Tradisi jaga makam warga Gunungkidul yang meninggal malam Selasa Kliwon
Warga akan menjaga makam tersebut selama 7 hari ke depan. Masyarakat percaya jika ada yang meninggal di malam Selasa Kliwon maka jenazahnya harus dijaga untuk menghindari serangan hewan liar yang mengancam.
Ada tradisi unik yang masih dirawat oleh warga Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Tradisi itu adalah menjaga makam jika ada warga yang meninggal tepat di malam Selasa Kliwon. Warga akan menjaga makam tersebut selama 7 hari ke depan. Penjagaan makam bagi warga yang meninggal di malam Selasa Kliwon ini untuk menghalau serangan hewan liar yang mengincar jenazah yang sudah dikubur.
Kepala Desa Karangwuni, Suparta menceritakan, kepercayaan yang dipegang warganya ini juga diyakini oleh sebagian besar orang di Gunungkidul. Masyarakat percaya jika ada yang meninggal di malam Selasa Kliwon maka jenazahnya harus dijaga untuk menghindari serangan hewan liar yang mengancam.
-
Kapan tradisi Syawalan Gunung digelar? Syawalan itu digelar di puncak bukit.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Siapa yang terlibat dalam tradisi Gunungan Ketupat? Tradisi ini biasanya dihadiri ratusan orang, termasuk Muspika, kepala desa, dan tokoh masyarakat setempat.
-
Mengapa tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk dilakukan? Tradisi Gunungan Ketupat bertujuan untuk melestarikan tradisi Jawa Islam, yaitu tradisi sedekahan dan mencintai selawat dengan guyub rukun antar warga.
-
Di mana tradisi Bakar Gunung Api dilakukan? Kegiatan bakar gunung api ini biasa dilakukan di depan rumah warga.
-
Tradisi Ulur-Ulur itu apa? Ulur-Ulur merupakan prosesi pengembalian kesadaran manusia untuk menjaga keseimbangan alamnya dengan cara melakukan prosesi upacara adat istiadat.
"Kalau di desa kami biasanya ditunggui seminggu atau sampai 7 hari setelah meninggal, tetapi ada yang sampai 40 hari," ujar Suparta saat dihubungi, Minggu (5/11).
Suparta menerangkan, yang dilakukan warganya merupakan tradisi yang sudah dipelihara turun menurun. Dengan kesadarannya, warga bergantian menunggu kuburan yang jenazahnya meninggal di malam Selasa Kliwon. Jika tidak ditunggu, warga justru takut jenazah akan jadi incaran hewan liar.
"Sampai saat ini memang belum ada peristiwa pencurian jenasah. Tapi warga mengantisipasi jangan sampai ada peristiwa itu," terang Suparta.
Dihubungi terpisah, Kapolsek Rongkop, AKP Hendra Prastawa menuturkan, pihak kepolisian selalu mengimbau Bhabinkamtibmas agar selalu membantu dan terlibat kegiatan warga. Termasuk ikut serta berjaga di makam warga yang meninggal di malam Selasa Kliwon.
"Sudah menjadi kebiasaan di Desa Karangwuni, setiap ada yang meninggal di malam Selasa Kliwon, warga menunggu di kuburan sampai 7 hari secara bergantian," jelas Hendra.
Baca juga:
Wajib pakai berkilo-kilo perak: Mengintip uniknya tradisi pernikahan etnis Miao
Kebuasan Adu Bagong, tradisi pertarungan anjing vs babi hutan
Menengok ramalan setahun ke depan dengan membuka kain kafan Cupu Kiai Panjolo
Tradisi bedah sumber di Mojokerto, ribuan warga berebut tangkap ikan
Meriahnya kirab Grebeg Pasar dari Beringharjo hingga Ngasem
Warga di Mojokerto rela terinjak saat berebut gunungan haul Kakek Sunan Ampel