Sebelum temukan kuburan balita, Sirun dengar suara minta tolong
Sebelum temukan kuburan balita, Sirun dengar suara minta tolong. Sisworo, diperkirakan kuburan anak perempuan tanpa identitas tersebut sudah dua hari dibuat. "Sampai saat ini, warga sudah kami sampaikan soal ini, tetapi belum ada yang mengaku kehilangan anak," ucapnya.
Temuan adanya jasad balita dalam pekarangan milik warga di Dusun Munggangsari Desa Karangsalam Kecamatan Baturaden Banyumas Jawa Tengah kini menjadi buah bibir warga sekitar. Lantaran sebelum mengetahui adanya jasad anak perempuan di dalam gundukan, Sirun (35), warga Dusun Munggangsari yang kali pertama menemukan kuburan tersebut, sempat dibuat merinding karena mendengar suara misterius.
Sirun menceritakan, saat mencari rumput di daerah dekat temuan kuburan jasad balita tersebut tiba-tiba mendengar suara minta tolong.
"Suaranya lirih sekali dengan teriakan minta tolong sebanyak dua kali dari arah pohon. Tetapi saat saya cari ke asal suaranya, saya tidak temukan adanya orang di sekitar situ," katanya saat ditemui di Balai Desa Karangsalam, Rabu (14/12).
Ia mengemukakan, suara tersebut merupakan suara anak perempuan yang didengarnya sekitar pukul 17.30 Wib. Saat itu, ia baru teringat adanya gundukan tanah yang ditutupi tikar di atasnya.
"Saat itu saya sempat merinding dan curiga, jangan-jangan suaranya berasal dari gundukan tersebut. Karena terus terang saja, saya baru tahu ada gundukan di situ kemarin (Selasa, 13/12) sore," ujarnya.
Akhirnya, Sirun yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak, melaporkannya kepada RT setempat untuk menindaklanjuti kecurigaannya. Akhirnya, sekitar pukul 20.30 Wib, gundukan tanah tersebut dibongkar dan ditemukan jasad anak perempuan.
"Saya kaget, ternyata ada jasad anak perempuan di dalam gundukan tersebut. Kejadian ini membuat saya tak bisa tidur semalaman karena peristiwa kemarin sore," jelasnya.
Diakuinya, sebenarnya wilayah tersebut selalu ramai pada siang dan sore hari. Namun, kalau malam kondisinya sangat sepi karena jauh dari pemukiman warga. "Mungkin saja dikuburnya pada malam hari. Kalau dilihat dari lobang yang dibuat, sepertinya menggunakan cangkul untuk membuat lobang tersebut," ujarnya.
Menurut Kepala Dusun Munggangsari, Sisworo, diperkirakan kuburan anak perempuan tanpa identitas tersebut sudah dua hari dibuat. "Sampai saat ini, warga sudah kami sampaikan soal ini, tetapi belum ada yang mengaku kehilangan anak," ucapnya.
Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Baturaden, Ajun Komisaris Susanto mengemukakan, pihaknya sudah melakukan visum dan juga menyampaikan kepada warga mengenai ciri dan anak yang ditemukan meninggal tersebut.
"Hingga kini, belum ada yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya kepada petugas. Untuk saat ini, jasad kami titipkan di RS Margono untuk divisum. Karena ini, kasus yang terjadi pada anak sehingga hasil visum diharapkan bisa lebih cepat," jelasnya.
-
Kapan jembatan kaca di Banyumas pecah? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca di Banyumas? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa yang terjadi di jembatan kaca Wahana Wisata Banyumas? Pecahnya lantai jembatan kaca hingga kini masih dalam penyelidikan polisi Rabu (25/10), sebuah wahana wisata jembatan kaca di kawasan wisata The Geog, Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, pecah. Insiden pecahnya jembatan kaca itu menyebabkan seorang pengunjung meninggal dunia dan seorang lainnya terluka.
-
Kapan kejadian di jembatan kaca Wahana Wisata Banyumas terjadi? Pecahnya lantai jembatan kaca hingga kini masih dalam penyelidikan polisi Rabu (25/10), sebuah wahana wisata jembatan kaca di kawasan wisata The Geog, Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, pecah.
-
Bagaimana jembatan kaca di Banyumas bisa pecah? “Yang kami dalami di TKP bahwa tebal kaca adalah sekitar 1,2 centimeter. Kemudian lebar sekitar 118 centimeter. Ini akan kami cek, kemudian hasil labfor-nya seperti apa, seharusnya itu dipasang dalam komposisi ukuran berapa, nanti akan dijelaskan oleh pihak Labfor bersama pihak ahli kontruksi yang kami datangkan.”
-
Kenapa jembatan kaca di Banyumas bisa pecah? Berdasarkan keterangan awal dari pengelola tempat wisata, diketahui bahwa jembatan itu dibangun selama 11 bulan dan tidak ada uji kelayakan dari pihak terkait.
Baca juga:
Mayat balita ditemukan terkubur di area kebun Dusun Munggangsari
Liburan di Bali, wisatawan asal Jakarta tewas di kamar mandi
6 Bulan hilang, Karto ditemukan sudah jadi kerangka di kebun tebu
Mayat wanita dalam karung ditemukan di rumah dukun
Dikira orang tidur, ternyata mayat perempuan tanpa kepala