Moeldoko Peringati Sumpah Pemuda: Jangan Malu Kalau Tidak Ikut Unjuk Rasa
Dia menilai para pemuda saat ini sudah paham isi UU Cipta Kerja. Moeldoko juga berharap para pemuda tidak terprovokasi hasutan pihak yang kurang mengetahui UU Cipta Kerja.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta agar para pemuda tidak menjadikan UU Cipta Kerja sebagai paradoks. Sebab apa yang dituju dari aturan yang tertuang di dalamnya adalah baik.
"Pemerintah mencoba membuka peluang melalui UU Cipta Kerja. Tetapi anak-anak muda, calon tenaga kerja baru malah menolaknya. Tetapi saya melihat itu hanya sebagian kecil," kata Moeldoko dalam keterangan pers, Rabu (28/10).
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Di mana Universitas Terbuka menjangkau calon mahasiswa? Salah satunya kami mengikuti acara KLBB yang digelar selama dua hari ini.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Mengapa Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Filsafat UGM memanggil mahasiswa tersebut? Pemanggilan ini disebut Iva untuk melakukan konfirmasi dan meminta keterangan. "Kami tahu dari media sosial. Ini kita menemui yang bersangkutan. Kita ajak bicara, kita ajak diskusi untuk menggali seperti apa yang sebenarnya terjadi," kata Iva saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa saja mahasiswa UGM yang melakukan penelitian di Kasepuhan Ciptagelar? Keunikan pemanfaatan teknologi pada masyarakat Ciptagelar menarik lima mahasiswa UGM, Dimas Aji Saputra (Filsafat), Berliana Intan Maharani (Sosiologi), Ilham Pahlawi (Antropologi), Gita Dewi Aprilia (Psikologi), dan Masiroh (Ilmu Komunikasi) untuk mengadakan penelitian di desa tersebut.
Dia menilai para pemuda saat ini sudah paham isi UU Cipta Kerja. Moeldoko juga berharap para pemuda tidak terprovokasi hasutan pihak yang kurang mengetahui UU Cipta Kerja.
"Terpenting lagi, jangan lagi ada yang malu kalau tidak ikut unjuk rasa, Mulailah berani mengambil keputusan bahwa apa yang kita lakukan harus kita pahami tujuannya. Harusnya malu kalau berunjuk rasa tapi tidak paham tujuannya," ungkap Moeldoko.
Dia mengatakan peran pemuda perlu untuk mengubah sejarah bangsa. Namun tidak perlu dilakukan dengan melakukan aksi unjuk rasa yang anarkis.
"Tapi perlu saya ingatkan adanya pendemo yang sangat buruk : 'biar keliru asal heroik'. Saya menghargai anak muda yang memiliki karakter kuat. Itu modal bagi bangsa untuk selalu optimis," ungkap Moeldoko.
"Pembelajaran politik yang benar bagi anak muda sangat penting. Kalau tidak, malah jadi repot, karena anak anak akan menjadi instrumen kekerasan," tambah Moeldoko.
Moeldoko juga berharap orang tua hingga guru tidak abai. Sebab hal tersebut dapat menjerumuskan mereka.
"Saya dulu waktu kecil juga dikenal nakal. Tetapi nakal saya ternyata mendukung untuk menjadi seorang prajurit," ungkap Moeldoko.
Baca juga:
Pemprov DKI Angkat Tema Hari Sumpah Pemuda 2020: Bersatu dan Bangkit
Mendikbud Nadiem Puji Kontribusi Para Pemuda Ikut Perangi Covid-19 di Tanah Air
Jokowi: Sumpah Pemuda Menyatukan Persaingan dan Perbedaan
Sumpah Pemuda Dalam Aksi Buruh Menolak Omnibus Law
Mengenal Sanusi Pane, Tokoh Pelopor Lahirnya Bahasa Indonesia yang Terlupakan
Ketua KPK Peringati Sumpah Pemuda: Perlu Satu Bahasa Antikorupsi