Tinjau Pengungsian, Sultan HB Ingatkan Jangan Ada Diskriminasi Agama
Sultan mewanti-wanti agar permasalahan serupa tak lagi terjadi. Untuk itu Sultan pun meminta kepada Bupati Sleman dan Forkompimda agar tidak terjadi diskriminasi di barak pengungsian.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meninjau lokasi Barak Pengungsian Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Selasa (10/11). Dalam peninjauan Barak Pengungsian Glagaharjo ini, Sultan HB X sempat berdialog dengan pengungsi dan relawan.
Sultan mengingatkan agar masalah pengungsian saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010 tak kembali terjadi. Salah satu permasalahan adalah adanya barak pengungsian yang didominasi oleh kelompok agama tertentu.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
-
Apa yang dirancang Sri Sultan Hamengku Buwono I di Keraton Yogyakarta? Arsitektur dari Keraton Yogyakarta juga sepenuhnya dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Bahkan, semua hiasan dan juga tumbuh-tumbuhan yang ditanam di kompleks keraton dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki nilai filosofis dan spiritual yang tinggi.
-
Apa yang diyakini sebagai pusat kerajaan makhluk halus Gunung Merapi? Mitos Keraton di Gunung Merapi menggambarkan adanya sebuah istana gaib yang terletak di kawah gunung. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tempat ini sangat sakral dan angker, dianggap sebagai pusat kerajaan makhluk halus Gunung Merapi.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Siapa yang menemui Sri Sultan HB X di Yogyakarta? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap isi pertemuannya dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).
-
Siapa yang memimpin Kerajaan Gaib di Gunung Merapi? Gunung Merapi ternyata memiliki cerita mistis terkait kerajaan gaib bernama Keraton Merapi yang berada di Kawah Merapi. Keraton ini dipimpin Nyai Gadung Melati yang menjaga hewan ternak.
Sultan mewanti-wanti agar permasalahan serupa tak lagi terjadi. Untuk itu Sultan pun meminta kepada Bupati Sleman dan Forkompimda agar tidak terjadi diskriminasi di barak pengungsian.
"Saya minta ke Pak Bupati dengan perangkat Forkompinda, pengalaman saya tidak ada lagi pengungsian yang didominasi agama tertentu. Sehingga yang lain tidak boleh masuk. Saya tidak mau itu terjadi lagi," ujar Sultan.
Akibat diskriminasi ini, Sultan kala itu pun memindahkan warga ke barak pengungsian yang lain. Sultan pun menilai cara tersebut tidaklah tepat.
"Saya pindahkan ke selatan, karena dikurung tidak boleh orang lain masuk. Kecuali orang tertentu dengan agama tertentu," ungkap Sultan.
"Cara seperti ini tidak betul. Kecuali kalau dia membiayai sendiri, masalah lain. Tapi di sini kita tidak sependapat kalau seperti itu, masyarakat berkelompok-kelompok yang semestinya itu tidak terjadi, karena itu tanggung jawab pemerintah," tegas Sultan.
Baca juga:
Pemkab Klaten Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Merapi
Merapi Erupsi, 1.047 Warga di Tiga Wilayah Mengungsi
Gunung Merapi Siaga, Puluhan Warga di Radius 3 Kilometer Dievakuasi
Cegah Penularan Covid-19, Relawan di Barak Pengungsian Sleman Ikuti Rapid Test
Merapi Siaga, Ribuan Relawan di Solo Dipersiapkan Bantu Evakuasi Pengungsi
Status Merapi Siaga, Ratusan Hewan Ternak Milik Warga di Sleman Dievakuasi