Pendemo yang mengaku mahasiswa kecam penutupan TK JIS
Perwakilan pendemo, Amed menilai keputusan Kemedikbud menutup TK JIS sesat.
Jakarta International School (JIS) disambangi belasan pengunjuk rasa siang tadi. Bukannya membela korban sodomi, pendemo yang menamakan diri 'Soldaritas Mahasiswa dan Pemuda Pemerhati Pendidikan' malah mengecam tindakan Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) yang menutup TK JIS setelah terungkapnya kasus pelecehan seksual tersebut.
Perwakilan pendemo, Amed menilai keputusan Kemedikbud menutup TK JIS sesat. Mereka yang membentangkan spanduk bertuliskan 'Stop Kriminalisasi Dunia Pendidikan' dan mengklaim dari mahasiswa Jakarta ini mengatakan Kemendikbud itu telah menghancurkan martabat pendidikan Indonesia.
"Keputusan Kementerian Pendidikan dan Budaya ini sesat, itu tidak benar. Karena mereka telah melanggar undang-undang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan dan penyelenggaran pendidikan," ujar Amed di depan Gedung JIS, Jalan Terogong Raya No. 33, Cilandak, Jakarta Selatan, (29/4).
Ketika ditanya latar belakang demo tersebut, Amed emosi. "Dari kita minta agar pihak JIS terbuka kepada kita," kata dia dengan nada tinggi.
"Nah yah kalau gitu, Mas kan cerdas. Yaudah kalau gitu kita adu nasionalisme kita," tambah Amed.
Amed mengaku tak ada perwakilan pendemo yang diajak bicara oleh pihak JIS. "Oke, intinya saya mendukung dan membongkar kasus ini. Kami meminta JIS untuk terbuka. Tapi soal penutupan JIS itu tidak elegan kenapa? Kemajuan suatu bangsa itu dari pendidikan," ucap Amed.
Tak ingin ditanya lebih jauh lagi tentang aksi tersebut, belasan pendemo itu membubarkan diri sambil memperlihatkan wajah nyinyir kepada wartawan.
Seperti diketahui, kasus sodomi terungkap setelah salah satu korban yang merupakan murid TK JIS mengaku kepada orang tuanya. Ternyata korban tak hanya satu, namun bermunculan orang tua murid JIS yang anaknya juga menjadi korban sodomi.
Federal Bureau of Investigation (FBI) mengungkapkan salah satu buronan kasus paedofil pernah mengajar di sekolah internasional tersebut. Bahkan polisi sudah menetapkan enam tersangka penyodomi di JIS, namun satu tersangka bunuh diri di toilet Mapolda Metro Jaya.
Baca juga:
Zainal, tersangka sodomi siswa JIS terancam tak lulus sarjana
Zainal, tersangka kasus sodomi tiap hari libur ngojek di Ciputat
Orangtua Zainal: Dia anak manja, mana mungkin tersangka sodomi
Ketua RT sebut Zainal, tersangka kasus JIS rajin ibadah
Keluarga shock dengar Zainal jadi tersangka sodomi siswa TK JIS
-
Bagaimana cara Fakultas Filsafat UGM menangani kasus pelecehan seksual? Pada prinsipnya Fakultas Filsafat UGM konsisten untuk penanganan kasus-kasus kekerasan seksual. Laporan tentang adanya korban dan lain sebagainya belum ada," urai Iva.
-
Mengapa para pemijat difabel netra di Yogyakarta rentan terhadap pelecehan seksual? Arya sendiri tidak tinggal di losmen, melainkan di asrama sekolah dengan biaya yang cukup murah. Rawan terkena pelecehan Di tahun yang sama, Arya pertama kali memperoleh pengalaman tak menyenangkan dilecehkan oleh salah seorang pasiennya. Hari sudah hampir malam ketika ia sedang bersiap memulai kerja lepasnya sebagai pemijat di losmen itu. Tak lama kemudian, datanglah seorang pasien. Dari suaranya, Arya menduga kalau ia adalah seorang lelaki paruh baya.
-
Apa bentuk pelecehan seksual yang dilakukan oleh mahasiswa filsafat UGM? Dalam video itu, si pria mengaku ada delapan orang korbannya. Pria itu juga meminta maaf atas kekerasan seksual baik secara fisik maupun verbal yang telah dilakukannya.
-
Kapan pelecehan seksual terhadap korban terjadi? Menurutnya, korban mengalami pelecehan seksual oleh pelaku selama kurun waktu enam bulan.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Siapa yang mengalami pelecehan seksual saat bekerja sebagai tukang pijat? “Biasanya kalau ngurut kan pasien (pria) masih pakai baju, tapi yang nakal-nakal ini tidak. Terus pas ngurut itu tangannya suka dibelokkin ke arah sensitifnya. Saya kaget dan jadi takut sampai ujung-ujungnya pindah-pindah, ” kata perempuan paruh baya itu.