Mengenal lebih dekat hijaber Desy pecinta binatang liar asal Lombok
Baginya memberi makan anjing sebuah bentuk rasa kecintaannya kepada makhluk Tuhan meski ajaran agama Islam melarang.
Seorang perempuan berkerudung yakni Desy Marlina Amin (35) mengunggah beberapa foto kegiatan memberi makan anjing di akun Facebooknya. Hal ini membuat para netizen di media sosial tersebut berkomentar pedas, lantaran dianggap menyalahi norma agama Islam, karena bagi umat muslim hewan anjing adalah najis yang jika terkena air liurnya.
Namun bagi Desy, memberikan makan anjing adalah sebagai bentuk rasa cinta kepada makhluk ciptaan Tuhan. Desy meminta agar hal ini jangan diperdebatkan apalagi sampai membawa-bawa nama agama.
-
Apa yang terjadi pada kucing liar di Semarang? Banyak kucing liar yang hilang dan tersisa hanya satu ekor dalam keadaan mengenaskan.
-
Apa yang membedakan anjing dan serigala secara perilaku? “Serigala masih memiliki semua perilaku berburu alami yang tidak dimiliki anjing," kata Kathryn Lord, ilmuwan yang mempelajari evolusi perilaku.
-
Kapan air liur anjing dianggap najis? Air liur anjing tergolong sebagai najis berat atau mughaladhah, yang artinya harus dibersihkan dengan cara yang khusus agar suci kembali.
-
Kenapa Anwar ingin menjenguk Adul? Anwar berharap Adul, lawan duet lawaknya, dalam keadaan baik. Dia juga ingin segera mendapatkan kabar terbaru langsung dari Adul. Anwar berencana menjenguk komedian tersebut jika keluarga Adul mengizinkan.
-
Di mana anjing-anjing itu diangkut? Sabtu (6/1) malam, polisi mengamankan sebuah truk pengangkut ratusan ekor anjing yang diduga tanpa dokumen resmi di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang.
-
Kenapa Panji Gumilang menggugat Anwar Abbas? Langkah hukum dia tempuh usai Panji merasa tidak terima dicap komunis. Sehingga Panji bersama tim hukumnya menggugat Anwar secara perdata dengan nilai Rp 1 triliun sebagai ganti rugi materil dan imateril.
Tidak sampai di situ perempuan hijaber asal Sekopang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, bahkan menggalang donasi pengobatan untuk anjing yang terluka. Alhasil, akun Facebooknya kini di-hack oleh orang yang tidak suka terhadap kegiatannya itu.
"Sekarang akun Facebook saya di-hack orang. Jadi saya sudah tidak bisa buka lagi. Mungkin karena saya posting foto bersama anjing ada orang yang tidak suka," tutur Desy.
Bahkan, kata Desy, dirinya banyak mendapatkan ancaman dari haters di media sosial karena dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam.
"Saya dapat ancaman belakang ini, karena dianggap merusak agama Islam. Karena saya berjilbab tapi memegang anjing," kata perempuan paruh baya ini.
"Bahkan saya dianggap sudah gila. Ya caci maki sudah banyak saya dapatkan melalui inbox di Facebook," sambung dia.
Namun, ancaman itu tidak membuat dirinya takut, dan tetap menolong serta merawat binatang, khususnya anjing-anjing liar bayak bertebaran di wilayah Lombok Tengah.
Diketahui, Desy memelihara 44 kucing dan 25 anjing di rumahnya. Hewan-hewan tersebut didapatkan dari jalanan yang tak diurus oleh sang pemilik.
"Hewan-hewan ini saya dapat di jalan, kadang dalam keadaan sakit. Saya bawa ke rumah, diobati kalau sembuh saya rawat. Tapi kalau mati ya saya kubur selayaknya manusia," ungkap Desy.
Kecintaannya terhadap hewan termasuk anjing diketahui sudah sejak kecil. Perempuan yang sehari-hari kerja serabutan ini dengan ikhlas merawat dan memberi makan anjing tak terurus oleh pemiliknya.
"Saya suka anjing sudah dari kecil, ya semenjak Sekolah Dasar (SD). Bukan binatang anjing saja, tapi semua hewan," ujar Desy.
Dia mengaku rutin berkeliling ke kampung-kampung sekitar Lombok Tengah, untuk memberikan makanan kepada anjing-anjing liar yang ditemuinya.
"Hampir setiap hari saya keliling kampung ngasih makan anjing. kan di sini banyak Anjing liar berkeliaran meski di sini penduduknya mayoritas muslim. Bagi saya mereka yatim dan duafa dalam wujud yang berbeda," jelasnya.
Baginya, hewan-hewan itu termasuk anjing adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memang semestinya dilindungi dan mendapatkan tempat yang layak seperti manusia.
"Semua hewan itu layak dilindungi, bukan anjing saja. Mereka layak hidup, layak mendapatkan makan dan berkembang biak. Jadi kalau ada orang yang mencibir saya ngasih makan anjing itu urusan saya dengan Tuhan, jangan bawa soal agama," papar Desy.
Selama belasan tahun berkutat menjadi penyayang binatang, Desy mengaku prihatin dengan nasib hewan terutama anjing yang ada di wilayahnya. Banyak anjing yang disiksa dan dibunuh dengan cara diracun sebab itu, dirinya menggalang dana dengan membuka donasi melalui akun jejaring sosial Facebook.
Namun, penggalangan dana itu terhenti lantaran akun Facebook Desy di-hack orang yang tidak suka dengan aktivitasnya yang memberikan makan kepada anjing karena dianggap merusak ajaran agama Islam.
"Tanggal 4 Juni kemarin sempat buka donasi untuk anjing yang terluka. Karena butuh biaya buat operasi yang cukup mahal," ucap dia.
Dia menuturkan, awal mula dirinya membuka donasi (dana untuk pengobatan anjing) adalah saat dirinya melihat sekelompok orang sedang menyiksa anjing sebab mencuri ikan milik warga. Sehingga anjing itu mengalami patah kaki, sehingga harus dioperasi dan butuh dana besar.
"Perlu biaya Rp 1 juta buat operasi kaki anjing yang patah ini. Saya enggak punya dana buat ngobatin, makanya saya buka donasi untuk pengobatan anjing meski saya ini muslim," ujarnya.
Desy yang berprofesi pekerja serabutan ini mengaku sehari-hari butuh dana untuk beli beras 4 liter dan mengeluarkan Rp 50 ribu buat beli ikan tongkol, untuk merawat 44 kucing dan 25 anjing liar.
"Tiap hari saya harus belanja beras dan ikan tongkol buat ngasih makan kucing dan anjing liar, itu sehari dua kali makan. Kan mereka butuh makan juga seperti manusia. Saya kerja serabutan, yang penting menghasilkan uang," ucapnya.
Baginya, memelihara dan merawat hewan-hewan liar itu harus dengan ikhlas, sabar tanpa mengeluh, meski yang dirawat itu dianggap najis oleh umat Islam.
"Saya merasa rezeki yang didapat selama ini dari binatang yang sudah saya tolong, mereka mendoakan saya meski tidak dengan cara bahasa manusia. Saya yakin Tuhan itu adil," tegas pencinta hewan yang mengaku masih lajang ini.
Sebuah pengalaman didapat saat dirinya menolong anjing yang akan disembelih dan dimasak oleh warga. Saat itu hatinya tergerak untuk menyelamatkan hewan tersebut, namun apa daya saat itu dia tak memiliki uang dan terpaksa harus menggadaikan cincin pemberian orang tuanya.
"Saya punya pengalaman menolong anjing, hewan ini saya kasih nama Dablang Gombel. Nah si Dablang ini dulunya saat pertama kali ditemukan udah mau dipotong, mau dimasak oleh warga sekitar. Saya yang melihat tidak tega dan mau nebus anjing itu biar nggak dibunuh. Waktu itu saya enggak punya uang, cuma punya cincin ibu saya, terpaksa saya gadaikan saja Rp 225,000 buat nebus anjing itu," cerita Desy.
Semenjak itu, persahabatan Desy dengan si Dablang gombel ini semakin erat seperti layaknya ikatan persahabatan manusia. Bahkan kesetiaan hewan itu terasa saat dirinya sedang beraktivitas selalu dikawal oleh Dablang.
"Anjing ini saya rawat di kosan. Nah si Dablang ini setia bangat dengan saya, ke mana-mana saya dianterin. Saya mau tidur pun dia nganterin," ungkapnya.
Di singgung soal norma agama yang melarang umat muslim memelihara anjing karena dianggap najis, Desy menegaskan hal itu menjadi ranah pribadi dan tidak mau dikaitkan dengan agama.
"Ini urusan saya dengan anjing, di luar agama, di luar keyakinan. Saya ke mana-mana bawa baju salinan, setelah saya ngasih makan anjing saya langsung ganti pakaian," tukasnya.
Baginya, dalam melakukan kebaikan itu banyak caranya. Dan kebaikan itu tidak terhalang dengan aturan agama termasuk merawat dan memberikan makan kepada puluhan anjing liar yang ada di Sekopang, Lombok Tengah.
"Semua binatang saya cinta, bukan hanya anjing saja. Kebetulan di wilayah banyak anjing liar, ya saya rawat. Dan saya ini nggak tega bunuh binatang, kecuali nyamuk. Itu pun kalau digigit ya terpaksa,"kata dia.
Desy mengaku sempat ditawari oleh komunitas pencinta binatang untuk begabung, namun dia menolak karena dianggap tidak sesuai dengan kenyataan yang dinilai malah mengeksploitasi bintang.
"Sempat ada yang nawarin gabung di komunitas pencinta binatang, tapi malah dijual belikan. Ya saya enggak mau seperti itu," tegasnya.
Banyak sekali orang yang menilai dirinya cari sensasi dan dianggap sok pahlawan, bahkan ada yang menganggap dirinya sudah gila lantaran harus memberi makan puluhan hewan liar termasuk anjing yang ada di lingkungannya itu, sedangkan dia saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari harus bekerja serabutan.
"Biarlah orang ngomong apa saja, ini kan urusan saya dengan Tuhan. Keluarga saya muslim semua dukung saya berbuat kebaikan meski dengan cara berbeda yakni memberi makan hewan liar, termasuk anjing," tutupnya.
Baca juga:
Wanita berhijab jawab kritik gara-gara beri makan anjing
Hijaber Desy setiap hari keliling kampung beri makan anjing
Hijaber Desy sudah kenyang makian gara-gara merawat puluhan anjing
Hijaber Desy butuh dana operasi anjing patah kaki usai diamuk warga
Hijaber Desy gadaikan cincin ibu demi menolong nyawa seekor anjing