Polisi selidiki korban penggandaan uang Kanjeng Dimas di Makassar
Polisi selidiki korban penggandaan uang Kanjeng Dimas di Makassar. Polda Sulsel melalui Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Frans Barung Mangera mengimbau kepada masyarakat Sulsel yang telah menjadi korban praktik penggandaan uang milik Kanjeng Dimas Taat Pribadi agar tidak malu untuk melaporkannya ke polisi.
Polda Sulsel melalui Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Frans Barung Mangera mengimbau kepada masyarakat Sulsel yang telah menjadi korban praktik penggandaan uang milik Kanjeng Dimas Taat Pribadi agar tidak malu untuk melaporkannya ke polisi.
Kanjeng Dimas Taat Pribadi sendiri telah diringkus polisi di Probolinggo dan kasusnya kini ditangani Polda Jawa Timur. Dia adalah tersangka otak pembunuhan Abdul Gani dan Ismail yang sebelumnya mengungkap hendak membongkar kegiatan praktik penggandaan uang milik Kanjeng itu.
"Sampai hari ini untuk wilayah Makassar dan sekitarnya belum ada yang masukan laporan polisi tapi yang kita tahu korbannya selain di Makassar ada juga dari Kabupaten Soppeng, Kabupaten Jeneponto. Kita harapkan kepada masyarakat yang telah menjadi korban praktik penggandaan uang agar tidak malu dan datang melapor ke Polda Sulsel. Selanjutnya kita teruskan ke Polda Jawa Timur karena di sana itu banyak uang yang ditemukan sampai satu bungker," kata Kombes Polisi Frans Barung Mangera.
Soal kasus Kanjeng Dimas ini, tambahnya, telah dibuka posko pengaduan di Polda Jatim dan merujuk ke Polda-polda lain di Indonesia agar para korban praktik penggandaan uang sang kanjeng segera melapor.
Sementara itu, di Makassar, padepokan milik Kanjeng Dimas Taat Pribadi terletak di Jalan Bontobila 1 Nomor 18, Kecamatan Manggala, Makassar. Santri pengikut Kanjeng ini diberinya nama santri Bontobila. Adapun Kanjeng Dimas lebih populer dengan panggilan Pak Kanjeng.
Pemilik rumah sesungguhnya yang dijadikan padepokan oleh Pak Kanjeng ini adalah Marwah Daud Ibrahim, asal Kabupaten Soppeng, mantan politisi senior Partai Golkar yang pernah berjaya di era Soeharto.
Jumat pekan lalu, (23/9), saat Merdeka.com menyambangi padepokan Pak Kanjeng itu, masih ada satu, dua orang yang bergantian keluar masuk dari rumah panggung bertiang rendah itu. Namun setelah keluar, oleh orang yang ada di dalam langsung menguncinya rapat-rapat.
Rabu siang tadi, (28/9) ketika didatangi lagi, padepokan itu sudah terlihat sepi sekali dan dalam keadaan kosong. "Sepertinya sudah beberapa hari terakhir ini rumah padepokan Pak Kanjeng itu kosong. Tidak pernah ada orang yang keluar masuk," kata seorang ibu, warga jl Bontobila 1 yang enggan namanya disebut.
Ibu-ibu warga ini mengatakan, meski sebelumnya padepokan tersebut selalu ramai yang katanya karena ada pengajian, warga yang khususnya berada di jl Bontobila 1 di sekitar padepokan Pak Kanjeng itu tidak ada yang ikut-ikut jadi santrinya. Karena diketahui Pak Kanjeng ini melakukan penggandaan uang.
"Tidak masuk akal itu penggandaan uang jadi tidak ada warga sini yang jadi pengikut. Warga hanya memanfaatkan kedatangan para pengikut Pak Kanjeng jika saatnya lagi pengajian dengan cara menarik uang parkir. Kalau Pak Kanjeng datang lagi dari Jawa, orang-orang pada berdatangan sampai lorong-lorong dipenuhi kendaraan. Ada yang jauh-jauh datang dari Kendari, Sulawesi Tenggara," kata Ibu ini.
Baca juga:
Polisi gandeng MUI cegah penyebaran ajaran padepokan Kanjeng Dimas
Korban penggandaan uang di padepokan Kanjeng Dimas lapor polisi
Kanjeng Dimas ditangkap, Padepokannya di Makassar dipantau polisi
Ngaku bisa gandakan uang, pria ini tipu 3 orang
Percaya dukun pengganda uang, Sutardi kena tipu Rp 67,2 juta
Niat obati pinggang ke dukun, pasutri ini malah tertipu Rp 18 juta
Dua dukun palsu pengganda uang di Malang diringkus
-
Kapan Achsanul Qosasi mengembalikan uang ke Kejagung? “Pada hari ini, 16 November 2023 pukul 17.00 WIB sore, tim penyidik Kejagung Tindak Pidana Khusus telah berhasil mengupayakan pengembalian sejumlah uang, yaitu tepatnya sebesar 2.021.000 USD dari saudara AQ dan saudara SDK yang kami terima melalui pengacara yang bersangkutan,” tutur Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) Kuntadi di Kejagung, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2023).
-
Siapa dukun yang mengedarkan uang palsu di Rembang? Pelaku pengedar uang palsu tersebut berinisial SR (68), warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
-
Kenapa kalung uang diberikan kepada pengantin di Madura? Tujuan dari Paculan, seperti diungkapkan oleh Mulyadi, salah satu warga yang dengan bangga merawat tradisi ini, adalah untuk membawa berkah dan kelimpahan bagi kedua pengantin, sehingga kehidupan mereka dihiasi dengan keberlimpahan harta dan rezeki.
-
Kapan koin emas tersebut dicetak? Koin-koin tersebut dicetak pada masa pemerintahan Justinianus Agung, ketika Kekaisaran Bizantium berhasil menguasai wilayah geografis terbesarnya pada pertengahan abad keenam, setelah Kekaisaran Romawi Barat jatuh.
-
Bagaimana Slamet Tohari melakukan penggandaan uang? Pembunuhan tersebut dilakukan terdakwa dengan menggunakan potasium sianida yang telah disiapkan dan selanjutnya diberikan kepada korban saat menjalani ritual penggandaan uang.
-
Apa yang dimaksud dengan Reksa Dana Pasar Uang? Reksa Dana Pasar Uang adalah produk investasi dengan portofolio instrumen aset jangka pendek, bertujuan menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risiko rendah-sedang dengan return rata-rata 3% - 4% pa dalam tenor 1-2 tahun.