Peneliti UNNES temukan pola aliran sungai bawah tanah di Blora
Hasil penelitian dapat dijadikan info titik eksplorasi air tanah, dan diharapkan dapat mengatasi kelangkaan air bersih
Tim peneliti dari Universitas Negeri Semarang, berhasil mengidentifikasi pola aliran sungai bawah tanah di Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dalam penelitiannya, mereka menemukan indikasi kontras anomali yang terukur melalui metode Very Low Frequency (VLF), yang diduga sebagai batuan berongga terisi air yang membentuk pola aliran sungai bawah tanah.
"Pengambilan data dilakukan pada setiap 5 meter sepanjang 200 meter pada lima lintasan menggunakan alat geofisika T-VLF BRGM dengan frekuensi 22000 Hz," ujar Ketua Peneliti Universitas Negeri Semarang, Munaji, dalam keterangan tertulisnya kepada merdeka.com, Selasa (25/8).
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Dalam sela-sela pengambilan data dengan tim sebanyak 5 orang, lanjut Munaji, Metode Very Low Frequency (VLF) merupakan metode geofisika yang bertujuan mengukur daya hantar listrik batuan dengan cara mengetahui sifat-sifat gelombang elektromagnetik sekunder.
"Gelombang sekunder ini dihasilkan dari induksi gelombang elektromagnetik primer yang berfrekuensi sangat rendah dari 10 sampai 30 KHz. Rentang frekuensi tersebut dikelompokkan ke dalam kelompok Very Low Frequency (VLF)," ujarnya.
Setelah melakukan pengambilan data pada tanggal 23 Mei 2015 lalu, tim melakukan proses data dan interpretasi data. Menurutnya, dari hasil interpretasi didapatkan pola aliran bawah tanah antara kelima lintasan, yang telah dilakukan pengambilan data di kawasan karst Todanan Kabupaten Blora.
"Pola aliran bawah tanah diduga alirannya menuju ke arah Timur dari muara sungai bawah tanah (Goa Macan)," jelasnya.
Potensi penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, terutama Pemerintah kabupaten dan masyarakat sekitar pada umumnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi titik-titik eksplorasi air tanah, yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan dan pembangunan secara maksimal. Sehingga diharapkan dapat mengatasi kelangkaan air bersih.
"Selain itu, dengan ditemukannya indikasi adanya pola aliran sungai bawah tanah dapat dikembangkan pemerintah daerah menjadi wana wisata sungai bawah tanah" pungkasnya.
(mdk/dan)