Sedang Cuci Kerang, Warga Banyuasin Diserang Buaya di Perairan Sungsang
"Sampai saat ini Polairud Polda Sumsel bersama TNI AL, Basarnas dan masyarakat masih mencari korban, semoga cepat ditemukan,"
Seorang warga Desa Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, diserang buaya muara. Kejadian ini sudah terjadi kedua kalinya dalam sepekan terakhir.
Dir Polairud Polda Sumsel, Kombes Pol Yohannes Simardi Widodo mengatakan korban serangan buaya bernama Yanto (30) merupakan pencari kerang. Peristiwa serangan terjadi pada Senin sore (8/6) dan hingga Rabu siang (10/6) jasadnya belum kunjung ditemukan.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Dimana balap liar ini terjadi? Aksi pembubaran balap liar ini terjadi di Jalan Sudirman, Kudus, Jawa Tengah.
-
Mengapa Kelompok Tani Hutan Alam Roban memilih untuk beternak lebah madu liar? Keberadaan Lebah Apis Cerana di Alas Roban dimanfaatkan warga setempat untuk memanen madunya.
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
-
Bagaimana cara mengatasi gigitan kucing liar? Jika Anda tiba-tiba digigit kucing liar yang kemudian timbul luka, pertolongan pertama yang perlu dlakukan adalah menghentikan pendarahan. Setelah perdarahan berhenti keluar di area gigitan, selanjutnya bersihkan luka dengan sabun dan air, serta oleskan salep antibiotik dan perban pada gigitan. Setelah melakukan pertolongan pertama, Anda bisa mengecek kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah luka tersebut berisiko menimbulkan komplikasi lain.
"Sampai saat ini Polairud Polda Sumsel bersama TNI AL, Basarnas dan masyarakat masih mencari korban, semoga cepat ditemukan," ujarnya dilansir Antara.
Serangan bermula saat korban dan rekannya, Karno, bersandar di Pulau Alangan Tikus perairan Sungsang untuk mencuci kerang hasil tangkapan. Ketika mencuci kerang itulah, tiba-tiba seekor buaya menerkam kaki Yanto lalu menyeretnya ke dalam sungai.
Karno yang melihat kejadian naas itu tidak dapat berbuat banyak karena panjang buaya diperkirakan lima meter, namun ia segera mencari pertolongan.
Selama seharian tim gabungan berupaya mencari jasad korban tetapi tidak kunjung ditemukan sehingga dilanjutkan kembali pada Rabu pagi. Lokasi kejadian sendiri masih termasuk wilayah Taman Nasional (TN) Sembilang.
Kepala Seksi Wilayah II Taman Nasional Sembilang, Affan, mengatakan di lokasi kejadian sudah terpasang papan peringatan bahwa lokasi tersebut merupakan habitat buaya, jarak lokasi dari pemukiman terdekat menempuh waktu perjalanan 45 menit dengan perahu cepat.
"Sebetulnya para nelayan yang biasa menyusuri perairan mengetahui di sana habitat buaya karena kalau lewat sering kelihatan, hanya saja mungkin kadang kurang berhati-hati, sebab dimana ada buaya maka di situ juga biasanya banyak kerang," jelasnya.
Pihaknya telah mengirim tim ke lokasi kejadian untuk melakukan pendataan, ia membenarkan serangan tersebut menjadi peristiwa kedua kalinya konflik buaya dan manusia dalam sepekan terakhir.
Sebelumnya pada 3 Juni 2020 seorang warga bernama Joni (30) juga diserang dan diseret buaya ke dalam Sungai Sungsang Kabupaten Banyuasin saat mencari daun nipah, jasadnya baru ditemukan tim gabungan Lanal Palembang - Polairud Sumsel dibantu warga 12 jam kemudian dalam kondisi meninggal.
Affan menduga serangan yang terjadi dalam waktu berdekatan tersebut dipengaruhi faktor tinggi air sungai, cuaca dan musim kawin buaya muara.
"Bulan-bulan ini memang musim kawinnya buaya, lalu kondisi udara juga sedang tinggi dan hangat serta kondisi air agak keruh karena akhir-akhir ini sering hujan, itu semua mendukung terjadinya konflik" kata Affan menambahkan.
Ia mengimbau para pencari kerang, ikan maupun kepiting yang kerap terjun langsung ke sungai agar meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan posisi kantong-kantong buaya muara.
(mdk/ray)