Polri-BNN Tangkap Buronan Gembong Narkoba Fernando Tremendo di Filipina
Fernando Tremendo Chimenea memiliki perawakan tinggi, kulit putih, dengan tato di tangan dan kakinya.
Fernando Tremendo Chimenea merupakan buronan warga negara Australia.
Polri-BNN Tangkap Buronan Gembong Narkoba Fernando Tremendo di Filipina
Tim Gabungan dari Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap gembong narkoba yang telah menjadi buronan BNN bernama Fernando Tremendo Chimenea di Filipina.
- Polisi Olah TKP Lanjutan Kasus Pembunuhan Bapak dan Nenek di Cilandak
- 6 Polisi Jadi Tersangka Usai Aniaya Pencuri Biji Kakao hingga Meninggal
- Polisi Gerebek Rumah Kontrakan di Ciledug, 72 Bungkus Sabu Diamankan
- Brimob Polda Sumut Turun Tangan Tangkap 5 Orang Terkait Kasus Narkoba, Ini Peran Para Pelaku
Penangkapan itu dibenarkan Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Mukti berdasarkan hasil kerjasama dengan pihak dengan Interpol, Kepolisian Filipina.
"Ya benar (ditangkap). Saya bantu menangkap saja," kata Krishna saat dikonfirmasi, Rabu (15/5).
Belum banyak keterangan terkait penangkapan yang disampaikan Krishna. Karena sampai saat ini Polri dan BNN masih berkomunikasi dengan otoritas Filipina terkait pemulangan buronan tersebut.
"Sedang dikomunikasikan ke otoritas Philipina, dengab BNN juga kami komunikasi karena itu buronan BNN. Kami Polri (Divhubinter) hanya bantu tangkap saja bersama Polisi Philipina," ujarnya.
Sementara dari keterangan lewat akun instagram resmi Krishna, sempat dijelaskan kalau Fernando Tremendo Chimenea merupakan buronan warga negara Australia.
"Berhasil menangkap WN Australia di Filipina pelaku jaringan Penyelundupan Narkoba di wilayah Asia.Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh counterpart internasional atas kerjasama yang baik selama ini," ujarnya.
merdeka.com
Lalu dari beberapa unggahan, nampak Fernando Tremendo Chimenea memiliki perawakan tinggi, kulit putih, dengan tato di tangan dan kakinya. Dia juga memiliki rambut botak, memakai kaos putih dan celana jeans pendek.
Terlihat selama penangkapan di depan salah satu rumah, berjalan dengan lancar. Tidak adanya perlawanan yang diberikan Fernando Tremendo Chimenea saat dipaksa menyerah oleh petugas berseragam preman.