Sumur Sawah di Ngawi Keluarkan Api
Joko memprediksi kondisi tersebut tak akan bertahan lama. Terlebih saat musim penghujan tiba. Dirinya yakin, usai diguyur hujan beberapa kali kemunculan gas dari retakan tanah itu lambat laun bakal tertutup. Ditambah lokasi sumur yang berada tak jauh dari sungai kerap kebanjiran saat penghujan.
Sebuah sumur sawah di Dusun Pilang, Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi jadi buah bibir warga setempat beberapa hari terakhir. Sebab bukan karena melimpahnya air sumur itu yang jadi pembicaraan, namun api yang tak bisa padam lah yang dihasilkan dari sumur tersebut.
Tak hanya sekali, api tersebut bahkan tak kunjung padam sejak Senin (7/10) pagi lalu. Api masih saja muncul hingga kini Kamis (10/10).
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa Ciwang Mak Oyah viral? Kabarnya, beberapa video yang memberi ulasan jajanan ciwang ini viral hingga FYP di media TikTok dan Instagram.
-
Apa yang membuat video kedua Agung menjadi viral? Video kedua yang menceritakan budi daya koi viral. Video kedua ini ditonton 2,7 juta kali.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
"Sudah dari Senin kemarin apinya tidak padam Walaupun anginnya kencang sekali. Api tidak mati," kata pemilik sumur, Joko Nurgianto, Kamis (10/10).
Senin lalu, kata dia, dirinya hendak mengambil mesin penyedot air di dasar sumur sedalam dua meter tersebut. Baru menginjakan kaki beberapa anak tangga, Joko terkejut sumur yang baru dibangunnya beberapa tahun lalu itu tercium bau layaknya tabung gas elpiji yang bocor.
"Bau gasnya menyengat banget. Kayak bau gas elpiji bocor gitu," jelasnya.
Dia pun ketakutan jika itu adalah gas berbahaya. Sehingga ia pun mengurungkan niat dan kembali naik. "Takut saja sih. Kalau nekat bisa saja saya keracunan," bebernya.
Menurutnya, setelah sampai atas, dirinya lalu menyalakan korek. Dan melemparkan ke dasar sumur. Dan langsung menyala dengan api yang besar.
Kobaran api yang kian membesar justru membuat Joko panik. Api itu, tegasnya, tak kunjung padam. Hingga akhirnya petani tersebut memutuskan mengisi galian dengan air dari sumur tetangga. Meski disiram beberapa menit, api tersebut tetap tak kunjung padam.
"Akhirnya padam setelah habis air cukup banyak. Di bagian bawah, ember dan peralatan lain hangus," ungkapnya.
Penasaran dengan sumber api, Joko kembali mendatangi sumur yang telah kering dimusim kemarau kali ini. Bermodal pipa paralon disambung pipa besi di ujung, tabung panjang tersebut lantas ditancapkan Joko di dasar sumur. Tak butuh waktu lama, ujung atas pipa besi lantas didekatnya dengan api. Benar saja, layaknya obor, kobaran merah api pun menyala. "Dari Senin pagi sampai hari ini (kemarin,red) gak mati, padahal apinya besar," beber Joko
Kejadian tersebut sempat membuat sumur Joko jadi pusat perhatian warga sekitar. Munculnya sumber api tersebut diduganya berasal dari gas metan di dalam tanah. Dia mengatakan, kejadian itu bukan yang pertama. Namun 2007 silam, sekitar 300 meter dari sumur sawahnya tersebut juga muncul kejadian serupa.
Kala itu, api tepat keluar dari sumur rumahnya. Lantaran membuat waswas, akhirnya sumur tanah itu ditutupnya menggunakan pasir dan tak lagi digunakan. "Memang disekitar sini beberapa kali muncul fenomena seperti ini," paparnya.
Joko memprediksi kondisi tersebut tak akan bertahan lama. Terlebih saat musim penghujan tiba. Dirinya yakin, usai diguyur hujan beberapa kali kemunculan gas dari retakan tanah itu lambat laun bakal tertutup. Ditambah lokasi sumur yang berada tak jauh dari sungai kerap kebanjiran saat penghujan.
"Pengennya saya pasang pipa sampai ke rumah, tapi kalau nanti waktu penghujan mati, jadinya percuma," katanya.
Sementara itu, Kasi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi Alfian Wihaji Sudono mengatakan, usai kandungan gas dalam tanah tersebut habis api bakal mati dengan sendirinya.
Hal serupa sempat terjadi beberapa tahun silam. Kala itu, sempat terdapat kajian dari beberapa ahli. Dari sana, disarankan jika dalam tujuh hari kandungan gas tak habis perlu dilakukan penelitian ulang.
"Memang dimusim kemarau seperti ini mungkin saja hal tersebut terjadi," imbuh Alfian.
Baca juga:
Berapa Kekayaan Bupati Banjarnegara yang Slip Gajinya Viral?
Tendang Pengemudi Ojek Online, Anggota Satlantas Polresta Bogor Langsung Dimutasi
Tak Terima Handphone Disita Guru, Pelajar di Gunungkidul Bawa Arit ke Sekolah
Sukses Viral di Youtube, Mawang Juga Buat Lagu Untuk Persib
Fakta-Fakta Disertasi Hubungan Seks di Luar Nikah Hingga Bikin Publik Geger