Satu korban tabrakan kapal Tanker & Pompong di Riau ditemukan tewas
La Ode menjelaskan identitas korban yang berhasil diselamatkan, Wirdati Ningsih (46) warga Alamat Tanjung Harapan Selatpanjang, Hendra Wijaya (18) Warga Tanjung Harapan Selatpanjang, Sulastri (16) Warga Tanjung Harapan Selatpanjang, dan Pardi (30) buruh dari Pulau Jawa.
Personel gabungan kepolisian dan Tim SAR menemukan jenazah korban tabrakan antara kapal Tanker dengan kapal pompong bermuatan pekerja kilang sagu di Perairan Sungai Terus, Selat Air Hitam, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Laode Proyek mengatakan, jenazah atas nama Supri (20) langsung dievakuasi ke rumah sakit, Selasa (25/9) sekitar pukul 11.00 Wib. Dia mengatakan, keluarga korban juga telah berada di RSUD Meranti untuk menjemput jenazah.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
"Pukul 11.30 Wib tadi, kami bersama Tim SAR menyerahkan jenazah kepada keluarga korban. Jadi pencarian sudah dihentikan dan tim kembali ke markas masing-masing," kata Laode kepada merdeka.com.
Laode menceritakan, kapal besi atau Tangker itu menabrak pompong pekerja kilang sagu di Perairan Sungai Terus, Selat Air Hitam, di depan Desa Mekong, Kecamatan Tebingtinggi Barat, pada Minggu (23/9) lalu. Lima korban dan satu sempat menghilang kemudian ditemukan meninggal dunia hari ini.
La Ode menjelaskan identitas korban yang berhasil diselamatkan, Wirdati Ningsih (46) warga Alamat Tanjung Harapan Selatpanjang, Hendra Wijaya (18) Warga Tanjung Harapan Selatpanjang, Sulastri (16) Warga Tanjung Harapan Selatpanjang, dan Pardi (30) buruh dari Pulau Jawa.
"Sedangkan satu korban yang sempat hilang dua hari dan berhasil ditemukan bernama Supri seorang buruh sagu berasal dari Pulau Jawa," kata Laode.
Peristiwa itu berawal pada Sabtu (22/9) sekitar pukul 23.00, kapal pompong terbuat dari kayu itu berangkat dari kilang sagu akan menuju ke Selatpanjang dengan maksud mengantar temannya yang sudah tidak bekerja lagi (PHK).
Keesokan harinya, Minggu dini hari sekitar pukul 02.30, pompong tiba di Perairan Sungai Terus di depan Desa Mekong, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Tba-tiba datang kapal besi Tangker menyenggol pompong sehingga mengakibatkan oleng dan tenggelam.
"Nakhoda kapal pompong berusaha menyelamatkan diri ke pantai, namun 1 korban atas nama Supri jatuh ke laut dan meninggal dunia," kata Laode.
Baca juga:
Kapal besi tabrak pompong berisi buruh sagu di Meranti, satu penumpang hilang
Tim penyelamat terus cari korban kapal terbalik di Tanzania
Kapal feri tenggelam di Tanzania, 44 orang tewas dan ratusan hilang
Korban kapal feri tenggelam di Tanzania bertambah jadi 224 orang
Berkat penenggelaman kapal, Susi klaim produksi ikan RI kini tertinggi se-ASEAN
Kapal trawl dikabarkan tenggelam, tim SAR sisir perairan Bengkayang Kalbar