Tragis, Kakek Supardi Terjebak Kobaran Api & Hangus Bersama Sampah yang Dibakarnya
Api yang awalnya dinyalakan untuk membakar daun bambu kering, tiba-tiba menyebar dengan cepat dan melahap ranting-ranting di sekitarnya.
Di usia senjanya, Supardi (84), warga Kecamatan Rowokele, Kebumen, menghabiskan masa tuanya dengan rutin membersihkan pekarangan rumahnya. Dedaunan yang jatuh berserakan di halaman belakang, ia bakar hingga menjadi abu.
Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri. Api yang awalnya dinyalakan untuk membakar daun bambu kering, tiba-tiba menyebar dengan cepat dan melahap ranting-ranting di sekitarnya.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Kapan embung di Kebumen itu dibangun? Embung itu terletak di daerah perbukitan, tepatnya di Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam, Kebumen. Selintas tidak ada yang salah dengan pembangunan embung itu. Namun sejak dibangun pada tahun 2018 lalu, embung itu tidak bisa digunakan untuk kepentingan warga.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
Supardi terkurung dalam kobaran api tersebut. Asap yang mengepul membuatnya kesulitan bernapas dan meremas paru-parun pria yang hampir berusia seratus tahun. Dalam keadaan tak berdaya, ia terjebak di tengah kobaran api yang semakin membesar.
Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
Setelah memeriksa keadaan di sekitar rumah, Mufid melihat sepeda ontel milik pamannya terparkir di depan rumah. Ia pun mencari Supardi di dalam rumah, tetapi tidak menemukan pamannya di sana.
Rasa curiga mulai muncul, sehingga Mufid kembali memeriksa api di belakang rumah. Saat ia mendekati kobaran api, Mufid terkejut melihat tubuh pamannya tergeletak di tengah api dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Tubuh Supardi dipenuhi luka bakar. Mufid segera menarik pamannya dari api yang menyala, namun sayangnya nyawa Supardi tidak dapat diselamatkan.
Penganiayaan tidak terjadi
Informasi mengenai kejadian ini segera diterima oleh Babinkamtibmas dan markas Polres Kebumen. Kapolres Kebumen, AKBP Recky, melalui Plt Kasihumas Polres Kebumen, Aiptu Nanang Faulatun, mengungkapkan bahwa berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh Polsek Rowokele dan Tim Inafis Polres Kebumen, pihak kepolisian menyimpulkan bahwa insiden ini adalah murni kecelakaan.
- Tragis, Kakak Beradik di Kediri Tewas Dihabisi Ibu Kandung yang Mengamuk Pakai Parang
- Tragis! Kemaluan Bocah 9 Tahun Putus saat Dikhitan Kepala Puskesmas, Begini Nasibnya Sekarang
- Tragis! Remaja di Kalbar Diduga Bunuh Diri karena Tak Boleh Mancing, Tembakkan Senapan Angin ke Kening
- Tragis, Seorang Nenek Tewas Terjebak Kobaran Api yang Melahap Rumahnya
"Dari hasil penyelidikan awal di lokasi, kami menduga bahwa ini adalah kecelakaan. Korban mungkin terpeleset atau terjebak di tengah kobaran api saat membakar sampah di pekarangannya," ujar Aiptu Nanang.
Pernyataan ini diperkuat oleh hasil pemeriksaan medis yang dilakukan oleh Puskesmas Rowokele. Pemeriksaan tersebut menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban yang mengarah pada dugaan tindak pidana.
"Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada tanda penganiayaan. Semua indikasi mengarah pada kecelakaan akibat kebakaran," tambahnya.
Keluarga korban menerima musibah yang menimpa Supardi dengan lapang dada. Mereka menyatakan tidak akan menuntut pihak manapun, menganggap kejadian ini sebagai musibah yang tidak dapat diprediksi.
Jenazah korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Polisi juga mengimbau masyarakat, terutama yang berusia lanjut, agar lebih berhati-hati saat melakukan aktivitas yang melibatkan api, agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.