Nestapa Hotel di Solo, Merugi Miliaran Rupiah Akibat Pandemi Corona
Sektor pariwisata khususnya perhotelan menjadi salah satu yang paling terkena imbasnya sejak pandemi Covid-19. Kondisi tersebut dirasakan hotel-hotel di Solo, semenjak status KLB (kejadian luar biasa) diberlakukan 23 Maret lalu.
Sektor pariwisata khususnya perhotelan menjadi salah satu yang paling terkena imbasnya sejak pandemi Covid-19. Kondisi tersebut dirasakan hotel-hotel di Solo, semenjak status KLB (kejadian luar biasa) diberlakukan 23 Maret lalu.
Hotel-hotel di Solo dan sekitarnya diperkirakan merugi sekitar Rp 800 juta hingga Rp 5 miliar lebih per bulannya. Besaran kerugian tergantung dari level bintang hotel tersebut. Makin tinggi level bintangnya, makin besar jumlah kerugiannya.
-
Kapan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
-
Kapan Siantar Hotel diresmikan? Mengutip dari beberapa sumber, Siantar Hotel dulunya diresmikan pada 1 Februari 1915.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Di mana Rawon Iga Hotel Majapahit berada? Pengalaman seru jurnalis SCTV mencicipi Rawon Iga Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan, Kota Surabaya, Jawa Timur
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Kapan Hotel Du Pavillon diresmikan? Peresmian hotel baru Du Pavillon itu diwarnai dengan pertunjukkan sebuah grup opera dari Italia dan dihadiri para pejabat tinggi pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Pernyataan tersebut dikemukakan Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A Srestho. Dengan kondisi tersebut, banyak hotel berbintang di Solo yang tutup dan merumahkan para karyawannya.
"Sampai sekarang ini jumlah hotel yang sudah berhenti beroperasi atau tutup sementara masih 10 hotel. Akhir Mei nanti mungkin akan ada perkembangan lagi," ujar Sistho, Kamis (14/5).
Menurut dia, ada sejumlah hotel yang masih bertahan. Mereka memanfaatkan peluang work from home atau karantina mandiri dengan menawarkan paket long stay. Namun, dikatakannya, paket tersebut belum banyak berdampak pada okupansi hotel. Menurut dia, banyak hotel masih bergantung pada walk in guest dan pemesanan tamu melalui online travel agent (OTA).
Sistho menyebut, mayoritas masyarakat saat lebih memilih melakukan karantina mandiri atau bekerja dari rumah masing-masing. Selain itu, mahalnya biaya juga menjadi pertimbangan, apalagi tingkat pendapatan masyarakat menurun.
"Mereka lebih menahan untuk melakukan pengeluaran dan memilih di rumah masing-masing," katanya.
Paket long stay tersebut, dikatakan Sistho, merupakan bentuk inovasi layanan hotel untuk mendongkrak pemasukan hotel dari sisi kamar. Sementara dari sisi food and beverage, hotel membuat paket makan. Di antaranya dengan layanan antar, paket berbuka puasa dan lainnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta mencatat, selama pandemi corona terutama bulan Maret, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Solo sebesar 31,09 persen. Angka tersebut turun 23,05 poin dibanding TPK pada Februari 2020 sebesar 54,14 persen.
"Untuk Rata-rata Lama Menginap (RLM) seluruh tamu hotel bintang pada Maret 2020 tercatat sebesar 1,50 hari. Naik 0,09 poin dibandingkan Februari 2020 sebesar 1,41 hari," Kepala BPS Kota Surakarta, Totok Tavirijanto.
Baca juga:
Rugi Miliaran Rupiah, Pengusaha Hotel di Jateng Tak Mampu Bayar THR Karyawan
Hotel di Uruguay Ini Dibentuk dengan Tangan Selama 36 Tahun
Mayoritas Pengusaha Hotel Tak Sanggup Bayar THR Karyawan
Hotel Mewah Ini Disulap Jadi Tempat Tinggal Tenaga Medis
Di Tengah Corona, Hotel di Papua Barat Catat Tingkat Keterisian Maret Tertinggi
Pemkot Surabaya Siapkan Hotel Khusus untuk Isolasi Mandiri, Ketahui Faktanya