri menceritakan, peristiwa itu terjadi Senin (23/5) sekitar pukul 04.30 WIB. Saat itu dia sedang mengambil air wudu di sungai untuk salat subuh.
Warga Tak Bisa Menolong
Sri sempat melihat benda mengambang tidak jauh dari tempatnya berwudu. Dia tidak menyadari bahwa benda yang dikiranya batang pohon yang mengambang itu ternyata seekor buaya.
Tanpa diduga, buaya menerkam kaki kiri Sri. Satwa ganas itu langsung menariknya ke dalam sungai. Dia merasa sedikitnya tiga kali buaya yang panjangnya diperkirakan sekitar tiga meter itu menariknya ke dalam sungai.
Saat dia berteriak, beberapa warga datang ke lokasi namun tidak bisa berbuat banyak karena tubuhnya dibawa ke dalam sungai.
Tapi Sri tidak menyerah. Dia terus berusaha berontak sehingga akhirnya berhasil membuat buaya melepaskan gigitannya.
Dibawa ke RSUD Murjani Sampit
Sri langsung ditolong warga dan dilarikan ke puskesmas setempat. Dia kemudian dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit untuk mendapatkan penanganan intensif pada luka di kaki kiri akibat gigitan buaya tersebut.
"Ini kaki saya masih sakit. Mudah-mudahan tidak ada masalah. Mudah-mudahan segera sembuh," kata Sri seusai menjalani pemeriksaan rontgen di rumah sakit.
Kepala Desa Bagendang Tengah Untung Sukardi ditemui di desanya mengatakan, serangan buaya terhadap manusia merupakan yang pertama kali terjadi di desanya. Kejadian ini kontan membuat warga setempat menjadi takut dan waswas.
"Saat kejadian ada orang disambar buaya, warga tidak kaget. Setelah kejadian itu terjadi di desa kami, kini warga menjadi waswas. Makanya kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan," jelas Untung seperti dilansir Antara.
Warga Ketakutan
Dia menjelaskan, Sungai Sampit yang melintasi desa mereka dan bermuara di Sungai Mentaya, memang diketahui terdapat populasi buaya. Warga pernah melihat buaya muncul di perairan seberang permukiman warga, namun tidak mengira buaya akan menyerang manusia.
Pemerintah desa akan memasang rambu imbauan dan sosialisasi untuk mengingatkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai. Dia juga berharap instansi terkait melakukan upaya-upaya untuk mencegah kejadian serupa terulang.
"Sebagian masyarakat kami masih sering beraktivitas di sungai setiap harinya, makanya kami tentu khawatir dengan kejadian ini. Kami berharap ada upaya membantu ini," jelas Untung.
Menurutnya, beberapa waktu lalu BKSDA pernah mencoba menangkap buaya di kawasan itu. Untung berharap upaya serupa kembali dilakukan BKSDA sehingga buaya tersebut bisa ditangkap dan direlokasi.
(mdk/yan)