Pupuk nasionalisme santri, Garda Bangsa gelar musabaqah kitab kuning
Gus Halim menegaskan, sejarah telah mencatat bahwa kitab kuning, pesantren dan para santri adalah simbol perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Musabaqah kitab kuning dianggap penting untuk menguatkan kembali eksistensi kesantrian di Indonesia.
Dalam rangka menghadirkan khazanah keislaman, Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa menggelar Musabaqah Kitab Kuning (MKK) di seluruh Indonesia. Dibuka sejak awal bulan Maret, kegiatan tersebut mendapat sambutan penuh kegembiraan dari para santri.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar mengatakan, kitab kuning merupakan khazanah literatur Islam yang memiliki kandungan dan peran strategis dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Bahkan jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka.
"Melalui Karya tulis terbaiknya, para ulama telah menjadi inspirasi dan referensi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Salah satu ulama besar tersebut adalah Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi Rahimahullah yang pernah menjadi imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20," tutur pria yang biasa disapa Gus Halim itu, Sabtu (1/4).
Menurutnya, Syaikh Ahmad Khatib memiliki peranan penting di Mekkah Al Mukarramah dan di sana menjadi guru para ulama Indonesia. Melalui karya-karya seperti Hasyiyah An Nafahat ‘ala Syarhil Waraqat lil Mahalli, Al Jawahirun Naqiyyah fil A’malil Jaibiyyah, Ad Da’il Masmu’ ‘ala Man, Syekh Ahmad Khotib telah menjadi maraji banyak ulama yang hidup setelahnya. Tidak hanya di Arab namun juga di Indonesia.
Gus Halim menegaskan, sejarah telah mencatat bahwa kitab kuning, pesantren dan para santri adalah simbol perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Musabaqah kitab kuning dianggap penting untuk menguatkan kembali eksistensi kesantrian di Indonesia.
"Di Jatim kontruksi berpikir para santri, pesantren, kitab kuning masih menjadi landasan utama terhadap lahir dan tumbuh kembangnya Islam Nusantara yang ramah dan toleran serta dijadikan landasan dalam memupuk jiwa nasionalisme para santri," jelasnya.
Sejalan dengan pernyataan Gus Halim, Ketua Dewan Koordinasi Wilayah (DKW Garda Bangsa) Provinsi Jatim, Ka’bil Mubarok mengatakan, musabaqah kitab kuning yang digelar Garda Bangsa ini merupakan kegiatan rutin yang digelar untuk meningkatkan kemampuan para santri dan anak muda terhadap penguasaan khazanah Islam yang ramah dan anti radikalisme.
"Dalam MKK peserta diajarkan adab atau akhlak yang baik. Sehingga mereka tidak hanya dibekali pengetahuan namun juga perilaku yang baik," tuturnya.
Selain menyelenggarakan babak penyisihan, semifinal dan final, Garda Bangsa juga mengadakan Halaqoh dan seminar Kitab Kuning ‘Goes to Campus’. Dengan harapan dapat mendekatkan anak-anak muda dengan literasi kitab kuning.
"Sekaligus mengupas pendangan khazanah Islam klasik (kitab kuning) dalam menjawab fenomena hoax, radikalisasi dan ideology transnasional, serta pandangan-pandangan politik kenegaraan," ujarnya.
Di tempat terpisah, Ketua Umum DKN Garda Bangsa, Cucun Ahmad Syamsurijal menegaskan, kegiatan seminar kitab kuning goes to campus akan kita gelar di beberapa kampus. Seperti UI, Unair, Undip, ITB, UGM dan lainnya.
"Kampus-kampus tersebut dipilih untuk menghadirkan wacana tanding atas dominasi pemahaman Islam garis keras yang selama ini tumbuh subur di kampus-kampus umum," katanya.
Di Jatim sendiri babak penyisihan akan dimulai pada tanggal 2 April 2017 besok, bertempat di 22 kota Dan kabupaten se-Jatim. Babak penyisihan akan digelar di beberapa lokasi antara lain, Kota Kediri bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo pada Senin 10 April 2017.
Kemudian Kabupaten Bangkalan bertempat di Halaman Kantor DPC PKB Bangkalan pada Jumat 14 April 2017, Kabupaten Nganjuk bertempat di Kantor DPC PKB Kabupaten Nganjuk (Graha Gus Dur) pada Selasa 4 April 2017.
Baca juga:
Ziarah ke Al-Wathoniyah, Djarot janjikan perbaikan ponpes
JBMI undang Jokowi hadiri Silatnas, ajak menginap di pesantren
Ke Ponpes Tebuireng, Dubes AS terkesan sambutan ramah para santri
Polisi periksa guru Al Zaitun terkait kasus hinaan Panji Gumilang
Habis liburan sekolah, ratusan guru Ponpes Al Zaytun dipecat
JK resmikan Masjid & Rusun Ponpes Modern Darul Hikmah
Menlu Retno ajak delegasi BDF blusukan ke pesantren di Bali
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Kapan Kiai Ageung mendirikan pesantren di Purwakarta? Mulanya, Kiai Ageung datang ke Purwakarta untuk mengenalkan Agama Islam pada 1586.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Kapan Pondok Pesantren Canga'an didirikan? Berdiri sejak tahun 1711, kini pondok pesantren tersebut sudah berusia lebih dari tiga abad.
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.
-
Apa yang dilakukan K.H. Abbas Abdul Jamil di Pondok Pesantren Buntet? Selama memimpin Pondok Pesantren Buntet, Kiai Abbas (sapaannya) terus menyampaikan semangat nasionalisme kepada para santri yang ia asuh. Ia yakin, kekuatan santri yang jumlahnya tidak sedikit mampu menumbangkan bangsa penjajah yang sewenang-wenang di Indonesia.