Pedenya pemerintah, polisi & TNI sikat habis sisa kelompok Santoso
Kapolri: Kita lanjutkan (Operasi Tinombala) baik dengan cara penggunaan operasi secara keras dan persuasif.
Tewasnya pentolan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Abu Wardah alias Santoso, tidak serta merta membuat misi satgas Tinombala rampung. Tim gabungan Polri dan TNI ini masih punya PR memburu 19 orang sisa kelompok Santoso yang masih bersembunyi di hutan. Di antara 19 orang itu terdapat kaki tangan Santoso yakni Basri dan Ali Kalora. Ada pula Nurmi Usman alias Oma yang merupakan istri Basri dan juga istri Santoso, Jumiatun Muslim alias Atun alias Bunga alias Umi Delima.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah mengeluarkan instruksi mengejar sisa-sisa gerombolan Santoso. "Sisa-sisa gerombolan harus tetap dikejar," kata Juru Bicara Kepresidenan, Johan Budi Sapto Prabowo dalam pesan singkat yang diterima merdeka.com.
-
Kenapa para tentara salib ini tewas? Menurut sejarah Perang Salib, saat itu Sidon sedang dikepung dan dihancurkan pada tahun 1253 oleh tentara Mamluk dan tahun 1260 oleh bangsa Mongol. Kemungkinan besar para prajurit ini tewas dalam salah satu pertempuran ini.
-
Bagaimana Alwi Fadli tewas? Korban sempat melihat pelaku mengambil senjata tajam jenis badik dari kamar kekasihnya. Kemudian terjadi perkelahian antara pelaku dan korban, namun pelaku berhasil mengambil senjata tajam miliknya dari saku jaketnya dan langsung menikam korban secara berulang kali yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata mantan Kapolresta Palembang ini.
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
-
Kenapa trem di Jakarta dihentikan? Pada 1962, trem benar-benar dipensiunkan di Jakarta. Gerbong-gerbongnya dibiarkan terbengkalai. Demi menghemat anggaran, dan mengalokasikannya untuk bus impor dari Autralia, rel-rel baja dibiarkan dan hanya diuruk menggunakan tanah lalu diaspal. 100 unit awal bus didatangkan pada tahun itu, dan terus ditambah unit-unitnya.
-
Siapa cawapres termuda di Indonesia? Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subianto sementara ini menjadi pemenang Pilpres versi quick count. Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subianto sementara ini menjadi pemenang Pilpres versi quick count. Hal ini membuat Gibran menjadi Wakil Presiden termuda sepanjang sejarah Indonesia.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memutuskan melanjutkan operasi Tinombala untuk menangkap sisa kelompok Santoso.
"Kita lanjutkan (Operasi Tinombala) baik dengan cara penggunaan operasi secara keras dan persuasif. Tolong disampaikan saya pribadi imbau kepada saudara-saudara kita yang ada di atas agar lebih baik turun gunung," kata Tito di Palu, Rabu (20/7).
Hal senada diungkapkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Menurutnya, momentum terbunuhnya Santoso harus dimanfaatkan untuk melanjutkan operasi Tinombala mengejar kelompok Santoso yang masih bersembunyi. Gatot menilai pasukan yang ada saat ini sudah cukup untuk memburu 19 orang kelompok Santoso yang masih tersisa.
"Saya sepakat dengan Pak Tito (Kapolri). Manfaatkan ini untuk melanjutkan operasi, tidak mengendur. Pasukan yang ada sudah cukup, tak perlu tambah lagi. Saya sepakat dengan Pak Tito, kita lakukan operasi teritorial bersama kepolisian," jelasnya.
Baik pemerintah, Polisi dan TNI yakin bisa menghabisi sisa kelompok Santoso. Ada beberapa faktor dan analisa yang membuat pemerintah dan aparat keamanan yakin. Berikut paparannya.
Kapolri: Santoso tewas, disorientasi jaringan terorisme
Kapolri Jenderal Tito Karnavian yakin moril para pengikut Santoso melemah setelah tewasnya pentolan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Dia meminta agar para pengikut Santoso turun gunung dari hutan di Poso untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Santoso dipatahkan, otomatis figur itu hilang, mereka disorientasi dalam strategi jaringan terorisme," ujar Kapolri Jenderal Tito di Poso, kemarin.
Menko Luhut: Santoso mati, tidak kuat lagi
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan merasa yakin tiga orang yang lolos tersebut tak bisa mengembangkan jaringan Santoso. Tiga orang yang lolos, dua di antaranya wanita, satu pria.
"Saya kira tentu makin sulit karena tekanan dari operasi yang dilakukan TNI-Polri cukup efektif," kata Luhut usai menghadiri acara Pelantikan Kepala BNPT dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Istana Negara, Rabu (20/7).
Menurut Luhut, dengan tewasnya pimpinan MIT, Santoso, kekuatan anggota lainnya tak akan memberi dampak yang signifikan untuk melanjutkan jaringan teroris di Indonesia Timur.
"Kekuatan sudah enggak kuat lagi. Santoso ini, sudah mati," jelas dia.
Mabes Polri: Ruang gerak semakin terbatas
Satgas Tinombala dibagi atas empat sektor pengintaian yang di antaranya Poso Pesisir Utara, Tokorondo, dan Poso Pesisir Timur.
"Dengan pembagian empat sektor pasukan Tinombala, semoga mereka (teroris) semakin terbatas ruang geraknya karena jalur logistik semakin sulit, ruang gerak makin terbatas sehingga diharapkan tenaga (teroris) semakin terkuras," kata  Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar.
Satgas Tinombala merupakan tim khusus yang dibentuk untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Santoso di hutan Poso. Tim ini merupakan gabungan dari prajurit TNI dan Polisi yang jumlah totalnya lebih dari 3.000 orang.
Selama ini, kerja sama TNI dan Polisi yang tergabung dalam Satgas Tinombala cukup efektif menyulitkan pergerakan kelompok Santoso. Sudah banyak anggota kelompok Santoso yang berhasil ditangkap oleh tim Satgas Tinombala.
Menko Luhut: Teknologi canggih penanganan teroris
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan menilai, keberhasilan Satgas Tinombala menembak mati Santoso salah satunya karena faktor teknologi canggih untuk memantau keberadaan lokasi persembunyiannya. Dia berjanji mengembangkan teknologi untuk mengatasi masalah terorisme.
"Operasi ini cukup baik, kami sudah menggunakan teknologi-teknologi canggih untuk memantau ini. Ke depan kita akan terus kembangkan itu. Demikian juga dengan penanganan teroris, kita tidak bisa main main lagi. Kita serius menangani itu," ujar Luhut.
Dia menambahkan, pengejaran kelompok Santoso dilakukan kerja sama yang baik antara TNI dan Polri. Menurutnya, TNI dan Polri dalam operasi Tinombala selalu jalan bergantian di hutan.Â
"Awal tahun ini operasi terpadu, dimana polisi di depan dan militer di belakang. Tapi seiring perjalanan waktu, militer juga banyak dimainkan di depan," ucapnya.