Puluhan Sungai di Indonesia Positif Terkontaminasi Mikroplastik
Hasil Ekspedisi Sungai Nusantara pada penelitian sungai-sungai yang tersebar di daerah, mengungkapkan fakta bahwa puluhan sungai di sana terkontaminasi mikroplastik.
Hasil Ekspedisi Sungai Nusantara pada penelitian sungai-sungai yang tersebar di daerah, mengungkapkan fakta bahwa puluhan sungai di sana terkontaminasi mikroplastik.
"Kami telah mengunjungi 35 sungai di Indonesia, dan kesehatan sungai-sungai di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ternyata semuanya positif terkontaminasi mikroplastik," kata Divisi Edukasi Ecoton Foundation Alaika Rahmatullah kepada wartawan, Kamis (20/10).
-
Apa saja produk yang dibuat dari sampah plastik oleh warga Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik. Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Kapan sampah plastik mencemari Sungai Ciliwung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Mengapa warga Bandung mengolah sampah plastik menjadi kerajinan? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
-
Bagaimana cara pemerintah menangani sampah plastik? Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik.
-
Dimana sampah plastik yang dibakar dapat mencemari lingkungan? Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia beracun yang terlepas dari pembakaran sampah plastik dapat terbawa oleh angin atau air hujan dan mencemari sumber air, seperti sungai, danau, laut, dan air tanah.
Ekspedisi Sungai Nusantara merupakan program Ecoton, yayasan kajian ekologi dan konservasi lahan basah, yang bergerak di bidang pemulihan ekosistem sungai. Ekspedisi bertujuan untuk memeriksa kesehatan 68 sungai strategis nasional guna penelitian seputar mikroplastik, kualitas air dan brand audit.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara telah mengunjungi pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan kini tengah dalam ekpedisi ke Pulau Sulawesi. Rencana ekspedisi ini akan terus berlanjut ke pulau-pulau yang lain di kepulauan nusantara hingga akhir tahun 2022.
"Dalam Program Ekspedisi Sungai Nusantara, kami ada kegiatan brand audit. Aktivitas mengidentifikasi sampah plastik berdasarkan merek dan perusahaan yang berkontribusi terhadap sampah di lingkungan. Brand yang mendominasi di masing-masing sungai pun berbeda-berbeda. Ke depannya kami berharap harus ada tanggung jawab produsen terhadap sampah yang telah mereka hasilkan," tuturnya.
Terkait pelabelan galon plastik sekali pakai dengan label BPA Free, Alaika berpendapat bahwa justru kebijakan itu akan menimbulkan permasalahan baru.
"Pada dasarnya kemasan plastik apapun tetap berbahaya. Kita melihat dari bahan dasar pembuatan plastik yang berawal dari resin kemudian ditambahi dengan polimer tertentu mengandung senyawa kimia berbahaya. Plastik yang terkena panas atau sinar matahari pun juga rentan berpotensi terfragmentasi menjadi partikel mikroplastik. Tidak menutup kemungkinan hal ini juga terjadi pada kemasan galon sekali pakai," bebernya.
Alaika melanjutkan, partikel tersebut sangat berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh manusia, lantaran dapat mengakibatkan kanker, perubahan hormon, menstruasi dini dan lainnya.
"Bukan hanya itu, galon plastik sekali pakai beberapa kali kami jumpai juga di sungai yang berakhir menjadi sampah. Jika produsen secara terus menerus memproduksi galon sekali pakai, ini berdampak pada penambahan jumlah dan jenis sampah yang berakhir di lingkungan," ujar Alika.
Hasil temuan-temuan dari program Ekspedisi Sungai Nusantara ini untuk jangka pendek akan dikumpulkan, sebagai sarana edukasi ke masyarakat secara luas.
"Selain itu, sampah ini kami kumpulkan untuk menjadi mediasi dengan pemangku kebijakan, kami mengajak pemerintah supaya lebih memperhatikan kondisi sungai di Indonesia. Dalam jangka panjang, kami ingin terbentuknya sinergitas antara masyarakat, industri dan pemerintah untuk bersama-sama menjaga sungai-sungai di Indonesia tetap bersih, tetap lestari dan bebas sampah," ujarnya.
Baca juga:
TPA Burangkeng Bekasi Kelebihan Kapasitas Sejak 2020
Viral Bule Wanita Tergulung Sampah saat Berselancar di Pantai Batu Bolong Bali
Inspiratif, Pria Semarang Ciptakan Seni Kolase Wajah dari Sampah Plastik
Sampah Rumah Tangga di Jakarta Capai 7.700 Ton per Hari
Ilmuwan Pertama Kali Temukan Mikroplastik pada ASI, Makin Membahayakan Kesehatan Bayi
Penelitian: Ludah Cacing Ternyata Mampu Hancurkan Plastik