Orang-orang ini selamat setelah 16 hari hingga 16 bulan mengapung di laut
Saat mengalami kecelakaan di tengah laut atau di perairan yang cukup luas, hal pertama yang dilakukan adalah berusaha menyelamatkan diri. Namun banyak juga yang tidak selamat karena tenggelam.
Saat mengalami kecelakaan di tengah laut atau di perairan yang cukup luas, hal pertama yang dilakukan adalah berusaha menyelamatkan diri. Namun banyak juga yang tidak selamat karena tenggelam.
Tetapi ada juga keajaiban. Mereka yang terjebak, terapung di tengah laut masih bisa selamat dengan bertahan hidup. Seperti dikutip merdeka.com dari berbagai sumber, berikut orang-orang yang bertahan hidup di tengah laut:
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
Selama 16 bulan bertahan hidup di Samudera Pasifik
Seorang pria bersama kapal rusaknya terdampar di sebuah atol laut Pasifik terpencil selama 16 bulan. Posisi tepatnya sekitar 12.500 kilometer dari Meksiko. Pria tersebut ditemukan oleh dua penduduk setempat yang sedang melakukan penelitian. Saat ditemukan dalam keadaan sehat.
Selama terdampar, pria tersebut bertahan hidup dengan memakan kura-kura, burung ikan, dan minum darah penyu ketika tidak ada hujan.
Pria tersebut hanya mengenakan sepasang celana compang-camping, dan mengaku meninggalkan Meksiko untuk berlayar El Salvador pada bulan September 2012 dengan seorang temannya yang meninggal di laut beberapa bulan lalu.
Mengapung di tengah Danau Toba
Seorang pria selamat dari kecelakaan helikopter di Danau Toba. Fransiskus Subihardayan, selamat dari kecelakaan tersebut setelah bertahan hidup selama tiga hari, hingga akhirnya ditemukan tim SAR. Frans memang pernah melakukan pelatihan bertahan hidup saat sekolah.
Untuk bisa bertahan hidup, Frans berusaha tetap tenang dan tetap mengapung. Setelah itu, dia berenang ke arah barat dan mengambil eceng gondok sebanyak-banyaknya untuk dimasukkan ke dalam bajunya. Fungsinya, agar dia tetap mengapung.
Sebelumnya, Helikopter EC-130 PK-BKA milik PT Penerbangan Angkasa Semesta yang mengangkut 5 orang, hilang kontak dalam penerbangan dari Samosir menuju Bandara Kualanamu, Minggu 11 Oktober 2015. Dalam kejadian ini, baru satu orang yang diketahui selamat, yaitu Frans.
Mengapung 16 hari di Samudera Atlantik
Seorang pria bertahan selama 16 hari mengapung di Samudera Atlantik. Pria bernama Samuel Moss Jr (23) berlayar dari Pulau Bahama Bimini ke Nassau sejak 13 Januari 2018. Namun kapal yang dia tumpangi kehabisan bahan bakar saat mencoba melawan gelombang besar.
Untuk bisa bertahan hidup selama terdampar di tengah laut, Samuel hanya mengandalkan keripik jagung, kue kering dan air mineral selama 12 hari. Lalu sisanya, dia tak bisa memakan apapun karena kapalnya menghantam ombak setinggi 40 kaki. Makanannya tersapu bersih oleh ombak tersebut.
Beruntung, dia ditemukan oleh seorang pelayar di sekitar 10 mil di lepas pantai West Palm Beach, Florida, Amerika Serikat. "Dia ditemukan dengan arah yang berbeda saat dia pergi," kata manajer operasi di Asosiasi Penyelamatan Laut Bahama Bahama, Chris Lloyd.
Nelayan terombang-ambing di tengah laut selama tiga hari
Empat nelayan mengapung selama tiga hari di lautan lepas di sekitar Perairan Raas. Perahu yang mereka tumpangi untuk mencari ikan ditabrak kapal yang cukup besar, Sabtu, 5 September 2015. Setelah kapal ditabrak, perahu milik nelayan asal Bancamara itu pecah dan tenggelam. Keempat nelayan ini selamat setelah ditolong awak kapal asing yang sudah berkomunikasi dengan Basarnas Jakarta.
Selama bertahan hidup, keempat nelayan tersebut hanya mengkonsumsi mi instan mentah dan bubuk kopi. Mereka juga memanfaatkan boks ikan untuk bisa mengapung.
Mengapung 117 hari di laut
Marilyn dan Maurice kehilangan 20 kilogram berat badan akibat 117 hari hilang di lautan. Saat itu, keduanya membuat perjalanan melalui Terusan Panama. Namun nahas, kapal mereka disambar ikan paus ganas yang membuat lubang besar di sisi lambung, dan memutuskan menyelamatkan diri menggunakan rakit dengan beberapa kaleng makanan, kompor minyak kecil, peta, kompas, wadah air, pisau, mug plastik, paspor, dan beberapa kebutuhan lainnya.
Selama bertahan hidup, mereka makan makanan kaleng, makan penyu, burung laut, ikan bahkan hiu. Mereka juga minum air hujan. Pada 30 Juni 1973, penderitaan mereka berakhir, ketika sebuah kapal nelayan Korea menemukan mereka di tengah laut.
Saat ditemukan, kondisi mereka semakin kurus. Mereka kehilangan lebih dari 20 kilogram berat badan dan kelumpuhan otot ringan, setelah hanyut lebih dari 2400 kilometer dan 117 hari.
(mdk/did)