Mengunjungi rumah bergonjong tua, saksi sejarah percetakan Oeang RI
Sebuah monumen peninggalan sejarah di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat adalah tempat percetakan uang yang pernah digunakan di Indonesia antara tahun 1945-1949. Pusat percetakan uang ini bertempat di salah satu rumah bergonjong yang berusia puluhan tahun di Koto Pulai, Nagari Kambang Timur, Kecamatan Lengayang.
Sebuah monumen peninggalan sejarah di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat adalah tempat percetakan uang yang pernah digunakan di Indonesia antara tahun 1945-1949. Pusat percetakan uang ini, bertempat di salah satu rumah bergonjong yang berusia puluhan tahun di Koto Pulai, Nagari Kambang Timur, Kecamatan Lengayang.
Rumah bergonjong tua ini terlihat seperti tidak terawat lagi. Bangunannya memiliki ukuran 10 meter persegi yang ditupang 20 penyangga tiang kayu di sekitaran lingkungan rumah warga di daerah itu saat ini.
-
Bagaimana para peneliti mencari jejak sejarah Kerajaan Panai? Pencarian Jejak Sejarah Dalam mencari jejak sejarah Kerajaan Panai, para peneliti terus berusaha mencarinya. Kesulitan yang dihadapi para peneliti masih terkait keberadaan lokasi persisnya.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana cara sejarawan menentukan kebenaran sebuah peristiwa sejarah? Sejarah menggunakan metode ilmiah dan analisis kritis untuk menilai keandalan sumber dan menyusun narasi yang berdasarkan bukti.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
-
Apa saja peninggalan sejarah yang ditemukan di situs Marroquíes Bajos? Situs ini seluas 75 hektar, di mana terdapat sisa-sisa dari periode Kalkolitik hingga Iberia, Romawi, Visigoth, dan Islam.
-
Apa yang dilakukan seniman AI itu pada tokoh-tokoh sejarah? Gambar-gambar tersebut menunjukkan Mahatma Gandhi dalam avatar berotot, Albert Einstein dengan tubuh kekar, dan Rabindranath Tagore memamerkan fisik berototnya.
Konon, rumah bergonjong yang diketahui tempat percetakan uang Republik Indonesia ini dibangun sejak 1928 silam. Dengan kondisi tidak terawat lagi, hanya tinggal dalam keadaan kosong meski tempat itu merupakan salah satu peninggalan sejarah yang ada di Kampung Koto Pulai.
"Memang terlihat seperti rumah tua kosong saja. Sebab untuk saat ini tidak ada adalagi sisa dokumen atau benda-benda lain yang tersisa di rumah ini," sebut Gendril salah seorang pribumi Kampung Koto Pulai sekaligus pemerhati kampungnya dan Kepala KUA di Lengayang pada Merdeka.com.
Dari cerita yang didapat Merdeka.com, rumah tua bergonjong ini merupakan salah satu percetakan uang yang bernama Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) dengan nilai tukar Rp 25 dan Rp 50 kala itu. Tidak ada data secara pasti menyebut, kala itu uang ini dikatakan sebagai nilai tukar untuk membiayai para pejuang guna mempertahankan daerah dari jajahan Belanda.
"Benar, ceritanya memang seperti itu. Sebab, Kampung Koto Pulai juga dijadikan sebagai tempat pengusian masa itu dari kejaran Belanda dan pertahanan daerah," terangnya.
Menurut Gendril, secara topografis Koto Pulai berada di tengah kawasan hutan dan berhubungan langsung dengan hutan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Memang agak pelosok, berjarak sekitar 18 kilometer dari pusat Kecamatan Lengayang.
Rumah Bergonjong Tua ©2017 Merdeka.com/ER ChaniaDijelaskan, antara 1945-1949 kabupaten Pesisir Selatan-Kerinci atau sebelum dimekarkan saat itu dipimpin Bupati Militer Aminuddin St Syarif. Ketika itu, Koto Pulai dipilih sebagai wilayah strategis pertahanan dan lokasi pengungsian para penjajah.
"Namun menurut keterangan, uang yang dicetak di bergonjong itu hanya berlaku di Pesisir Selatan-Kerinci saja. Mungkin, saat itu Rupiah belum tersebar luas," jelasnya.
Gendril saat itu memang tidak bisa menceritakan secara detail. Tetapi, dengan kondisi rumah sejarah yang hanya tinggal seperti rumah tidak berpenghuni itu ia merasa prihatin. Sebab sebagai peninggalan sejarah kemerdekaan yang ada di daerah itu. Rumah itu, tidak pernah dirawat dan diperhatikan pemerintah lagi.
"Tidak hanya percetakan uang saja. Dari sejarah yang saya dapat rumah ini juga menjadi tempat pengungsian dari penjajah ketika itu. Apalagi, untuk menyelamatkan diri dari tawanan Belanda," terangnya.
Wali Nagari Kambang Timur Sondri KS berharap, peninggalan perjuangan di daerah itu bisa mendapat perhatian pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Sebab, dengan adanya peninggalan sejarah tersebut menjadi jejak tentang sejarah yang ada di kampung itu.
"Kami berharap peninggalan ini tetap selalu terjaga. Sebab, setiap peninggalan sejarah harus bisa diketahui dari masa ke masa. Tanda bukti, bahwa perjuangan kemerdekaan itu ada," pungkasnya.
(mdk/bal)