Risma tutup Gang Dolly, Ahok malah ingin prostitusi dilokalisasi
"Kalau dikumpulkan jadi satu kita lebih mudah melakukan penyuluhan," ujar Ahok.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) kemarin mengaku lebih senang jika prostitusi dilokalisasi. Menurutnya dengan adanya lokalisasi maka lebih mudah melakukan sosialisasi mengenai bahaya HIV AIDS.
"Kalau dikumpulkan jadi satu kita lebih mudah melakukan penyuluhan," ujar Ahok dalam acara Rembuk Provinsi 2013 sesi ke-2 di Hotel Lumire, Jakarta Pusat, Senin (2/12) kemarin.
Selain itu, mantan Bupati Belitung Timur menambahkan, dengan terkoordinirnya para penjaja seks lebih dapat didata. Lebih dari itu, dia mengatakan akan mengirimkan para tokoh agama untuk memberikan pencerahan.
"Nanti kita kirim ustad dan pastur ke sana," tambah Ahok.
Lain Ahok, lain Risma. Walikota Surabaya bernama lengkap Tri Rismaharini tersebut malah sedang gencar-gencarnya hendak menutup prostitusi di Gang Dolly.
Akhir tahun 2013 mendatang, Surabaya bertekad menjadi kota bebas prostitusi. Demi masa depan generasi bangsa, kawasan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yang terletak di Gang Dolly, Kecamatan Sawahan, Surabaya dipastikan akan tinggal kenangan.
Hal ini dikatakan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Orang nomor satu di Kota Pahlawan ini berharap para orang tua yang tinggal di kawasan lokalisasi, diminta untuk memperhatikan masa depan anak-anak mereka. Sebab, pertumbuhan dan masa depan anak-anak harus menjadi prioritas di atas segalanya, termasuk urusan perut.
"Hendaknya, orangtua jangan hanya memikirkan perut saja, masa depan anak-anak harus jadi prioritas. Jangan karena kepentingan perut, bisa merugikan masa depan anak-anak," kata Risma, Senin (11/11) lalu.
Diakui wali kota kelahiran Kediri itu, persoalan di lokalisasi seperti Dolly, Jarak dan lokalisasi lainnya di Surabaya, merupakan masalah klasik yang selalu mengiringi siapapun yang memimpin Kota Surabaya dalam setiap periodenya.
Selain itu, problem sosial lainnya seperti kasus trafficking (perdagangan anak) yang kerap ditangani pihak kepolisian di Kota Pahlawan ini. Dan menurut wali kota yang juga alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) itu, kasus perdagangan anak yang kian marak tersebut, memiliki benang merah dengan daerah lokalisasi.
"Ketika saya datang ke sekolah yang dekat dengan lokalisasi, ada kecenderungan anak-anaknya, tatapan matanya kosong dan tanpa semangat. Anak-anak ini kan dekat dengan praktik seks bebas. Untuk itu, mereka harus diselamatkan," tegas Risma.
Agar Surabaya bebas prostitusi di masa mendatang, rehabilitasi lokalisasi harus segera dilakukan. Khusus untuk rehabilitasi lokalisasi Gang Dolly, Risma menyebut, pihaknya tengah melakukan persiapan matang. Persiapannya harus lengkap, karena kawasan Gang Dolly luas dan bahkan disebut-sebut sebagai lokalisasi terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Sekarang, Risma mengaku sudah menginstruksikan kepada dinas-dinas terkait agar siap bergerak. "Karena tidak ada gunanya Surabaya bersih, indah dan tamannya banyak, tetapi masih ada masalah sosial seperti Dolly. Karena itu, saya tidak akan menyerah," katanya yakin.