Pamer Rejeki di Medsos, Pengusaha Dirampok Karyawan Sendiri
Keenam pelaku dalam menjalankan aksinya menutup mukanya dengan sarung ala ninja. Sehingga korban tidak mengetahui wajah pelaku perampokan. Mereka juga menggunakan sebilah pisau untuk mengancam korbannya.
Tim Cobra Polres Lumajang bersama dengan Polsek Gucialit, membekuk pencuri dengan korban seorang pengusaha muda bernama Tiananto (24 tahun), yang tinggal di Desa Kenongo, Kecamatan Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.
"Anggota kami berhasil membekuk 4 orang pelaku pencurian dengan ancaman kekerasan. Sedangkan dua orang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban, saat dikonfirmasi merdeka.com pada Kamis (17/10) petang.
-
Kapan Adipati Lumajang meninggal? Adipati Lumajang, (Putra/Cucu Suropati), meninggal dilereng selatan Gunung Semeru pada tahun 1767.
-
Bagaimana jalannya Perang Cumbok? Konflik kedua belah pihak pun pecah di wilayah Pidie sejak awal bulan Desember 1945. Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kapan razia di Lumajang dilakukan? Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Lumajang, Jawa Timur, merazia sejumlah penginapan dan kos-kosan pada Kamis (4/4) sore.
4 Tersangka yang dibekuk masing-masing adalah Johan Andri (26 th), Harjo (27 th), Ridi (35 th), Izroil Nurrohman (29 th). Adapun dua orang pelaku yang masih buron bernama Doni dan Rohim. "Mereka semua adalah warga desa setempat," lanjut Arsal.
Peristiwa perampokan tersebut terjadi pada 1 Oktober 2019 lalu. Keenam pelaku dalam menjalankan aksinya menutup mukanya dengan sarung ala ninja. Sehingga korban tidak mengetahui wajah pelaku perampokan. Mereka juga menggunakan sebilah pisau untuk mengancam korbannya.
Mereka berbagi peran dalam menjalankan aksinya. Awalnya, para pelaku pada malam hari mengetuk pintu dan memanggil korban dari luar rumah.
"Setelah korban keluar, 4 orang pelaku masuk ke dalam rumah korban. Sedangkan 2 orang berjaga di luar," katanya.
Para pelaku, lanjut Arsal, kemudian meminta uang serta mengancam korban dengan pisau. Jika berteriak, pelaku mengancam akan menyembelih korban. Karena korban pasrah, pelaku dengan leluasa mengambil uang sebesar Rp31 juta yang ada di lemari baju di dalam kamar dan kabur melalui pintu depan.
Setelah ditelusuri, belakangan terungkap, bahwa keenam pelaku merupakan karyawan korban sendiri. "Korban baru mengetahui kalau yang merampok adalah karyawannya sendiri saat pelaku sudah kami tangkap," imbuh Kapolsek Gucialit Iptu Rudi Isyanto yang mendampingi Arsal saat memberi keterangan kepada awak media.
Dalam penyelidikan kemudian terungkap, keenam pelaku melancarkan aksinya setelah mengetahui melalui media sosial, bahwa korban baru saja mendapat uang dalam jumlah yang cukup banyak.
"Para pelaku melihat dari postingan di akun Facebook milik korban sendiri. Dari situ timbul niat dari para tersangka untuk merampok korban," papar Rudi.
Baca juga:
Sakit Hati dengan Bos, Sopir Bobol Brankas Perusahaan Berisi Rp78 Juta
Tiga Perampok di Tempat Steam Bekasi Dibekuk, 1 Masih di Bawah Umur
Perampok Sekap Ibu Rumah Tangga di Bekasi, Bawa Kabur Duit Rp50 Juta
Tergiur Uang Rp47,5 Juta, Karyawan Toko HP Rekayasa Perampokan
Otak Perampokan Sopir Truk di Tol Balaraja Timur Berhasil Ditangkap
Aksi Berani Sopir Truk Kejar & Tabrak Mobil Perampok Hingga Kabur Terbirit-birit