Panggung Debat Panas Nina Agustina vs Lucky Hakim, Saling Serang Sampai Sindir ‘Bupati Bukan Raja’
Perseteruan panas Nina Agustina dan Lucky Hakim mulai terlihat pada Jumat (1/11).
Pilkada Indramayu 2024 berlangsung panas. Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati saling sindir untuk mengambil hati warganya. Terutama pasangan calon Nina Agustina-Tobroni dan Lucky Hakim-Syaefudin.
Pilkada Indramayu kini diikuti tiga pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati. Pertama, Lucky Hakim-Syaefudin. Kedua, Nina Agustina-Tobroni. Terakhir, Bambang Hermanto dan Kasan Basari.
- Membedah Kekuatan Lucky Hakim vs Putri Mantan Kapolri di Pilkada Indramayu
- Panas Debat Pilkada Indramayu, Reaksi Nina Agustina Diserang Lucky Hakim: Dari Tadi Sentimen Pribadi
- Video Nina Agustina Marah-Marah ke Warga Hingga Ngaku Anak Eks Kapolri Da'i Bachtiar, Lucky Hakim Langsung Blak-blakan
- Cabup Nina Agustina Ngamuk Lagi Lewat Warga Malah Salam 2 Jari, sampai Bawa Nama Bapaknya Eks Kapolri
Perseteruan panas Nina Agustina dan Lucky Hakim mulai terlihat pada Jumat (1/11). Saat itu, Nina mengunjungi Desa Tegaltaman, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu. Di desa itu, dia merasa diadang pendukung Lucky Hakim.
Tak terima, Nina mengancam warga untuk diseret ke polisi. Dia juga menyebut-nyebut nama Lucky Hakim. Beberapa hari kemudian, Lucky Hakim menyindir Nina lewat sebuah video. Lucky Hakim meminta Nina bersikap baik kepada rakyat. Sebab, gaji yang diterima Nina sebagai Bupati Indramayu bersumber dari kantong rakyat.
Perseteruan Nina dan Lucky berlanjut pada debat perdana Pilkada Indramayu pada Senin (4/11). Lucky Hakim ‘menyerang’ Nina Agustina bertubi-tubi.
Serangan Lucky Hakim dilancarkan sejak segmen pertama. Lucky Hakim menyindir pengelolaan pemerintahan daerah berbeda dengan kerajaan.
“Bupati bukan raja yang selalu ingin dihormati, dipatuhi dan dilayani oleh rakyatnya. Bupati dan wakil bupati diberikan fasilitas yang mewah, gaji yang cukup besar dari uang rakyat. Karenanya, bupati dan wakil bupati harus memposisikan dirinya sebagai pelayan rakyat,” kata Lucky Hakim.
Sebelum mengakhiri debat perdana, Lucky Hakim kembali menyerang Nina. Dia memanfaatkan pertanyaan Nina soal apa yang akan dilakukannya untuk menjamin kesehatan masyarakat setelah 99,9 persen warga Indramayu tercover BPJS.
Lucky Hakim menjawab dengan membeberkan temuan adanya sekeluarga stunting tinggal tak jauh dari rumah Nina Agustina. Lucky Hakim juga membuka identitas warga tersebut.
"Ibu Anita ini belum tercover BPJS, punya dua anak semuanya stunting. Ini amanat yang harus saya sampaikan. Bu Anita ini rumahnya lima rumah dari rumah Ibu (Nina Agustina) di Krimun," tutur Lucky Hakim sambil menunjukkan foto Anita dan dua anaknya yang terkena stunting.
Menurut Nina, Lucky Hakim tidak bisa menjawab pertanyaannya. Dia menilai, respons Lucky Hakim berisi sentimen pribadi. Nina meminta Lucky Hakim menyelesaikan masalah pribadi di belakang panggung debat.
"Terima kasih Pak Lucky, sepertinya dari tadi sentimen pribadi terus pak, nanti kita selesaikan di belakang saja pak," jawab santai Nina yang disambut riuh dari pendukung paslon.
"Pertanyaan saya adalah program apa sebentar program apa pertanyaan saya ya program apa yang bisa Bapak berikan kepada masyarakat untuk menjamin kesehatan masyarakat yang sudah tercover 99,9% bahwa gratis kalau dokter baru sudah 4.000 lebih. Terima kasih."
Lucky Bongkar Alasan Pecah Kongsi dengan Nina
Dalam debat perdana Pilkada Indramayu, Lucky Hakim juga membongkar alasan dirinya pecah kongsi dengan Nina. Pada 2019, Nina maju Pilkada Indramayu bersama Lucky Hakim. Keduanya menang dan memimpin Indramayu.
Dalam perjalanan, Lucky mendadak mengundurkan diri. Alasan ini diungkap Lucky Hakim saat menjawab pertanyaan dari Calon Bupati Indramayu nomor urut 3, Bambang Hermanto.
"Apa yang sudah dilakukan oleh Mas Lucky Hakim sebagai wabup walaupun hanya satu tahun, bentuk pertanggungjawaban saudara kepada rakyat yang telah memilih saudara di Kabupaten Indramayu," tanya Bambang yang langsung ditanggapi Lucky.
Lucky menjawab, selama menjabat Wakil Bupati Indramayu mendampingi Nina Agustina, dia hanya diberi tugas 3 kali ke luar alias eksternal. Selebihnya, adalah pengawasan internal.
"Sebelum mengundurkan diri, tentu saja saya melakukan tugas fungsi sesuai dengan amanat undang-undang, tugas fungsi pokok wakil bupati adalah membantu Bupati bilamana diperlukan jadi atau diberikan disposisi," jawab Lucky.
Dia menjabarkan, tiga tugas eksternal yang dijalankan sebagai Wabup Indramayu saat itu adalah, bertemu dengan Bupati Bandung, kemudian BP2MI serta menjadi pemimpin upacara di tanggal 17 Agustus 2021.
"Cuma itu 3 tugas saja. Saya mundur memang tidak mendapatkan tugas apapun, seingat saya tiga kali," beber Lucky.
Yang menjadi alasan krusial, Lucky merasa menjadi gabut alias makan gaji buta. Lucky merasa kasihan pada warga Indramayu yang harus memberikan fasilitas mewah kepada Wakil Bupatinya. Sementara Wakil Bupatinya hanya menjalankan tiga tugas dari Bupati.
"Kenapa saya mundur, mungkin karir politik saya bisa menjadi buruk. Mungkin orang bisa menghina saya, mencerca saya, tapi atas nama masyarakat, saya tidak tega melihat orang Indramayu yang begitu menderita boros untuk bawain pejabat yang gaji buta maka saya mundur. Terima kasih," kata Lucky.