Polisi tembak mati Jamal saat ngamuk dan mabuk berat di rumah warga
Jamal diketahui sedang melempari rumah warga dengan batu.
Ketua Laskar Jayakarta Jupri Pasaribu alias Jamal (45) ditembak mati oleh Kanit Reskrim AKP I Gede Ngurah saat berbuat onar di kediaman salah satu warga di Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Rupanya saat kejadian, Jamal diketahui sedang mabuk berat.
Kepala Seksi Profesi dan Pengamanan Polres Metro Jakarta Utara, Komisaris Santoso, yang mengatakan, dari hasil autopsi diketahui bahwa ditemukan kandungan alkohol di tubuh Jupri mencapai 70 persen.
"Memang ada informasi Jupri ini membawa senjata tajam (sajam). Tapi tidak kami temukan Sajam itu di lokasi kejadian," ucap Santoso ketika dihubungi wartawan, Selasa (7/7).
Saat kejadian terjadi, kata Santoso, Jupri tidak melakukan perlawanan apapun terhadap polisi yang menembak. Tetapi pihaknya menemukan beberapa batu yang dilempar oleh Jupri ke dalam rumah yang ia serang. Bahkan ada batu seukuran pembatas jalan yang dilempar Jupri ke dalam rumah.
"Dia (Jupri) memang mabuk sekali. Semua orang ditantang. Semestinya bisa diselesaikan tanpa melepas tembakan, serahkan (minta bantuan) saja ke beberapa warga pasti bisa dilumpuhkan Jupri," kata Santoso.
Sebelumnya, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok, Ajun Komisaris I Gede Ngurah tembak mati Jupri alias Jamal yang sedang berbuat onar di rumah warga. Akibat penembakan yang diduga salah prosedur ini, I Gede dimutasi jadi staf.
"Sudah dimutasi jadi staf hari ini," ucap Kepala Seksi Profesi dan Pengamanan Polres Jakarta Utara, Komisaris Santoso ketika dihubungi wartawan, Selasa (7/7) pagi.
Baca juga:
Propam Jakut duga polisi yang tembak mati Jamal langgar prosedur
Ini kronologi lengkap polisi tembak mati ketua ormas di Jakut
Polisi penembak mati ketua ormas di Jakut dimutasi jadi staf
Isak tangis keluarga pecah setelah jasad Jamal tiba rumah
Kapolres Jakut sebut penembakan Jamal sesuai prosedur
Sebelum ditembak polisi, Jamal ngamuk ancam bunuh Prapto
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Bagaimana polisi menangani kasus narkoba di Makassar? Doli mengaku, menjelang tahun baru 2024 pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap lokasi atau titik rawan peredaran narkotika di Makassar."Tentunya kita sudah mulai melaksanakan operasi dan gencar-gencar kita gelar razia di tempat-tempat yang sudah kita mapping di Makassar raya, dan di tempat hiburan juga kita gelar jelang tahun baru," terang Doli.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Bagaimana polisi menyelidiki kasus dugaan TPPO ini? Karena proses penyidikan dan penyelidikan masih berlangsung, khususnya di Polda Jambi yang telah menaikan kasus ke tahap penyidikan. Serta, Polda Sumatera Selatan dan Polda Sulawesi Selatan yang masih proses penyelidikan.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Mengapa polisi cepek semakin banyak di Jakarta? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.