MUI Minta Gus Miftah Bertaubat Usai Hina Penjual Es Teh Saat Kajian
Anwar Abbas meminta kepada penceramah atau dai yang telanjur melanggar ketentuan Allah SWT untuk bertaubat.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyatakan bahwa Islam menyuruh umatnya untuk saling menghormati dan menjauhkan diri dari segala perbuatan tercela.
"Ajaran Islam menyuruh kita untuk hormat menghormati dan menjauhkan diri kita dari perbuatan cela mencela," ujar Anwar Abbas saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (4/12).
- Tampang Tahanan yang Kabur dari Rutan Makassar Usai Rusak Besi
- Pujian Menag Yaqut untuk Anggota Pansus Haji: Marwan Ja'far Sahabat Dekat, Saya Timses Beliau
- Usai Salat Dhuha Penjual Es Krim ini Kaget Ada Pembeli Satu Porsi Rp500 Ribu 'Terima Kasih ya Allah'
- Bukan Barang Mewah, Ini Permintaan Rafathar saat Ulang Tahun ke-8
Hal itu disampaikan Anwar Abbas menanggapi ucapan Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah kepada penjual es keliling yang viral di media sosial.
Sebelumnya viral di media sosial soal ucapan Gus Miftah saat mengisi suatu pengajian di Magelang, Jawa Tengah. Ucapan tersebut dinilai sebagian besar masyarakat telah melecehkan penjual es teh.
Bahkan, di media sosial X dan Instagram, masyarakat mengecam ucapan Miftah karena dinilai tidak mencerminkan seorang penceramah atau dai yang semestinya memberikan kesejukan.
Anwar Abbas meminta kepada penceramah atau dai yang telanjur melanggar ketentuan Allah SWT untuk bertaubat dan meminta maaf kepada penjual es teh. Sikap taubat, kata Anwar, merupakan perbuatan mulia.
"Jangan malu untuk meminta maaf karena meminta maaf itu juga sebuah perbuatan yang mulia," ujarnya, dikutip dari Antara.
Gus Miftah Jadi Utusan Khusus Presiden
Gus Miftah ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di Kabinet Merah Putih.
Pada 15 November 2024 lalu, Gus Miftah mengatakan, ingin menjadikan Indonesia sebagai teladan toleransi dan kerukunan di kancah internasional.
"Pemerintah memiliki komitmen menjadi teladan toleransi dan kerukunan di kancah internasional," ujar dia.
Gus Miftah juga mengatakan bahwa program, kursus, dan pelatihan akan diadakan untuk melatih individu-individu agar mampu berkontribusi dalam mengatasi masalah-masalah intoleransi.
Komitmen seperti ini, lanjut dia, juga ditujukan untuk meningkatkan daya saing negara di tingkat global.