Tim SAR Fokus Cari Korban 17 Kapal Tenggelam di Pontianak ke Arah Utara
Tim SAR gabungan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dan TNI AL memperpanjang proses pencarian dan evakuasi korban tenggelamnya 17 kapal di perairan Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) selama tiga hari hingga Jumat (23/7).
Tim SAR gabungan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dan TNI AL memperpanjang proses pencarian dan evakuasi korban tenggelamnya 17 kapal di perairan Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) selama tiga hari hingga Jumat (23/7).
Perpanjangan waktu tersebut merupakan hasil dari rapat evaluasi Pelaksanaan SAR Gabungan di Perairan Kalbar yang disampaikan Kepala Kantor SAR Pontianak Yopi Haryadi saat jumpa pers, Rabu (21/7) dini hari.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
"Tadi kami laksanakan hasil evaluasi pada pukul 16.00 bersama seluruh unsur yang terlibat dalam operasi SAR dan hasilnya dari evaluasi tersebut dengan masih ditemukannya korban dan jumlah korban yang masih banyak 33 hingga malam ini pengurangan 1 korban," kata Yopi.
"Maka Basarnas memperpanjang pelaksanaan operasi SAR sampai tiga hari ke depan. Dan untuk melaksanakan operasinya akan kami fokuskan ke arah lebih utara. Karena hanyutan atau drif sudah masuk ke arah utara," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Komandan KRI Clurit-641 Letkol Laut (P) Rudi Iskandar berharap, dengan diperpanjangnya waktu proses pencarian dapat kembali menemukan korban yang saat ini masih dinyatakan hilang.
"Harapan kita dengan adanya penambahan waktu operasi sampai tiga hari ke depan, mudah-mudahan kita masih bisa mendapatkan korban lainnya," kata Rudi.
Adapun untuk proses pencarian Selasa (20/7) kemarin, Rudi menyampaikan jika pihaknya berhasil menemukan total 8 korban, dimana dua selamat dan enam sisanya meninggal dunia.
"Bahwa malam ini saya menerima satu jenazah korban kapal yang tenggelam dan saya akan menyerahkan kepada badan SAR Pontianak. Jadi hari ini, kita menerima 8 korban dua dinyatakan selamat dan enam dalam kondisi meninggal dunia," sebut dia.
Untuk diketahui, insiden karamnya 17 kapal motor nelayan di perairan Kalimantan Barat ini disebabkan karena cuaca dan gelombang besar yang menerjang kapal mereka. Tercatat sebanyak 138 orang anak buah kapal (ABK) menjadi korban dalam insiden pada Selasa malam (13/7) dan Rabu pagi (15/7).
Sejak saat itu, selama tujuh hari pencarian dari 138 korban awak 17 kapal, Tim SAR Gabungan Basarnas dan TNI AL telah mengevakuasi 83 orang ditemukan selamat, 22 orang dalam keadaan meninggal dunia, dan sisanya 33 orang masih dalam pencarian.
TNI AL Dukung Pencarian
TNI AL siap mendukung upaya Tim SAR Gabungan dalam proses pencarian dan evakuasi atas insiden tenggelamnya 17 kapal yang hilang akibat cuaca buruk ini.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid menegaskan, pihaknya akan terus mendukung upaya pencarian sesuai dengan arahan dan perintah Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono.
"TNI AL melalui Pangkalan di jajaran Koarmada I akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan operasi SAR atas musibah yang menimpa 17 kapal di Perairan Kalbar, sampai dinyatakan berakhir oleh pejabat yang berwenang," kata Abdul dalam keterangannya, Rabu (21/7).
Setidaknya dalam Operasi SAR Gabungan ini, TNI AL telah mengerahkan 2 Kapal Perang KRI Kerambit-627 dan KRI Clurit-641 serta Kapal Patroli Kal Lemukutan, Kal Sambas dan RHIB Lantamal XII Pontianak.
Selain itu, TNI Angkatan Laut juga memperkuat unsur SAR Gabungan dengan 2 Pesawat Udara Patroli Maritim CN235 P-8305 dan Cassa P-8203. Dimana kedua pesawat ini merupakan jenis pesawat yang memiliki kemampuan dalam pengintaian maritim.
"Kami maksimalkan segala potensi yang dimiliki baik personel maupun Alutsista dalam mendukung kegiatan-kegiatan kemanusiaan seperti operasi SAR yang tengah digelar di Perairan Kalbar," terangnya.
Baca juga:
Pencarian 17 Korban Kapal Tenggelam di Perairan Kalbar Diperpanjang hingga 23 Juli
Hari ke-7 SAR 17 Kapal Hilang di Kalbar: 83 Selamat, 31 Meninggal dan 34 Masih Hilang
Pencarian Korban Kapal Nelayan Tenggelam di Kalimantan Terkendala Air Keruh
Kerahkan 2 Kapal, TNI AL Temukan 6 Korban Kapal Tenggelam di Laut Kalbar
17 Kapal Nelayan di Kalbar Tenggelam, TNI AL Kerahkan Pesawat Cari 43 Orang Hilang