Putus Generasi Terorisme, Densus 88 Masukkan Anak Pelaku ke Sekolah Moderat
Direktur Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Polri Moh Djafar Shodiq mengatakan pihaknya telah melakukan langkah terbatas dalam memutus mata rantai generasi terorisme. Salah satunya melalui pendekatan humanis dan soft approach terhadap anak, istri maupun keluarga pelaku aksi teror.
Direktur Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Polri Moh Djafar Shodiq mengatakan pihaknya telah melakukan langkah terbatas dalam memutus mata rantai generasi terorisme. Salah satunya melalui pendekatan humanis dan soft approach terhadap anak, istri maupun keluarga pelaku aksi teror.
"Kami memisahkan anak pelaku dari keluarganya untuk mencegah mereka terpapar paham ekstrem, kemudian memberikan assessment, pendampingan psikologis, serta menyekolahkan mereka di sekolah dengan pendidikan moderat," kata Moh Djafar dalam keterangan pers, Sabtu (17/4).
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? "Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya," kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Bagaimana caranya untuk memperkuat ideologi bangsa agar terhindar dari infiltrasi ideologi yang mengarah pada aksi terorisme? “Semua sila-silanya harus masuk ke hati. Namun, selama ini yang dirasa Pancasila hanya sekadar pengetahuan kognitif, belum menjadi belief system ke hati yang paling dalam, maka tanamkan itu dan insyaallah nilai-nilai yang tidak sesuai di hati akan terhindar dengan sendirinya,” ucapnya.
-
Bagaimana cara tentara Israel menentukan siapa yang dianggap "teroris"? Seorang perwira cadangan mengatakan "dalam praktiknya, seorang teroris adalah siapa pun yang telah dibunuh tentara di daerah-daerah tempat pasukannya beroperasi."
Kebijakan itu diharapkan dapat membuat anak-anak itu menjadi agen perubahan dari generasi muda, yaitu untuk membangun anak-anak yang berpikir moderat dan terlindungi dari paham radikal dan aksi terorisme.
Djafar juga menjelaskan bahwa anak yang terjerat tindak terorisme merupakan korban dari lingkungan maupun orang tua yang salah.
"Biarpun masuk dalam tatanan unsur perbuatan melawan hukum tapi mereka merupakan korban yang harus diberikan pendekatan secara komprehensif," ungkapnya.
Sementara itu psikolog anak, Seto Mulyadi, mendukung pendekatan humanis yang dilakukan Densus 88. Dia meminta agar penangkapan pelaku tidak dilakukan di hadapan anak untuk mencegah timbulnya rasa dendam yang dapat menumbuhkan bibit terorisme.
"Anak sejatinya merupakan peniru, jika anak berada dalam lingkungan yang penuh kedamaian, maka karakter itulah yang terbentuk," katanya.
Keluarga harus menerapkan pengasuhan dan pendidikan yang damai, menghargai perbedaan, tanpa kekerasan, dan adanya komunikasi terbuka. "Namun harus ada kontrol dari warga sekitar. Untuk itu perlu dibentuk seksi perlindungan anak di tingkat RT," tutup Seto.
Baca juga:
34 Napi Teroris di Lapas Gunungsindur Berikrar Setia pada NKRI
34 Narapidana Kasus Terorisme akan Ucapkan Ikrar Setia pada NKRI
Cegah Radikalisme, Wapres Ingatkan Dai Ajarkan Toleransi dan Anti Kekerasan
DPR Kritik Pencegahan Terorisme: Anggaran Untuk Apa, Kepala BNPT Banyak Kunjungan
DPR Minta Program Deradikalisasi Dievaluasi Buntut Mabes Polri Diserang Teroris
DPR: Pencegahan Harus Dijadikan Program Nomor Satu untuk Hadapi Terorisme