Tongkang Jebol di Muara Berau, Batubara dan Alat Berat Tumpah ke Laut
Peristiwa yang dikabarkan terjadi Jumat (13/12) lalu itu terekam melalui kamera ponsel, dan berdurasi 24 detik. Terlihat jelas detik-detik jebolnya dinding tongkang, yang ikut menumpahkan muatan batubara, dan alat berat ke laut.
Tongkang atau ponton batubara dilaporkan jebol, dan menumpahkan batubara berikut alat berat, di perairan Muara Berau, Kalimantan Timur. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda menilai kejadian itu sebagai kecelakaan kerja.
Peristiwa yang dikabarkan terjadi Jumat (13/12) lalu itu terekam melalui kamera ponsel, dan berdurasi 24 detik. Terlihat jelas detik-detik jebolnya dinding tongkang, yang ikut menumpahkan muatan batubara, dan alat berat ke laut.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
"Iya benar kejadian itu di Muara Berau," kata Kepala KSOP Kelas II Samarinda Dwi Yanto, ditemui merdeka.com saat berada di Bandara APT Pranoto Samarinda, Rabu (18/12) sore.
Dwi menerangkan, kejadian itu sebagai kecelakaan kerja, dalam hal masalah pemuatan dari tongkang ke kapal besar vessel batubara. "Jadi, itu saat membongkar. Kemudian, side Ramp Door-nya jebol. Itu saja sudah," ujar Dwi.
"Tidak ada korban, dan ABK sudah di BAP di kantor. Ada hasilnya di kantor. Tonase batubara yang tumpah ke laut itu, tidak bisa kita ukur," tambah Dwi.
"Itu sebenarnya bukan masalah pelat baja atau apa. Itu kan pintu, cuma dijepitkan begitu. Kalau didesak kan terjadi lengkungan pelat. Itu saja," terang Dwi.
Lantas, bagaimana dengan dugaan pencemaran laut akibat tumpahan batubara ke perairan laut? "Pencemaran laut dengan kedalaman air seperti itu, terus dengan jumlah tonase sedikit kan tidak begitu ini. Ya, tapi kalau kita bicara itu, bukan kami yang menilai," tutup Dwi.
Baca juga:
Kapal Bawa 1.700 Ton Semen Tenggelam Usai Ditabrak di Lembata
Korban LCT Terbalik di Kutai Kartanegara Bertambah Jadi Dua Orang
Polisi Selidiki Dugaan Pidana Terbaliknya LCT di Perairan Kutai Kartanegara
Kapal Elisa Putri Terhempas di Pantai Sancang, Satu Nelayan Hilang
Kapal Terbalik Diterjang Ombak, Ayah dan Anak di Gunungkidul Dinyatakan Hilang
Dua Nelayan Korban Kapal Terbalik di Pantai Watu Lumbung Ditemukan Tewas
Kapal LCT Mutiara 77 Terbalik, 1 Karyawan Tambang Tewas