Putri TKI yang dihukum mati minta belas kasihan keluarga korban
Putri tunggal Satinah, Nur Afriyani (19) mengirimkan surat untuk mendapatkan pengampunan.
Putri tunggal Satinah, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang divonis hukuman mati di Arab Saudi, Nur Afriyani (19) mengirimkan surat untuk mendapatkan pengampunan. Surat tersebut dikirimkan kepada keluarga Nura Al Gharib, selaku korban. Sebab jika keluarga korban memaafkan ibunya, vonis dapat gugur.
"Atas meninggalnya yang mulia ibu Nura Al Gharib. Izinkan saya atas nama ibu meminta maaf. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT atas kebaikan khalif alwatif atas memberikan maafnya. Atas uang diyat yang diajukan sebesar 10 juta riyal saya selaku keluarga merasa belum bisa menyanggupi karena nilai tersebut terlalu besar bagi keluarga. Semoga keluarga besar khalif alwatif dapat memakluminya," kata Nur saat membacakan beberapa penggalan suratnya, di Gedung Kemenlu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (11/2).
Nur mengungkapkan, sejak kecil ditinggal ibunya menjadi TKI Arab Saudi. Meski begitu dia bersyukur melalui fasilitas yang diberikan pemerintah. Karena sudah tiga kali dirinya dapat bertemu ibunya. Saat kunjungan itulah dia memberikan suratnya kepada keluarga korban.
"Sudah ditinggal sama ibu dari umur 11 tahun. Saya sempat bertemu sama ibu selama 3 kali dengan fasilitas oleh pemerintah," ujarnya.
Sebelumnya Dirjen Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri Tatang Budi Utama Razak mengatakan nasib TKI Satiyah saat ini ada di tangan ahli waris korban.
Jika tawaran uang diyat 4 juta riyal atau Rp 12 miliar diterima, maka Satinah dipastikan akan segera bebas. Namun jika ditolak, kemungkinan besar nasib Satinah akan berakhir di tangan algojo sekitar 3 April 2014 mendatang.
Seperti diketahui, Satinah bekerja di Arab Saudi di daerah Al Gaseem. Ia telah dijatuhi vonis pancung pada tanggal 13 September 2011 karena membunuh majikannya, Nura Al Garib, dan mengambil uang sebesar 37.970 riyal Saudi pada bulan Juni 2007. Satinah mengakui perbuatannya tanpa ada niatan membunuh dan hanya ingin membalas perlakuan kasar majikan kepadanya.
-
Siapa yang juga menjadi TKI di Arab Saudi selain Alman? Rumah tersebut rupanya merupakan hasil jerih payah sang Ibu. Di mana sang Ibu juga sempat menjadi seorang TKW di Arab Saudi selama 30 tahun.
-
Apa yang dilakukan Alman Mulyana saat menjadi TKI di Arab Saudi? Hal itu dilakukannya saat menjadi TKI di Arab Saudi. Lantas bagaimana cerita Alman Mulyana selengkapnya?
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Apa yang menjadi keunggulan Arab Saudi atas Timnas Indonesia? Di atas kertas, level Arab Saudi jauh berada di atas Timnas Indonesia.
Baca juga:
Biar tak dipancung di Saudi, Satinah butuh uang darah Rp 12 M
TKI di Saudi dibebaskan dari hukuman mati dengan rajam
Tak punya biaya ke RS, TKI asal Sragen meninggal di Mekkah
Calon TKI ilegal dirayu akan dapat gaji Rp2,6 juta di Arab Saudi
TKI Tulungagung yang hilang di Arab Saudi diduga ilegal