Monyet liar di kawasan Kampus Unika Semarang boleh diburu
Kawanan monyet liar yang masuk ke permukiman dan kawasan kampus Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang boleh dibunuh, jika mengancam keselamatan warga. Monyet yang berasal dari kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo tersebut tidak masuk dalam binatang lindung.
Kawanan monyet liar yang masuk ke permukiman dan kawasan kampus Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang boleh dibunuh, jika mengancam keselamatan warga. Monyet yang berasal dari kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo tersebut tidak masuk dalam binatang lindung.
Kepala BKSDA Jawa Tengah, Suharman mengatakan, sesuai PP Nomor 8 Tahun 2015 monyet diperbolehkan untuk dibunuh. "Monyet itu bukan termasuk hewan yang dilindungi, tidak ada kaitan hukum sama sekali yang mengatur soal ekosistem monyet ekor panjang. Monyet yang mengganggu warga boleh ditembak," ungkap Suharman saat ditemui di kantornya Jalan Suratmo, Manyaran, Selasa (3/4).
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
-
Bagaimana hewan liar bisa dipisahkan dari induknya untuk jadi peliharaan? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan.
-
Mengapa warga Sampangan panik dengan kucing liar? Warga menduga bahwa kucing liar itu terkena rabies.
-
Dimana hewan liar yang dipelihara seringkali diambil dari habitat aslinya? Menangkap satu spesies hewan liar dari habitatnya juga mempengaruhi seluruh ekosistem asli, berisiko menyebabkan ketidakseimbangan antara predator, mangsa, dan hubungan simbiotik.
Menurutnya membunuh monyet hanya menjadi masalah etika, karena yang berkembang di tengah masyarakat monyet punya karakter mirip dengan manusia.
"Jadi sama seperti kasus orang menembak kucing di Yogyakarta. Itu juga tidak ada masalah dari sisi hukum. Karena jika membahayakan keselamatan manusia, memang bisa dibinasakan," paparnya. Meski begitu, Suharman mengaku belum ada laporan terkait serangan monyet di Semarang.
Dikatakan, BKSDA pekan depan akan menggelar pertemuan dengan para pecinta hewan, dinas-dinas terkait dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membahas penanganan serangan monyet yang terjadi hampir merata di seluruh Indonesia.
"Mengingat semua daerah belakangan ini muncul gangguan yang diakibatkan kawanan monyet di rumah-rumah warga. Maka kami akan menyikapi hal ini setelah menggelar pertemuan dengan stakeholder terkait pekan depan," jelasnya.
Tarsisius Suharyono, Kepala Resort Konservasi Wilayah Semarang menyarankan kepada warganya agar jangan lagi memberi makan kepada monyet yang turun gunung. Menurutnya, seekor monyet jantan sehari bisa kawin sampai 30 kali.
"Bisa dibayangkan kalau mereka diberi makan terus. Habitatnya tentu meningkat pesat dan bisa membentuk koloni baru," ujarnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu belakangan kawanan kera mulai masuk ke permukiman warga di sekitar HutaTinjomoyo. Mereka diduga kehabisan bahan makanan.
Baca juga:
Kehabisan makanan, kera ekor panjang Tinjomoyo masuk permukiman dan kampus Unika
Mendebarkan, citah liar di Tanzania ini tiba-tiba masuk mobil
4 Pemburu beruang madu di Indragiri Hilir ditangkap polisi
Terlihat biasa saja, hewan-hewan ini harganya selangit
BKSDA Aceh gagalkan penjualan dua kukang lewat media sosial
4 Ular berbisa dan mematikan, 1 ada di Indonesia