Misteri Luka Lebam dan Kejanggalan Kematian Pencuri Kambing usai Ditangkap Polisi
Duka mendalam dialami keluarga FR (42). Pria tersebut tewas setelah ditangkap anggota Polda Lampung dan Polres Lampung Utara. Kematiannya menyisakan kejanggalan oleh pihak keluarga dan diyakini mendapat perlakuan kasar oleh polisi.
Duka mendalam dialami keluarga FR (42). Pria tersebut tewas setelah ditangkap anggota Polda Lampung dan Polres Lampung Utara. Kematiannya menyisakan kejanggalan oleh pihak keluarga dan diyakini mendapat perlakuan kasar oleh polisi.
FR merupakan warga Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Dia ditangkap tanpa perlawanan oleh tim gabungan di rumahnya, Kamis (26/1) sore. Dia dinyatakan meninggal dunia di Kotabumi, Lampung, Jumat (27/1) siang.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Viral Trotoar di Ponorogo Ini Ternyata Nisan Makam Tokoh Penting Belanda, Ini Sosoknya Kematiannya pun sempat jadi bahan pemberitaan di masanya. Namun sayang jirat makamnya justru jadi trotoar di Ponorogo Jalan Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak viral.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
Jenazah tiba di rumah duka malam harinya. Keesokan harinya, Sabtu (28/1) siang, jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanjung Raja, Ogan Ilir.
Keponakan almarhum, UL, mengaku tak menyangka pamannya pulang sudah dalam meninggal dunia setelah sehari sebelumnya ditangkap polisi. Saat jenazah tiba di rumah, keluarga menanyakan hasil visum dan surat keterangan penyerahan jenazah, namun dua sopir ambulan yang mengantar mengaku tak tahu.
"Yang mengantar hanya sopir ambulans, tidak ada polisi yang mendampingi, padahal mereka yang menangkap paman saya di rumah. Anehnya, tidak ada surat keterangan apapun," ungkap UL, Selasa (31/1).
Untuk mengetahui penyebab kematian FR, keluarga meminta sopir ambulans itu menghubungi Polda Lampung atau Polres Lampung Utara. Namun, orang yang dimaksud tidak bisa menjelaskan sehingga membuat keluarga semakin menaruh kecurigaan.
"Kami tidak puas dengan jawabannya, tiap ditanya berbelit-belit. Dari gaya bahasanya yang ditelepon itu polisi," ujarnya.
Kecurigaan terjadi sesuatu yang janggal semakin besar ketika keluarga membuka kantung jenazah. Wajah FR penuh dengan luka lebam.
Tangis histeris tak terelakkan dari istri, anak, dan keluarganya. Luka lebam itu ternyata terdapat di hampir seluruh tubuhnya, ada juga beberapa bagian tubuh patah, bahkan terdapat bekas luka sundutan rokok.
"Luka di kening memar, hidung patah, bibir luka, luka memar di telinga, di badan banyak luka seperti disundut rokok. Pergelangan kaki kanan dan kiri patah, lutut kanan patah, ada juga beberapa luka gosong di betis seperti bekas ditembak," terangnya.
Keluarga pun menyesalkan sikap Polda Lampung dan Polres Lampung Utara yang melakukan penegakan hukum secara tak prosedural dan tak menghargai keluarga. Keluarga meyakini FR tewas akibat dianiaya polisi.
"Orang ditangkap itu kan ada prosesnya, diperiksa, disidang. Ini belum 1×24 jam sudah dinyatakan meninggal. Berarti waktu perjalanan dari Indralaya ke Lampung, paman saya disiksa," kata dia.
UL menjelaskan, polisi berpakaian preman saat melakukan penangkapan menyebut FR terlibat dalam kasus perampokan di Lampung Utara. Parahnya, beberapa polisi meneriakkan kata tembak di hadapan keluarga dan tetangga saat penangkapan dilakukan.
"Polisi bilang 'tembak mati saja', ngomong begitu mereka. Banyak saksinya, tetangga pada ramai waktu itu," ujarnya.
Keluarga tidak masalah FR dituduh melakukan pencurian. Namun untuk melukai bahkan membunuh, bukan watak FR.
"Tidak mungkin paman saya sampai membunuh, kalau mencuri mungkin saja," kata dia.
Kini, keluarga berharap keadilan atas nasib yang dialami FR. Mereka berencana mengadukan masalah ini namun terlebih dahulu berkonsultasi dengan Polda Sumsel terkait mekanisme permohonan surat visum dari Polda Lampung.
"Pasti dilanjutkan, kami ingin minta surat visum dulu biar tahu penyebab kematian paman saya," ujarnya.
Kapolres Lampung Utara AKBP Kurniawan Ismail menjelaskan, FR mencoba melawan petugas saat polisi melakukan pengembangan. Dia sudah beberapa kali diberikan tembakan peringatan, namun tak digubris sehingga polisi memberikan tindakan tegas dan terukur. FR tewas dalam perawatan di rumah sakit.
"Pelaku melakukan perlawanan saat kami lakukan pengembangan," jelasnya.
Dia mengatakan, FR merupakan anggota sindikat bersenjata api dan senjata tajam yang telah melakukan aksi curas di beberapa wilayah di Lampung Utara, seperti di Kecamatan Abung Semuli, Abung Timur, dan Abung Tengah.
Terakhir, FR terlibat dalam pencurian ternak kambing di Abung Semuli dan melakukan penganiayaan terhadap pemilik hingga tewas. Polisi melakukan penyelidikan dan mengungkap salah satu pelaku adalah FR.
"Kami kumpulkan barang bukti dan penyelidikan selama seminggu, dari situ kami ketahui keberadaan pelaku di Indralaya. Ada sejumlah pelaku lagi yang buron," pungkasnya.
(mdk/cob)