Pelaku Pencabulan 2 Bocah di Makassar Mengaku Pernah Menjadi Korban Sodomi
Y (13), pelaku pencabulan dua bocah usia 5 tahun di Makassar ternyata pernah menjadi korban sodomi saat usianya masih 10 tahun. Y yang hanya sempat menempuh pendidikan hingga kelas IV SD itu kini berada di sekretariat Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Makassar.
Y (13), pelaku pencabulan dua bocah usia 5 tahun di Makassar ternyata pernah menjadi korban sodomi saat usianya masih 10 tahun. Y yang hanya sempat menempuh pendidikan hingga kelas IV SD itu kini berada di sekretariat Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Makassar. Dia dijemput Tim Reaksi Cepat (TRC) P2TP2A Kamis malam setelah ketahuan telah mencabuli dua bocah di hari yang sama saat pagi dan sore.
Dua korbannya itu adalah bocah lak-laki berinisial D (5) dan bocah perempuan berinisial L (5). D disodomi, kemudian L diajari cara berhubungan intim.
-
Siapa yang dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya? Ali Arwin mantan calon legislatif Padang Pariaman dari PBB yang ditangkap polisi akibat melakukan pemerkosaan terhadap anak kandungnya sejak 2020 dan hingga melahirkan.
-
Apa saja bentuk kekerasan seksual yang bisa dialami anak? Bentuk kekerasan seksualnya pun bermacam-macam. Korban dapat mengalami tiga jenis kekerasan yang berbeda yakni melalui dilakukannya kekerasan fisik, secara ucapan (verbal) dan non-verbal.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah kekerasan seksual pada anak? Peran orang tua sangat besar dalam hal ini, seperti yang diungkapkan oleh Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI, Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes dalam diskusi daring beberapa waktu lalu dilansir dari Antara. “Peran orang tua sangat besar, jadilah pendengar yang baik, usahakan jadi sahabat anak.
-
Kapan edukasi seksual penting diberikan kepada anak? Edukasi seksual merupakan topik yang penting dalam pengembangan anak-anak, terutama saat mereka memasuki masa remaja.
-
Bagaimana cara orang tua memberikan pendidikan seks yang sesuai untuk anak? "Ajarkan cara mengidentifikasi situasi yang berbahaya, menolak pendekatan pelaku, dan mencari bantuan ketika diperlukan," kata Meita. Pendidikan ini harus diberikan dengan cara yang tepat agar anak dapat memahami dan mengaplikasikannya.
-
Kenapa pendidikan seksual untuk anak menjadi penting? Maraknya pelecehan seksual terhadap anak, membuat orang tua menjadi was-was. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan Pendidikan seks kepada anak. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah anak dari pelecehan. Sehingga anak tahu bagian tubuh mana yang boleh disentuh orang lain dan tidak.
"Awalnya bocah Y saat dijemput Kamis malam, tidak mengakui kalau telah berbuat cabul terhadap D dan L. Namun keesokan harinya saat diajak bicara lagi dia akui perbuatannya, bahkan dia mengaku tahu semua itu karena pernah disodomi oleh orang dewasa saat masih usia 10 tahun," kata ketua TRC P2TP2A, Makmur kepada merdeka.com, Sabtu (15/12).
Meski Y adalah pelaku atas D dan L, kata Makmur, sebenarnya Y juga adalah korban. Kini dia diberikan konseling.
"Fenomenanya bahwa korban sodomi di masa mendatang akan jadi pelaku sodomi juga, jika tidak ditangani dengan baik dan itu terjadi pada bocah Y. Setelah konseling di P2TP2A, akan dilanjutkan ke psikiater. Y nanti diperiksa kejiwaannya jangan sampai membahayakan lingkungan sekitar," kata Makmur.
Tidak hanya sampai di situ, kata Makmur. Timnya juga akan melakukan investigasi apakah masih ada korban lainnya atau tidak, maupun adanya pihak lain.
"Kita belum lapor ke polisi karena masih mencoba pikirkan kepentingan terbaik untuk korban dan pelaku, karena sebenarnya mereka ini sama-sama korban. Akan diintensifkan konselingnya," kata Makmur.
Baca juga:
Kasus Master Paedofil di Lumajang dengan 40 Korban Segera Masuk Persidangan
Beri Permen, ABG 13 Tahun Cabuli Dua Bocah di Makassar
Sering Tonton Film Porno, Kakek Ini Tega Cabuli Cucu dan Keponakan
Kisah Tragis Gadis Meranti, Sejak SD Disetubuhi Ayah Kandung
Bapak di Surabaya Jadikan Anak Kandung Budak Nafsu Selama Empat Tahun