Pemkot Yogyakarta Belum Izinkan Belajar Tatap Muka di Sekolah
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menjelaskan kegiatan belajar mengajar tatap muka bisa diselenggarakan bila mendapatkan persetujuan dari orangtua. Heroe menyebut, saat ini masih banyak orangtua yang tidak setuju digelarnya pembelajaran tatap muka.
Pemerintah Kota Yogyakarta belum mengizinkan kegiatan belajar mengajar digelar secara tatap muka. Salah satu pertimbangannya, penularan virus Corona di Yogyakarta masih fluktuatif atau naik turun.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menerangkan selain masih fluktuatif, pertimbangan lainnya adalah kondisi siswa di Kota Yogyakarta. Heroe memaparkan, siswa di Yogyakarta banyak yang berasal dari daerah atau kabupaten sekitarnya.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang dilakukan perajin batik di Giriloyo ketika pandemi COVID-19? “Pekerjaan kami hanya baca sholawat setiap hari. Saya berdoa sambil nangis,‘Ini kehendak-Mu ya Allah. Kalau memang Engkau menakdirkan seperti ini saya ikhlas’,” ujar Ninik mengenang kembali masa-masa sulit itu.
"Memang kondisi Covid-19 di Kota Yogya kembali melandai. Tetapi di sekitar kota Yogya kan masih fluktuatif naik. Jadi kondisi demikian harus menjadi pertimbangan untuk membuka kelas tatap muka. Sebab siswa sekolah di Kota, banyak juga yang berasal dari daerah sekitar," ujar Heroe dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/10).
Heroe menjelaskan, kegiatan belajar mengajar tatap muka bisa diselenggarakan bila mendapatkan persetujuan dari orangtua. Heroe menyebut, saat ini masih banyak orangtua yang tidak setuju digelarnya pembelajaran tatap muka.
Heroe memaparkan, untuk mendukung program belajar dari rumah, pemerintah juga telah memberikan kuota data secara cuma-cuma kepada siswa di Kota Yogyakarta. Jumlah siswa SD di Kota Yogya sendiri mencapai 43.861 siswa dari 175 SD dan 20.268 siswa dari 65 SMP.
"Saat ini kuota data bantuan pemerintah sudah terkirim kan kepada siswa masing-masing, sehingga sebagian besar proses pembelajaran dilakukan secara daring. Bantuan kuota data sudah lebih dar 95 persen diterima siswa," ungkap Heroe.
Heroe menambahkan untuk mata pelajaran tertentu seperti baca, tulis, dan hitung, sekolah juga membuka konsultasi bagi siswa yang kesulitan peralatan online maupun akses pembelajaran.
"Dibatasi maksimal setiap pertemuan hanya 10 siswa dengan prokes yang ketat," papar Heroe.
(mdk/lia)