Sebelum bunuh istri, Bripka Triono minta dicarikan sampingan
Bripka Triono juga dikenal religius.
Polisi tersangka pembunuh istri di Depok, Bripka Triono, selama ini dikenal sebagai pribadi baik dan religius. Triono juga dikenal sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap keluarga.
Hanya saja diduga ada permasalahan finansial yang membuat Triono membunuh istrinya, Ratnita Handriani (37). Hal itu disampaikan Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna.
Dalam beberapa kali komunikasi dilakukan, Pradi mengaku Triono sempat meminta dicarikan pekerjaan sampingan. Namun, hingga kasus terjadi, keinginan itu belum terwujud.
"Sempat bilang ingin cari tambahan pemasukan," kata Pradi, Selasa (29/3).
Sebelum kasus itu terkuak, Pradi mengaku kerap berbincang dengan Triono. Namun, intensitasnya agak kendur ketika Pradi mencalonkan diri dalam bursa pilkada.
"Saya kenal dekat (Triono). Dia sering ke rumah. Makanya pas dengar berita ini, saya kaget. Biasanya nanya kabar lewat SMS. Cuma sudah lama komunikasi kurang intens karena saya waktu itu nyalon (pilkada)," ujar Pradi.
Walaupun sering berkomunikasi, tetapi menurut Pradi, Triono tidak pernah bercerita soal masalah pribadi. Komunikasi dilakukan sebatas formal saja.
"Dia tidak pernah cerita (masalah pribadi). Yang saya tahu orangnya baik dan tanggung jawab pada keluarganya luar biasa," tutup Pradi.
Baca juga:
Sebelum tewas, tetangga kerap mendengar Ratnita dan suami bertengkar
Bunuh istri sendiri, kejiwaan Bripka Triono masih normal
Psikolog duga Bripka Triono bunuh istri bukan karena kesal dimarahi
Polda Metro masih dalami motif Bripka Triono bunuh istri
Tetangga dengar cibiran saat Bripka Triono dan istrinya bertengkar
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa dugaan Bhabinkamtibmas Desa Sanur Kauh mengenai penyebab sang putra tidak lolos seleksi polisi? Dia menduga, ada permainan licik di balik tak diterimanya sang putra menjadi abdi negara. Hal itu diduganya lantaran Polda Bali secara spesifik memberikan kuota khusus kepada para putra-putri yang terpilih. "Dalam perekrutan tersebut, saya mencium bau yang tidak sedap. Jadi di dalam perekrutan tersebut, anak saya nilainya bagus namun digeser dengan kuota khusus," ujarnya. "Saya ngga mengerti apa syarat dari kriteria khusus," lanjutnya.
-
Kenapa polisi menduga keluarga itu bunuh diri? Mereka tidak ditemukan unsur kekerasan di lokasi kejadian. "Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi," jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.