Terlalu aktif, kepala bocah Nichiardo dibenturkan ibu ke kloset
Terlalu aktif, kepala bocah Nichiardo dibenturkan ibu ke kloset. Entah apa yang ada dalam pikiran Ahsi Avei (30) dan Surni Puri (28), pasangan suami istri (pasutri), berdomisili di Kampung Momonot, tega menganiaya Yeol Ghi Nichiardo (3) anak kandungnya sendiri hingga meninggal dunia di RS Sentra Medika, Cibinong, Bogor
Entah apa yang ada dalam pikiran Ahsi Avei (30) dan Surni Puri (28), pasangan suami istri (pasutri), berdomisili di Kampung Momonot, RT 02/11, Desa Tlajung Udik, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, tega menganiaya Yeol Ghi Nichiardo (3) anak kandungnya sendiri hingga meninggal dunia di RS Sentra Medika, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (25/11/2016).
Petugas yang mendapat laporan dari warga sekitar terkait kematian korban diduga adanya tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), langsung membekuk keduanya di kontrakan kediamannya, Sabtu (26/11/2016).
Pasutri tersebut sempat mengikuti proses pemakaman buah hatinya dalam kondisi kedua tangannya diborgol. Mereka tidak menyangka, anak semata wayangnya bakal menghembuskan napas terakhir setelah mendapat perlakuan penganiayaan, yang semula hanya sebatas memberikan hukuman itu.
Informasi diperoleh menyebutkan, kasus KDRT hingga menewaskan balita itu terjadi di kediamannya di rumah kontrakan petak di Kampung Momonot, RT 02/11, Desa Tlajung Udik, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus membenarkan laporan polisi LP/A/2179/XI/2016/JBR/Res Bgr tanggal 23 November 2016 terkait perkara kekerasan terhadap anak di bawah umur atau kekerasan terhadap anak di dalam lingkup rumah tangga.
"Saat ini dalam proses penyidikan, kedua orangtua korban sudah diamankan dan ditetapkan tersangka dan bakal dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) UU No. 35 tahun 2014 dan atau Pasal 44 ayat 2 dan ayat 3 UU No. 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga," kata Kombes Pol Yusri, Minggu (27/11/2016).
Kombes Pol Yusri menambahkan proses penyidikan yang telah dilakukan pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait motif kasus dugaan KDRT hingga menewaskan balita di Bogor.
"Kita juga sudah melakukan pengecekan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan melakukan penyitaan barang bukti berupa baju korban dan tali hanger yang terbuat dari besi," jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP AM Dicky mengungkapkan pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan meminta keterangan sejumlah saksi.
"Saksi-saksi lain yang dimintai keterangan Sumarti, Eko Alif Fiyansyah, Supriatna, Nurhayati dan Rumini yang merupakan tetangga korban. Adapun saksi di RS Sentra Medika Suryadi Jimmy Bloem, seorang dokter Muhamad taufik anwar dan Karjono," tuturnya.
AKBP AM Dicky menjelaskan pihaknya sudah membawa jenazah korban untuk dilakukan autopsi di RS Soekamto Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Dari hasil penyidikan sementara, kedua pelaku mengakui telah bahwa benar dirinya telah melakukan kekerasan terhadap anaknya di rumah kontrakannya," jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, tersangka Surni mengaku berkali-kali melakukan kekerasan bahwa perbuatan kekerasan tersebut dilakukan dengan cara berbeda-beda. Mulai dari mendorong tubuh hingga membenturkan bagian depan kepala korban ke dinding rumahnya pada September 2016.
"Selanjutnya pada tanggal 27 Oktober 2016, pelaku juga mengaku memukul bagian punggung korban dengan menggunakan hanger stainless sebanyak 2 kali. Tanggal 10 November 2016 korban dicubit di bagian kedua paha korban sebanyak 1 kali cubitan, tanggal 16 November 2016 memukul paha korban dengan menggunakan hanger stainless sebanyak 1 kali di paha kiri dan 1 kali di paha sebelah kanan, dilanjutkan pada tanggal 20 November 2016," jelasnya.
Bahkan, terakhir hingga akhirnya korban harus menjalani perawatan intensif di RS Sentra Medika, korban sempat didorong hingga terjatuh dan bagian kepalanya terbentur tembok dan bagian ujung kloset dalam kondisi menyamping.
"Setiap kali melakukan kekerasan dilakukan di dalam rumah kontrakan tanpa ada yang melihat langsung hanya diketahui oleh suaminya. Bahwa yang mendasari perbuatan tersangka tersebut dipicu oleh banyaknya utang, suami tidak bekerja akan tetapi menyenangi hobi main gitar dan tidak pernah memperhatikan anak," terangnya.
Kekerasan tersebut juga diakui Ahsi Avei, suami pelaku yang menyebutkan kekerasan pada tanggal 20 November 2016 dengan cara memukul kepala bagian atas korban sebanyak 1 kali, perbuatan kedua melakukan kekerasan pada tanggal 21 November 2016 dengan cara mencubit paha sambil ditekan juga diputar kemudian ditarik ke atas. Selain itu kedua belah tangan dicubit dengan cara yang sama.
"Bahwa perbuatan kekerasan saya tersebut diketahui oleh Surni Puri. Yang mendasari perbuatan tersebut adalah karena korban selalu membuat jengkel dan terlalu aktif,” jelasnya.
Baca juga:
Kasus KDRT, ibu tiri Dafa resmi jadi tersangka
Terbakar cemburu, Mega tusuk suami gunakan pisau dapur
Kejamnya ibu tiri, hantam tangan anak pakai palu cuma karena kesal
Bertengkar, pria ini gunting 'puting' mantan pacar
Suami dipolisikan istri karena cabuli anak kandungnya sendiri
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Apa saja jenis kecerdasan yang dimiliki anak? Kecerdasan pada anak memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Ketahui sejumlah jenis kecerdasan pada anak.
-
Apa dampak buruk berteriak pada anak? Masalah lain yang juga mungkin muncul adalah kebiasaan ini tidak mengajarkan anak secara tepat mengenai bagaimana cara mengendalikan perilaku mereka. Hal ini bisa berdampak buruk secara jangka panjang dan membuat anak jadi sering berteriak juga.
-
Apa saja tanda cacingan yang dialami oleh anak? Anak kecil yang terkena cacingan biasanya cenderung mengalami diare atau sembelit yang berkepanjangan. Adapun diare tersebut disertai dengan lendir ataupun darah. Selain itu, anak juga akan mengeluhkan perut kembung dan rasa nyeri pada perut.