Pemikiran saya: Menko Polhukam Luhut Pandjaitan
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan berkunjung ke kantor KLN di AXA Tower.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan berkunjung ke kantor KapanLagi Network di AXA Tower, Kuningan, Jakarta Selatan. Luhut memaparkan apa yang menjadi fokus kementeriannya soal stabilitas keamanan, politik dan ekonomi di Indonesia.
Dia menjelaskan pemikirannya, menurutnya terorisme mudah dicegah dengan pertumbuhan ekonomi. Luhut juga mengungkap masalah Papua.
Berikut pemaparan jenderal bintang empat ini di kantor KapanLagi Network:
Kondisi Keamanan di Indonesia
Masalah keamanan relatif terkendali. Artinya tidak ada yang bisa menjamin semua harus aman. Saya pikir peta teroris ini kita cukup tahulah, cukup kita kuasai lah. Kita harap cukup terkendali. Yang terpenting itu adalah kerjasama dengan polisi dengan TNI dengan BIN itu bagus, sehingga intelijen itu akurat. Ada mungkin terlalu banyak bolong-bolong, itu mungkin next time. Selama ini memang agak terkotak-kotak. Kita berharap ini untuk lebih baik ke depan.
Ini penting karena sekarang ekonomi kita kan membaik meskipun masih banyak didrive oleh investasi dari pemerintah berupa APBN. Orang sudah lihat dampak APBN buat infrastruktur, dana APBN, dana desa, punya dampak yang sangat positif sekali. Karena selama ini kita gelontorkan Rp 47 triliun untuk dana desa.
Dana Desa
Tahun lalu 21 triliun, tahun depan akan mendekati Rp 81-82 triliun. Tahun berikutnya mungkin 100 triliunan. Itu masih ada dana dari tingkat II dan tingkat I provinsi. Tujuan sebenarnya adalah pembangunan ekonomi itu bukan hanya top down saja. Kedua adalah pemerataan karena rasio kita ini kan tinggi, tahun kemarin itu 0,41, kita ingin target tahun ini 0,39.
Ini kesenjangan di luar Jawa ini sangat tinggi, ini yang membuat bisa juga ketidakpuasan. Nah, dengan memberikan dana desa ini membuat menurunkan suku bangsa UKM, kurs dari 23 persen turun ke 9 persen. Itu memberikan stimulasi kepada UKM bisa jalan sehingga nanti desa itu misalnya ada desa yang jumlah penduduknya cuma 800 orang, dia dapat Rp 1 miliar, itu dia bisa gunakan. Misalnya itik, bebek, kambing atau pertanian di daerah itu atau dana desa bergulir yang bisa digunakan.
Kalau sekarang 70.752 desa ini bisa mendapat dana semacam ini dan dapat dikontrol dengan bagus kita bisa melihat dampaknya dengan bagus. Dan dengan suku bunga 9 persen dan tahun ini 7 persen untuk tadi kurs ini akan dampak pada ekonomi bagus ini.
Menangani Terorisme dengan pertumbuhan ekonomi
Kalau kita lihat teroris ini banyak yang datang dari keluarga-keluarga tidak punya. Misalnya si Afif kemarin yang meninggal di Thamrin. Itu kan asalnya dari Subang dan datang dari keluarga miskin. Jadi dengan dana desa tadi, bikin stimulasi ekonomi pedesaan kita harapkan lapangan pekerjaan bagus, sehingga mengurangi orang-orang yang frustasi.
Jadi kaitan ekonomi dengan keamanan itu two side of the coin. Jadi kita melihatnya begitu, kami selalu mengingatkan teman-teman kami di bidang ekonomi. Misalnya beras, daging naik, tadi kita bicara distribusi cabe, itu cabe Rp 15 ribu di Cianjur, kok bisa di bandung 50 ribu? Ternyata ada masalah di situ, kita coba bantu.
Ternyata lucu juga ada yang bilang tentara yang bisa bantu untuk distribusi. Sehingga harganya itu bisa malah dinaikkan buat petani dari cuma jual Rp 15.000 bisa 20.000 dan akhirnya bisa dijual Rp 30 ribu. Jadi ada Rp 5 ribu yang dinaikkan buat petani. Dan kita bisa saving.
Hal seperti ini yang jadi masukan. saya kira kita bisa tumbuh 5,5 persen tahun ini atau lebih. Tapi keamanan terpenting harus kita jaga. Apa yang kita butuhkan sekarang ini adalah harga pangan betul-betul bisa kita pelihara. Pertama kita jaga ketersediaannya, kedua harganya. Kalau itu bisa kita lakukan saya lihat kita akan baik.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Apa saja yang terlihat dipenuhi salju dalam foto ilustrasi Jakarta? Dalam foto-foto tersebut nampak Monas dipenuhi salju. Bahkan puncak Monas yang terbuat dari emas tertutup warna putih dari salju. Sementara itu, Bundaran Hotel Indonesia juga nampak dipenuhi salju. Stasiun KRL juga begitu sejuk dilihat karena dipenuhi salju. Bak stasiun kereta di luar negeri. Hal yang sama juga terjadi pada Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Stadion sepakbola nampak dipenuhi salju.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi polutan utama di udara Jakarta saat ini? "Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11.9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian keterangan situs IQAir tersebut.
Masalah pembangunan Papua
Saya mau cerita selama setahun lebih saya di pemerintahan ini, yang kita kurang itu adalah kita kurang bekerja secara detail. Jadi bekerja dalam tataran kebijakan saja. Kurang bekerja ke bawah.
Seperti misalnya masalah Papua, selama ini kita diserang terus, bahwa pemerintah kurang mengurus Papua. Ternyata ndak! Pemerintah itu sudah super mengurus. Misalnya untuk dana otsus sudah Rp 52 triliun untuk Papua saja, untuk Papua Barat sudah Rp 15 triliun kalau tidak keliru.
Hasilnya apa? Ndak ada! Kenapa? karena pemimpinnya itu sebagian besar waktunya di luar Papua. Nah, bagaimana kau bisa mengatur dengan bagus kalau kau waktumu itu 60 persen tidak di Papua. Jadi jangan salahkan pemerintah pusat dong, kamu yang salah.
Bahwa ada kesenjangan di sana seperti pendidikan sebenarnya salah kamu juga. Sekarang saya buka itu! Kenapa, dana Otsusmu tidak kamu kelola dengan benar, yang harusnya fokus pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Misalnya tahun ini Rp 2,7 triliun dana otsus untuk Papua ya fokuslah untuk pendidikan, bikin sekolah bikin ini.
Kemarin saya minta gubernurnya coba fokus jangan semua dibagi rata. kalau semua dibagi rata, si bupati bermainlah semua. Hilanglah semua uang itu, yang disalahin semua pemerintah pusat.`Jumlah dana anda bisa cek nanti, kontribusi dari Freeport atau Tangguh, itu lebih banyak apa yang diberikan pemerintah pusat. Apalagi sekarang tembaga dan emas itu turun, jadi tidak benar juga Papua itu berikan kontribusi lebih banyak, ini tidak pernah disosialisasikan.
Saya sudah lapor presiden kita mau audit ini Papua dan Papua barat kemana otsus itu. Lu jangan ribut-ribut terus. Nah ini yang mau kita lakukan. sekarang pemerintah sudah bangun highland di daerah Wamena, itu sudah link dengan Agas. Kita harap tahun ini sudah tembus. Harga-harga semen Rp 1,5 sampai Rp 2 juta itu pasti turun.
Jadi sekarang kalau masalah Papua orang mau bilang Papua diinternasionalisasi itu dibesar-besarkan. Sekarang mereka minta Papua jadi 3 provinsi, Papua Barat jadi 2 provinsi, yang minta mereka bukan kita. Itu sekarang sedang kita pertimbangkan itu. kalau itu bisa kita berikan asal itu jadi membawa kesejahteraan rakyat. Jadi banyak hal yang kita kerjakan ini harus dikerjakan secara detail.
Presiden harus turun ke bawah
Mengawasinya itu cukup baik kita, kenapa? karena presidennya turun ke bawah, ya semuanya jadi turun ke bawah. Kita kan ingin lihat leadership dengan contoh. Kalau leadership itu di meja-meja saja sudah banyak. Sekarang itu menteri-menteri sudah banyak turun ke lapangan. Karena apa? Presidennya turun ke lapangan! Simple as that.
Bertahun-tahun kita tidak bisa melihat itu, kalau boleh saya mengkritik bertahun-tahun ya kita terlalu banyak dalam tataran seremonial, sekarang tidak. Jadi presiden ini mau dengar pendapat dari bawahannya, walaupun kadang-kadang tidak enak. Pengambilan keputusan itu mendengarkan semua angle, tapi memang tidak bulat. Ada saja yang tidak pas, tapi kalau sudah diputuskan ya kita harus loyal pada putusan itu.
Koordinasi Ekonomi dan Keamanan
Mungkin karena saya ngerti ekonomi, dari kepala staf kepresidenan kemarin. Tapi saya melihat bahwa keamanan dan ekonomi itu tidak bisa lepas, misalnya saat harga pangan itu sudah naik pasti berdampak pada keamanan. Saya tidak mencampuri saya cuma beri tahu dia tapi memang di tempat kita banyak ahli-ahli ekonomi.
Jadi kita tidak bisa main-main, tidak bisa juga kami dibohong-bohongin. Kadang-kadang mereka (tim saya) lebih tajam. Sekarang ini timnya lebih baik, presiden juga melihat hubungan ini semakin baik, hubungan dengan parlemen semakin baik kemudian dalam kabinet juga baik, hubungan presiden dengan wakil presiden juga baik.
Disiplinkan Aturan
Jadi sekarang ini adalah kuncinya saya sebagai menko polhukam ini ingin menegakkan aturan yang ada. kuncinya di situ, tidak dilebihkan tidak dikurangkan. Disiplin. apa itu? ya kita punya aturan, misalnya demo, demo kau boleh, tapi ada aturannya kau mesti ada izin, dari jam 6.00 ke jam 18.00, makanya kemarin itu kita tindak itu yang di bunderan HI. di Batam itu kau coba-coba langgar Perda, saya tersangkakan kau. Begitu mendisiplinkan bangsa itu harus begitu dong!
Selalu bluskan ke daerah
Ya kita lakukan, kemarin kita ke Bandung, Semarang, Surabaya, kemudian kita juga Ujung Pandang, besok kita ke Batam, tanggal 5 ke Solo. Kemudian ke Aceh, Medan, Pekanbaru, sambil dilihat sejauh mana itu infrastruktur, sambil jalan kita liatin itu.
Hasilnya dibawa ke rapat kabinet, atau saya ketemu presiden. Pak ini jelek, ini kurang, ini Pak. Saya lapor presiden, ini nih perintah bapak nggak jalan ini, besok akhirnya bikin rapat kabinet terbatas. Ini lho yang nggak jalan. Kita berikan rekomendasi. Presiden ini memang cepat, keputusan itu cepat dan terarah.
Ancaman Siber
Sekarang ini kita melihat siber ini ya sedang kita finalisasi. Ya karena siber ini bisa ke perdagangan, bisa ke pertahanan, bisa ke ekonomi segala macam. Sekarang itu serangan siber itu bisa ribuan itu. Kita perlu waspadai juga ini, karena ke depan itu siber itu bisa future war. Siber ini bisa mematikan listrik, bisa juga mematikan pesawat terbang. ini juga menjadi perhatian serius.