Pawang di KuKar ikut disambar saat cari korban diterkam buaya
Di sela ritual yang dilakukan pawang Yani di tengah sungai, diduga dia ikut disambar buaya muara ganas itu. Awalnya dia berenang di permukaan, sambil menepuk-nepuk permukaan air sungai.
Warga Muara Jawa Ulu, kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara dibikin geger dengan hilangnya warga setempat, Arjuna (16), usai disambar buaya. Belakangan, Yani (50) warga Handil, Kutai Kartanegara, seorang pawang buaya yang bermaksud mencari Arjuna, ikut disambar buaya pagi tadi.
Keterangan diperoleh, sejak pagi tadi, warga kembali mencari Arjuna, setelah disambar buaya, Jumat (15/9) sore kemarin, saat mandi di sungai sekitar dermaga tugboat perusahaan tambang batu bara.
"Bapak itu (Yani) pawang, jadi berupaya bantu mencari," kata warga Handil, Firdaus (35), kepada merdeka.com, Sabtu (16/9).
Namun nahas, di sela ritual yang dilakukan Yani di tengah sungai, diduga dia ikut disambar buaya muara ganas itu. Awalnya dia berenang di permukaan, sambil menepuk-nepuk permukaan air sungai.
"Semua warga tadi ramai-ramai lihat pawang di sungai. Dia seperti melakukan ritual buat cari korban (Arjuna)," ujar Firdaus.
"Tapi lama-lama, dia masuk ke dalam air, seperti ada yang menariknya. Sekilas dilihat tadi seperti buaya yang menariknya di bawah permukaan sungai. Pawang itu, tidak terlihat lagi," tambahnya.
Hilangnya Yani, menjadi korban kedua akibat disambar buaya muara. Sampai sore ini, jasad Arjuna dan Yani, masih dicari warga, bersama dengan aparat Polsek Muara Jawa. "Korban sebelumnya saja belum ditemukan, ditambah lagi pawang ini," sebut Firdaus.
Sebelumnya, Kamis (15/9) sore kemarin sekira pukul 16.30 Wita, Arjuna bersama kakaknya, hendak mandi di sungai, di dermaga tugboat, usai bekerja di kebun.
"Korban lalu turun ke sungai. Tidak lama kemudian, terdengar dia sedikit berteriak. Seketika itu, sungai menjadi keruh," kata Kapolsek Muara Jawa AKP Triyanto kepada wartawan.
"Ada 2 saksi melihat korban (Arjuna) tertarik ke dalam sungai. Tidak lama, saksi melihat ada buaya muncul di sungai, dan korban tenggelam bersama buaya itu," terang Triyanto.
Sampai sore ini, sekira pukul 16.00 WITA, kedua korban masih dicari. Warga lebih ekstra hati, agar tidak menjadi keganasan buaya berikutnya.
Baca juga:
Pawang di KuKar ikut disambar saat cari korban diterkam buaya
Jasad wartawan Inggris diterkam buaya di Sri Lanka ditemukan
Jurnalis Inggris diterkam buaya muara saat melancong di Sri Lanka
Warga Sangatta tangkap buaya yang gigit Salabiah hingga luka parah
Mau ke kebun pakai rakit, Susanto tewas diterkam buaya
Heboh jenazah warga diantar buaya dan sajen untuk 'penunggu' sungai
Pengakuan warga yang melihat 3 buaya antarkan jasad Syarifuddin
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kapan Kota Tua Jakarta dibangun? Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Kemudian di tahun 1619, VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta pun dihancurkan. Setahun kemudian, kota baru bernama Batavia dibangun oleh VOC untuk menghormati Batavieren, yaitu leluhur bangsa Belanda.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Dimana letak Kota Tua Jakarta? Di jantung ibu kota Indonesia, tersembunyi sebuah permata sejarah yang tak ternilai—Kota Tua Jakarta.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).