Timses Ganjar-Mahfud Buka Sumbangan Kampanye: Asal Cashless dari Perusahaan Bayar Pajak
Arsyad juga menerima dengan tangan terbuka jika ada pengusaha yang ingin ikut menyumbang untuk pasangan Ganjar-Mahfud.
Dia berharap kepada siapapun yang ini menyumbang tidak berupa uang tunai atau cash.
Timses Ganjar-Mahfud Buka Sumbangan Kampanye: Asal Cashless dari Perusahaan Bayar Pajak
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Capres Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid mengatakan pihaknya terbuka menerima sumbangan untuk kepentingan kampanye di Pilpres 2024.
Namun, dia berharap kepada siapapun yang ini menyumbang tidak berupa uang tunai atau cash.
- Peneliti BRIN Minta Bawaslu Adil Sikapi Dugaan Gibran Langgar Kampanye: Tak Ada Hak Istimewa
- Satu Jenderal Lawan Dua Pengusaha, Ini Sosok Tiga Ketua Tim Pemenangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024
- Nyaris Dimangsa Ramai-Ramai, Penyelam Bikin Konten di Tengah Puluhan Gerombolan Hiu Malah Digigit
- Perusahaan Ini Siap Memulung Sampah Luar Angkasa Pakai Tas
“Sumbangan yang kita dapatkan kalau bisa less cash. Kita bilang berikanlah barang, natura. Lebih baik barang, jadi dengan demikian prosesnya itu lebih jelas,”
jelasnya pada diskusi panel dalam Indonesia Integrity Forum 2023 yang digelar Transparency International Indonesia di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Rabu (25/10).
Tetap terima uang tunai
Nantinya, sumbangan berupa barang-barang tersebut akan dikirimkan ke tempat-tempat yang dibutuhkan untuk menggerakan kampanye. Kendati begitu, tidak akan ada penolakan jika ada pihak tertentu yang ingin menyumbang kepentingan kampanye melalui uang tunai.
“Alhamdulilah. Insya Allah, masukin aja transfer ke rekening,” tutur Arsjad
Arsyad juga mengungkapkan menerima dengan tangan terbuka jika ada pengusaha dari perusahaan tertentu yang ingin ikut menyumbang untuk pasangan Ganjar-Mahfud.
“Yang penting kan transparansinya. Dan perusahaan itu jelas membayar pajak dan lain-lain, jadi buat saya itu transparan,” katanya.
Transparansi dana kampanye ini dilakukan sebagai langkah untuk menegakkan anti korupsi.
“Kita bicara jangan bicara sistem dulu, kita bicara manusianya dulu. Orang yang profesional, orang yang mempunyai track record,” pungkas Arsjad.