Sempitnya Medan dan Lebatnya Hutan Jadi Kendala TNI Evakuasi Dua Jenazah Teroris MIT
Tim Tricakti yang dipimpin Lettu Inf David Manurung dari satuan Kopassus menyusup ke lokasi persembunyian dan camp teroris dengan mengandalkan unit kecil kekuatan lima orang. Mereka melewati medan sulit hingga hutan lebat.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih melakukan upaya dalam mengevakuasi dua jenazah teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. Proses evakuasi yang sudah memasuki hari ketiga ini masih terkendala untuk membawa keluar dari lokasi Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.
Wadansatgassus Koopsgabsus Tricakti Letkol Inf Romel J. Wardhana memimpin langsung proses evakuasi dengan menggunakan alat angkut udara Helikopter Caracal TNI AU dan melihat langsung pengangkatan dua jenazah dari jurang pada kedalaman lebih dari 50 meter.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
"Menurut Pilot Letkol PNB Imanuel Simarmata, sempitnya medan serta lebatnya hutan semakin menyulitkan manuver Heli Caracal dapat mencari posisi aman untuk hover. Kapten Pilot Letkol PNB Imanuel Simarmata yang langsung menerbangkan Heli Caracal pagi ini menuju ke titik landing zone yang disiapkan," kata Romel, Selasa (13/7).
“Faktor alam bervariasi dengan lembah yang dikelilingi vegetasi pohon rapat, lebatnya hutan dan lembah yang cukup terjal tertutup serta tebing sangat curam di sepanjang rute evakuasi turut menghambat proses evakuasi,” sambungnya.
Ia menyebut, saat ini upaya dengan hoist crane dan basket stretcher masih terus dilakukan dalam menentukan titik final approach untuk mempercepat evakuasi.
“Jajaran Koopsgabsus Tricakti bersama Prajurit TNI dan Polri di lokasi hingga Selasa pagi terus berupaya untuk mengevakuasi dua jenazah teroris MIT dari TKP, termasuk dibantu masyarakat yang tinggal di sekitar Pegunungan Tokasa, yang secara spontan sukarela untuk membantu proses evakuasi jenazah,” sebutnya.
Dirinya berharap agar proses evakuasi tersebut dapat berjalan dengan lancar, supaya bisa dengan cepat dibawa ke RS. Bhayangkara.
“Mudah-mudahan hari ini kedua jenazah tersebut dapat dievakuasi secara tuntas dan bisa segera diberangkatkan ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng untuk proses identifikasi dan autopsi,” tutupnya.
Sebelumnya, Panglima Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabssus) Tricakti Mayjen TNI Richard Tampubolon membeberkan, situasi saat kontak senjata antara timnya dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Pegunungan Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Provinsi Sulteng.
Awalnya, Tim Tricakti yang dipimpin Lettu Inf David Manurung dari satuan Kopassus menyusup ke lokasi persembunyian dan camp teroris dengan mengandalkan unit kecil kekuatan lima orang. Mereka melewati medan sulit hingga hutan lebat.
Tim mengendus jejak yang ditinggalkan kelompok MIT sampai dengan titik aman melakukan penyergapan.
"Tim Tricakti berhasil mendekati camp kelompok teroris MIT secara senyap dan penuh kerahasiaan, bahkan seluruh anggota Tim harus merayap ke sasaran sejauh 500 meter sejak pukul 22.00 WITA, tadi malam sampai dengan penyergapan pukul 03.00 WITA," tutur Richard dalam keterangannya, Minggu (11/7).
Sekitar jarak 5 meter dari posisi pengintaian, Richard melanjutkan, camp teroris MIT terlihat meski samar lantaran kondisi cuaca gelap disertai hujan. Ada lima anggota kelompok MIT Poso yang sedang beristirahat.
Setelah yakin target yang diintai merupakan anggota MIT, tim langsung membuka tembakan demi melumpuhkan anggota kelompok MIT tersebut.
"Dalam peristiwa penyergapan pagi ini, ada sekitar lima orang kelompok teroris MIT sedang beristirahat, dengan tewasnya dua orang tersebut (Rukli dan Ahmad Panjang) diduga ada juga yang melarikan diri," jelas dia.
Baca juga:
Terduga Teroris di Jakarta-Babel Pesan Senjata untuk Dikirim ke Poso
Pengepungan Teroris MIT di Poso Berawal dari Jejak Bekas Makanan
VIDEO: Detik-Detik Koopsgabsus TNI Kepung Markas Teroris Poso di Hutan Belantara
Teroris Poso yang Melarikan Diri Diduga Terluka, Ditemukan Ceceran Darah
Cerita TNI Kepung Markas Teroris Poso: 5 Prajurit Susuri Hutan, Menyergap Jam 3 Pagi