Polisi Ungkap Jaringan Teroris NII Aktif Gerak Rekrut Anggota di Indonesia
Pada Jumat (25/3), Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 16 tersangka jaringan teroris NII di wilayah Sumatera Barat.
Polri mengungkap jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) bersifat masif dan aktif bergerak merekrut anggota di sejumlah daerah di Indonesia.
"Jaringan NII sudah masif di Indonesia, antara lain Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Sumatera Barat,” kata kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/4).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Apa saja bentuk bantuan yang diberikan pemerintah kepada korban terorisme? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
-
Kapan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme dirayakan? Setiap tanggal 21 Agustus, masyarakat dunia memperingati Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme.
Ia menjelaskan proses perekrutan anggota NII dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Untuk bergabung menjadi warga NII, seseorang harus melewati empat tahap perekrutan (P1-P4) yang disebut pencorakan. Selain itu, setiap calon warga NII juga harus melalui tiga tahap baiat.
Pada Jumat (25/3), Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 16 tersangka jaringan teroris NII di wilayah Sumatera Barat. Dua belas tersangka di antaranya ditangkap di wilayah Kabupaten Dharmasraya, sementara empat tersangka lain diamankan di wilayah Kabupaten Tanah Datar.
Ramadhan menjelaskan ancaman teror dari jaringan NII Sumatera Barat itu memiliki keinginan mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Kelompok tersebut juga memiliki hubungan dengan kelompok teroris di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali.
"Dari serangkaian rencana tersebut juga ada upaya serangan teror yang tertuang dalam wujud perintah, mempersiapkan senjata tajam, yang disebut dengan nama golok dan mencari para pandai besi," jelasnya.
Hal itu terungkap dari temuan alat bukti dalam penangkapan, yang berupa sebilah golok panjang milik salah satu tersangka.
Sejumlah barang bukti lain yang diamankan dalam penangkapan tersebut ialah tiga unit senapan, satu unit senapan angin, dua unit magazin, dua kotak amunisi, dua unit busur dan panah, enam bilah senjata tajam berupa satu bilah pisau karambit, satu bilah golok, dua bilah sangkur, satu bilah kapak, dan satu bilah pisau cutter.
Selain itu, sejumlah barang bukti lain merupakan perangkap laptop, beberapa buku dan dokumentasi terkait jaringan NII, catatan mengenai struktur dan kegiatan jaringan NII, kartu ATM dan buku tabungan, serta perlengkapan dan peralatan camping.
"Kami tambahkan, terkhusus di Sumatera Barat, para tersangka yang sudah ditangkap memberikan keterangan bahwa struktur NII berada pada tingkatan cabang atau kecamatan istilah NII tersebut adalah CV," kata Ramadhan.
Dari keterangan para tersangka, diperoleh informasi jumlah anggota NII mencapai 1.125 orang, dimana 400 orang di antaranya merupakan personel aktif dan selebihnya non-aktif atau sudah berbaiat namun belum aktif dalam kegiatan NII. Anggota yang sudah berbaiat tersebut dapat diaktifkan kembali kapan saja jika diperlukan, tambahnya.
Jaringan teroris NII di Sumatera Barat memiliki empat wilayah, yang terbagi atas lima ranting dengan masing-masing ranting beranggotakan sekitar 200 orang.
"Dari jumlah total di Sumbar, 833 orang tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan 929 berada di Kabupaten Tanah Datar," katanya.
Proses perekrutan anggota NII juga digelar secara terstruktur. Terkhusus bagi yang akan diangkat menjadi pengurus atau pejabat, perekrutan dilakukan tanpa memandang jenis kelamin dan batas usia.
"Hal ini terbukti dengan ditemukan 77 orang anak di bawah umur 13 tahun, yang dicuci otak dan dibaiat untuk sumpah kepada NII," katanya.
Selain jumlah tersebut, tercatat pula 126 orang yang saat ini sudah dewasa namun direkrut saat usia masih belasan tahun.
"Terkait temuan ini, Densus telah berkoordinasi dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) untuk mengembangkan jaringan NII ini," ujar Ramadhan.
(mdk/ray)