Tangkap anak kapten TNI,Polsek Tingkir digeruduk puluhan tentara
Para anggota TNI itu dengan mengendarai sepeda motor mendatangi Mapolsek Tingkir dengan memakai seragam dinas TNI.
Buntut kasus salah tangkap terhadap Caesar Alif Arya Pradana (15), pelajar Kelas IX SMP Negeri 4 Salatiga, Jawa Tengah yang dilakukan petugas dari Polsek Tingkir membuat sejumlah anggota TNI mendatangi Mapolsek Tingkir Kota Salatiga, Jawa Tengah Senin (22/9).
Kedatangan puluhan anggota TNI tersebut, dari informasi yang berkembang, untuk menanyakan kelanjutan proses hukum terhadap pelaku penganiayaan yaitu tiga anggota polisi Polsek Tingkir.
Para anggota TNI itu dengan mengendarai sepeda motor mendatangi Mapolsek Tingkir dengan memakai seragam dinas TNI dan masuk melalui pintu belakang. Kedatangan mereka itu membuat kaget anggota Polsek Tingkir yang akhirnya melaporkannya ke Denpom Salatiga.
Mendapat laporan itu, sejumlah petugas Denpom langsung mendatangi Mapolsek Tingkir untuk melakukan pengamanan lokasi. Dansatlak Denpom Salatiga Lettu Kusnandar menyatakan bahwa pihaknya siap untuk bekerjasama khususnya dalam menjaga kondusivitas wilayah Salatiga.
"Kami siap mencegah tindakan yang mungkin timbul akibat kasus salah tangkap terhadap pelajar SMP tersebut. Yang jelas, kami siap membantu dalam menjaga kondusifitas Kota Salatiga, pasca penganiayaan terhadap korban Arya, yang juga anak Kapten Giyarno yang berdinas di Detasemen Perbekalan dan Angkutan (Den Bek Ang) Kodam IV/ Diponegoro itu. Selain itu, akan membantu pula dalam mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini karena kedua lembaga telah berhubungan baik," ungkapnya.
Kapolres Salatiga AKBP Ribut H Wibowo, setelah mengetahui kedatangan sejumlah anggota TNI di Polsek Tingkir, pihaknya langsung menggelar pertemuan secara tertutup dengan para anggota TNI dan pihak Denpom. Pertemuan tertutup itu dilaksanakan di Mapolsek Tingkir.
"Kedatangan para anggota TNI itu untuk menawarkan kerjasama dalam rangka menjaga iklim kondusif antara kedua lembaga yakni TNI dan Polri khususnya di Kota Salatiga. Jika dikatakan anggota TNI menggeruduk Mapolsek Tingkir, itu tidak benar. Mereka datang dengan sopan dan untuk melakukan koordinasi maupun kerjasama pengamanan," kilah AKBP Ribut H Wibowo.
Seperti diberitakan merdeka.com sebelumnya, Caesar Alif Arya Pradana (15), Warga Asrama Tangsi Besar Kota Salatiga yang juga pelajar SMP Negeri 4 Kota Salatiga, mengalami luka dan harus menjalani perawatan di RS Dokter Asmir karena menjadi korban penganiayaan anggota Polsek Tingkir. Ketiga pelaku yaitu Aiptu AR, Brigadir ED dan Aipda TH.
"Sekali lagi, kami siap menjatuhkan sanksi yang tegas terhadap ketiga anggotanya itu. Kami siap untuk secara terbuka dan transparan dalam menjalankan proses hukum terhadap ketiga anggota Polsek Tingkir tersebut," pungkas AKBP Ribut H Wibowo.
Baca juga:
Cegah insiden di Batam meluas, Panglima & Kapolri harus bertemu
Ini usulan Fahri Hamzah soal bentrok TNI-Polri di Batam
Polri: Penembakan 4 anggota TNI karena ada provokasi di lapangan
TNI: Maling saja tidak boleh langsung ditembak, apalagi prajurit
TNI-Polri bentuk tim investigasi ungkap penembakan di Batam
Ini kronologi bentrok TNI & Brimob versi Kodam Bukit Barisan
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.