Survei membuktikan, ISIS ancaman NKRI yang harus diwaspadai
Bahrun Naim disebut-sebut sebagai perwakilan Indonesia di jaringan ISIS yang ada di Suriah.
Nama Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) semakin santer di telinga setelah aksi teror di depan Gedung Sarinah, Jalan Thamrin yang diyakini pihak kepolisian dilakukan oleh jaringan ISIS di Indonesia. Bahrun Naim yang disebut sebagai perwakilan Indonesia di jaringan ISIS yang ada di Suriah, dituding sebagai dalang aksi teror yang menewaskan 8 orang, empat diantaranya pelaku.
Setelah aksi itu, di pelbagai diskusi, pemberitaan hingga jagat dunia maya, semua membicarakan eksistensi dan pergerakan jaringan ISIS dalam menebar teror di Indonesia. Sebenarnya, seberapa besar tingkat pemahaman masyarakat akan ISIS? Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memotret pemahaman masyarakat Indonesia mengenai ISIS. Tidak semua masyarakat Indonesia tahu mengenai ISIS.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
Dari hasil survei didapat kesimpulan penolakan besar terhadap ISIS yang merata di semua kategori gender, wilayah desa-kota, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, etnis, dan agama. Tapi ternyata ada yang menerima kehadiran ISIS, hanya 0,2 persen yang menyatakan ISIS boleh berdiri di Indonesia.
Merdeka.com merangkum hasil survei SMRC yang perlu diketahui publik. Berikut paparannya.
Rakyat Indonesia tolak ISIS
Masyarakat Indonesia hampir seluruhnya menolak keberadaan kelompok Islamic State of Syria and Iraq (ISIS). Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, dari 62 persen yang mengenal ISIS, 95 persen justru menolak tegas organisasi teroris itu ada di Indonesia.Â
"Temuan ini menyatakan 62 persen warga Indonesia mengenal ISIS. 62 persen warga yang tahu ISIS, 95 persen menyatakan tidak setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS," ujar Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan di kantor SMRC, Jl. Cisadane, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (22/1). .Â
Diantara responden yang mengetahui ISIS, hampir seluruhnya atau sekitar 89,3 persen menyatakan tidak setuju dengan yang diperjuangkan ISIS.
ISIS ancaman NKRI
Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan menerangkan, dari 62 persen warga Indonesia yang mengetahui adanya ISIS tersebut, 90 persen menyatakan jika ISIS adalah ancaman bagi NKRI. Sementara itu, 4,4 persen menyatakan bukan ancaman bagi NKRI.Â
"Hal ini menunjukkan jika masyarakat kita menyadari keberadaan ISIS namun pada saat yang sama tidak setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS," jelas dia.Â
ISIS menjadi musuh rakyat Indonesia, baik muslim maupun non muslim, apapun etnisnya, apapun pendidikannya, baik laki-laki maupun perempun, apapun kelas sosial ekonominya, dimana pun wilayah mereka tinggal.
Orang kota lebih khawatir daripada orang desa
Keberadaan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria(ISIS) di Indonesia diyakini tidak menimbulkan ketakutan yang berarti bagi masyarakat Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan rasa tingkat kenyamanan masyarakat penduduk kota dan desa dengan adanya kelompok ISIS. Dari hasil survei SMRC, 37 persen responden orang kota merasa semakin tidak aman. Sedangkan hanya 25 persen responden orang desa yang merasa semakin tidak aman.
"Kalau dari segi domisili dan pendapatan, orang yang berdomisili di kota akan semakin tidak aman dengan keberadaan ISIS, sementara yang di pedesaan, rasa tidak amannya agak rendah. Kalau dari segi pendapatan, yang berpendapatan tinggi, rasa semakin tidak amannya semakin tinggi daripada yang pendapatannya rendah," kata Direktur Saiful Mujani Search and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan saat menyampaikan hasil survei di Jl. Cisadane No. 8, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (22/1).
Indikasi ISIS tumbuh di kalangan anak muda
Dari survei yang dilakukan SMRC terhadap pergerakan ISIS di tanah air, terdapat indikasi bertumbuhnya persetujuan terhadap kelompok ISIS di kalangan anak muda dengan total 4 persen.Â
"Potensi dukungan ada di kalangan muda. Walau tetap rendah, terdapat 4 persen warga berusia 22-25 tahun dan 5 persen yang masih sekolah yang mengenal ISIS menyatakan setuju dengan perjuangan ISIS," kata Djayadi di Kantor SMRC, Jl. Cisadane No. 8, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (22/1).Â
Djayadi khawati jika pemerintah mengabaikan sekecil apapun potensi bertumbuhnya ISIS di Indonesia. Dia berharap, Pemerintah segera merespon temuan ini dengan mengambil langkah-langkah penanganan secara dini. "Bentuknya sosialisasi atau penanganan secara dini. Ini mengkhawatirkan kalau dibiarkan begitu saja," ulas Djayadi.
Dari survei, 0,08 persen setuju dengan keberadaan ISIS di Indonesia. "Ini peringatan agar Pemerintah mengambil langkah selanjutnya untuk penanganan atau menangkal masuknya gerakan ISIS di tanah air," ucapnya.