Pegawai BUMN Tersangka Teroris Galang Dana Lewat Telegram
DE ditangkap Densus 88 pada Senin, 14 Agustus kemarin.
DE berbaiat ke ISIS pada 2014.
Pegawai BUMN Tersangka Teroris Galang Dana Lewat Telegram
Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkapkan, terduga teroris berinsial DE yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, memiliki akun Telegram. Akun itu dipakai untuk melakukan penggalangan dana. "Tergabung dalam grup Telegram BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R (grup khusus penggalangan dana mengatasnamakan APM oleh YUSHA)," kata Ramadhan kepada wartawan, Selasa (15/8). Tak hanya itu, DE juga menjadi admin dan pembuat beberapa channel Telegram arsip film dokumenter dan breaking news yang merupakan channel update teror Global diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
- Cerita Pedagang Es Keliling Korban Salah Tangkap, Babak Belur Dihakimi Massa Usai Dituduh Curi Uang Rp30 Juta
- Detik-Detik Penangkapan Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Sumbar
- Beredar Tampang Pembunuh Gadis Penjual Gorengan di Sumbar, Polisi Sudah Tetapkan Tersangka
- Detik-Detik Polisi di Medan Diserang Saat Tangkap Tersangka Narkoba Hingga Dilempari Batu
Sementara itu, Juru Bicara Detasmen Khusus (Densus) 88 antiteror Mabes Polri Kombes Aswin Siregar menambahkan, pihaknya masih menelusuri penggunaan hasil penggalangan dana lewat Telegram.
"Dia membuka, dia ada 1 akun yang bersangkutan memiliki 1 akun di Telegram, akun itu gunanya untuk menggalang dana. Ini juga besarannya berapa, dan ke mana ini masih didalami oleh penyidik ini," ujar Aswin. "Nanti kita perjelas lagi dengan penyidik supaya prosesnya. Tapi untuk saat ini dari proses penangkapan, pengeledahan dan barang bukti dulu yang kita ekspos," sambungnya.
Aswin mengatakan, pihaknya akan melibatkan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran dana DE. "(Libatkan PPATK terkait aliran dana) akan bekerja sama dengan pihak berwenang lainnya, masalah keuangannya, online ataupun marketplace atau perdagangan online, akun-akun dengan platform media berarti dan lain-lain sebagainya," kata Aswin. Ia menjelaskan, kerja sama dengan pihak lainnya karena memang DE menggunakan akun palsu dalam melalukan penjualan senjata mainan.
"Karena kita tahu, yang bersangkutan juga menggunakan akunnya juga ada yang fake untuk melakukan penjualan tersebut, bukan akun real dengan nama, dengan nomor telepon yang bersangkutan," jelasnya. "Akun itu fake, kemudian dioperasikan oleh yang bersangkutan," pungkasnya.
Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Jalan Raya Bulak Sentul RT07 RW27, Kelurahan Harapanjaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (14/8).
Selain menangkap DE, tim Densus 88 juga mengamankan sejumlah senjata api rakitan dan ratusan amunisi dari dalam rumah tersangka. DE merupakan karyawan PT KAI.
Densus 88 menyebut, DE merupakan mantan anggota jaringan terorisme Mujahidin Indonesia Barat (MIB). Dalam perjalanannya, dia aktif mendukung ISIS melalui sosial media.
“Bahwa DE adalah pendukung aktif dari Islamic State atau ISIS yang kita kenal dengan Daulah. Awalnya yang bersangkutan pada tahun 2010 itu pernah bergabung dengan jaringan Mujahidin Indonesia Barat itu pimpinan WM, sudah pernah ditangkap,” tutur Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (15/8). “Namun setelah memang jemaahnya bubar, jemaahnya menyebar, salah satunya adalah saudara D ini, yang kemudian dengan bahasa kita menjadi berselancar bebas memanfaatkan ruang sosial media,” kata Aswin.
Menurut Aswin, DE pertama kali menyampaikan baiat kepada Amir ISIS pada 2014 dan langsung memulai berbagai aktivitas.
Selain melakukan latihan dan pengumpulan peralatan yang dibutuhkan, tersangka juga bergerak aktif di sosial media.
“Sampai beberapa akun sebelumnya itu sudah di-report dan ditutup oleh Facebook maupun YouTube karena diduga mempropaganda aksi terorisme, namun yang bersangkutan seperti biasa yang lainnya berganti akun lagi, kemudian dia memposting lagi dan lebih private belakangan ini,”
jelas Aswin.
merdeka.com