Remaja di Malaka NTT Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal Saat Latihan Bela Diri
Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan (RSUPP) Betun, untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, pada Minggu (30/4) korban dinyatakan meninggal dunia.
KAN alias Kendy (15), pelajar salah satu SMP di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Kendy merupakan korban penembakan orang tidak dikenal, saat mengikuti latihan bela diri silat bersama rekan perguruan Persatuan Setia Hati Terate (PSHT), pada Jumat (28/4) malam.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kenapa libur nasional penting? Libur nasional memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk beristirahat, bersantai, dan mengisi ulang energi setelah bekerja atau belajar dengan keras. Libur nasional juga dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik, serta produktivitas kerja.
-
Kapan Pramuka resmi dibentuk? Pada 30 Juli 1961 di Istora Senayan, seluruh tokoh kepanduan di Indonesia menyatakan menggabungkan diri dengan organisasi gerakan Pramuka, dan hari bersejarah ini disebut sebagai hari Ikrar Gerakan Pramuka.
-
Kapan Rampokan Macan dilakukan? Sejarah Rampokan macan dilakukan bertepatan dengan hari raya ketupat.
-
Kenapa perkecambahan penting? Perkecambahan Adalah Tahap Awal Perkembangan Tumbuhan, Berikut Penjelasannya Perkecambahan adalah proses awal pertumbuhan suatu tumbuhan, terutama pada tumbuhan berbiji.
Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan (RSUPP) Betun, untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, pada Minggu (30/4) korban dinyatakan meninggal dunia.
Informasi yang dihimpun, pada Jumat (28/4) malam sekitar pukul 19.00 Wita, korban bersama rekan-rekan perguruan PSHT melakukan latihan bela diri. Dua jam pasca latihan atau sekitar pukul 22.00 Wita, korban ditembak diduga menggunakan senapan angin oleh orang yang tidak dikenal.
Tembakan saat itu mengarah kepada kumpulan orang yang sedang melaksanakan latihan bela diri PSHT. Namun, peluru menyasar ke tubuh korban.
Korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Kasus ini sudah dilaporkan keluarga korban ke Polres Malaka pasca kejadian atau pada Jumat (28/4) malam.
Autopsi Jenazah
Penyidik Satreskrim Polres Malaka sulit menentukan penyebab kematian korban. Karena itu, Polres Malaka meminta bantuan tim medis Bid Dokkes Polda NTT, untuk melakukan autopsi.
Autopsi dilakukan pada Selasa (2/5) siang oleh Kasubbid Dokpol Bid Dokkes Polda NTT, AKBP Edi Syahputra Hasibuan, dibantu Briptu Saint Valenthino Tefnai. Autopsi berlangsung di rumah korban di Dusun Kota Bone, Desa Kota Bone, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka.
Autopsi juga dihadiri Kasat Reskrim Polres Malaka, penyidik Polres Malaka, kapolsek Weliman, tim Inafis Polres Malaka, serta pengamanan lokasi dari anggota Polres Malaka, Polsek Weliman dan dari anggota Subden Brimob Pelopor A.
Tim medis memastikan kalau korban meninggal sejak tiga hari lalu. Saat autopsi, ditemukan luka kepala bagian samping kanan atas dari telinga bagian belakang kurang lebih 10 centimeter.
Di bagian dalam ada lubang menembus tengkorak samping kanan sampai ke otak. Juga terdapat sebuah butir peluru senapan dengan diameter 0,5 x 0,3 centimeter di dalam otak korban.
"Sudah dilakukan pemeriksaan mayat dan ditemukan sebuah luka robek di kepala bagian kanan dan ditemukan sebuah peluru di otak, sehingga penyebab kematian adalah penekanan pada otak akibat pecahnya pembuluh darah di otak," jelas Edi Syahputra Hasibuan, Rabu (3/5).
Kapolres Malaka AKBP Rudy Junus Jacob Ledo mengatakan, dari hasil autopsi terhadap jenazah terdapat satu buah peluru senapan angin yang berada dalam kepala korban.
Peluru senapan angin tersebut telah diambil guna dilakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. Hasil otopsi terhadap korban selanjutnya disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan oleh ahli Forensik.
Kapores mengimbau agar rekan dan senior korban khususnya organisasi PSHT, juga kepada pihak keluarga untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.
"Jangan main hakim sendiri, serahkan penyelesaian kasus ini ke pihak kepolisian," tandasnya.
Kapolres juga meminta kepada warga dan pemerintah setempat agar menjaga Kamtibmas agar tetap kondusif pasca kejadian itu.
"Saya meminta kepada keluarga dan warga setempat agar tidak main hakim sendiri. Jangan lagi ada main balas dendam," tutup Rudy Junus Jacob Ledo.
(mdk/tin)