Sepi pembeli, puluhan pedagang Galabo Solo tutup warung
Sepi pembeli, puluhan pedagang Galabo Solo tutup warung. Lokasi yang ditempati tak menguntungkan, selain sepi pembeli, juga tak nyaman lantaran selalu banjir saat hujan.
Kondisi cuaca yang kurang menguntungkan akhir-akhir ini, membuat puluhan pedagang di pusat kuliner malam Gladak Langen Bogan (Galabo) Solo enggan berjualan. Selain sepi pembeli, kurang nyamannya lokasi saat musim penghujan juga menjadi penyebab pedagang tak aktif lagi. Praktis kondisi tersebut membuat pusat kuliner peninggalan Jokowi (Joko Widodo) semasa menjabat wali kota Solo tersebut kian sepi.
Pemerintah Kota Solo bukannya tanpa berupaya untuk menghidupkan kembali pusat kuliner yang pernah Berjaya itu. Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Solo Triyana mengaku telah melayangkan surat peringatan kedua kepada 25 pedagang.
"Jumlah keseluruhan selter Galabo ada 65 unit, 25 di antaranya yang tidak aktif sudah kami berikan SP II. Kebanyakan para pedagang tidak aktif dari beberapa pekan hingga bulanan," ujar Triyana kepada wartawan, Rabu (23/11).
Menurut Triyana kebanyakan pedagang Galabo tidak aktif berada di bagian timur. Mereka memilih tidak jualan di musim penghujan karena sepi pembeli. Dia menyadari beragam kendala yang dihadapi pedagang tersebut. Pihaknya tak akan menjatuhkan sanksi tegas bagi pedagang tak aktif jualan itu.
"Tidak aka nada sanksi, karena kondisinya seperti itu. Kami memilih memberikan pembinaan kepada para pedagang. Kami memberi pelatihan pedagang mengenai strategi manajemen pengolahan berbisnis kuliner," katanya.
Triyana menambahkan, beberapa di antara yang harus diperhatikan pedagang kuliner adalah menjaga kebersihan tempat jualan, tata cara penyajian dan cita rasa makanan yang disajikan. Menurutnya cita rasa tersebut harus memiliki kekhasan sehingga berbeda dengan makanan lain. Dia berharap dari pelatihan strategi manajemen pengolahan dalam bisnis makanan ini bisa berdampak positif bagi pedagang kuliner Galabo.
Sementara itu, Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Galabo Siang Hari, Tony Benteng mengatakan berkurangnya pedagang Galabo dipengaruhi lokasi berjualan yang dinilai kurang mengakomodasi pedagang. Seperti tidak adanya pelindung selter pedagang saat musim penghujan. Akibatnya, air hujan menimpa selter pedagang. Kurang nyamannya lokasi berjualan membuat pedagang memilih hengkang.
"Kalau hujan sudah pasti banjir, seperti aquarium, air hujan tumpah ke dagangan. Harus diberi pelindung dari hujan, minimal pemkot memasang tirai di setiap selter Galabo," pungkasnya.
-
Kenapa Pecel Semanggi jadi makanan khas Surabaya? Pecel Semanggi tercipta dari kebiasaan warga memanfaatkan tanaman di sekitar rumah untuk dimasak menjadi Semanggi Suroboyo.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Di mana letak Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut? Lokasinya berada persis di sebuah bangunan berlantai dua, di Jalan Raya Bandung-Garut, Kecamatan Tarogong Kaler.
-
Apa saja yang ditawarkan di Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut? Di sana terdapat dua lantai, yang pertama untuk pembelian ikan segar di lantai bawah dan berbagai olahan ikan cepat saji di lantai dua.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
Baca juga:
Wali Kota Solo was-was pembangunan Pasar Klewer molor dari target
Proyek jaringan listrik bawah tanah Solo berdampak ke perjalanan KA
Ratusan PNS Solo deklarasi tak pakai elpiji 3 kilogram lagi
Di Solo bikin e-KTP bisa lewat WA
Kisah inspiratif Ayu pembatik difabel asal Solo