Polisi Bongkar Motif Etnis Rohingya ke Aceh, Bukan Mengungsi Tapi Cari Kerja
"Mereka punya tujuan untuk mencari pekerjaan di negara tujuan," kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Fahmi
Etnis Rohingya yang berlabuh di wilayah Aceh Besar pada Minggu (10/12), bukan untuk mengungsi melainkan ingin cari kerja
- Tiga Pengungsi Rohingya di Banda Aceh Kabur, Satu Orang Pakai Gelang UNHCR
- Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru
- Pengungsi Rohingya Jadi Tersangka Penyelundupan Manusia ke Aceh
- Polisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan
Polisi Bongkar Motif Etnis Rohingya ke Aceh, Bukan Mengungsi Tapi Cari Kerja
Polresta Banda Aceh mengungkap motif 137 etnis Rohingya yang berlabuh di wilayah Aceh Besar pada Minggu (10/12) lalu, bukan untuk mengungsi melainkan ingin mencari kehidupan yang layak dan pekerjaan di negara tujuan.
Mereka mau membayar 100 hingga 120 ribu Taka (mata uang Bangladesh) atau sekitar Rp14 juta sampai Rp16 juta kepada agen penyelundup untuk mengarungi lautan menuju Indonesia.
Polisi telah menetapkan satu etnis Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka penyelundup pengungsi ke Aceh. Selain Muhammad Amin, polisi masih memeriksa seorang pengungsi lainya inisial AH.
Kapolresta Banda Aceh Kombes Fahmi Irwan Ramli, mengaku pihaknya masih mendalami keterlibatan penyelundup lainnya, termasuk Warga Negara Indonesia (WNI).
"Kami menyimpulkan mereka (pengungsi Rohingya) bukan dalam keadaan darurat dari negara asal menuju Indonesia, mereka punya tujuan untuk mencari pekerjaan di negara tujuan," kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Fahmi Irwan Ramli, Senin (18/12).
Fahmi mengatakan, sebagian mereka yang berlabuh di Aceh Besar pekan lalu itu, juga tidak memiliki kartu pengungsi yang dikeluarkan UNHCR.
Kemudian, tambahnya, selain etnis Rohingya dalam rombongan 137 tersebut juga terdapat warga negara Bangladesh.
"Mereka datang ke Indonesia ada yang dibiayai oleh orang tuanya yang tinggal di Cox's Bazar, Bangladesh," ujar Kombes Fahmi.