Trauma Dianiaya Siswa, Guru di Kupang Ubah Pola Mengajar
Theresia mengaku, masih trauma dengan kejadian yang dialami namun tidak berkelanjutan. Theresia ingin menunjukkan bahwa ia tetap akan mengajar namun selalu waspada.
Theresia Afrinsia Darna (53), guru SMA Negeri 9 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai masuk dan kembali mengajar di sekolah setelah menganiayaan oleh muridnya.
Walau masih sakit dan trauma pasca dianiaya siswanya, ia merasa memiliki tanggung jawab karena sudah mulai memasuki masa ujian tengah semester dalam pekan ini.
-
Kapan Hari Guru Nasional diperingati? 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional.
-
Kapan Pemkab Banyuwangi memberikan insentif kepada guru PAUD non-ASN? Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, kepada perwakilan guru di Desa Banyu Anyar, Kecamatan Kalibaru saat kegiatan Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) di desa tersebut, Rabu (8/5).
-
Bagaimana Prof. Sarijaya mencapai gelar Guru Besar? Sarijaya kemudian melanjutkan S2 di Magister Teknik Elektro Fakultas Teknik dan lulus tahun 2002. Pendidikan doktornya diselesaikan di prodi Electrical Engineering, Chulalongkorn University, Thailand.
-
Apa perbuatan bejat yang dilakukan guru tersebut? Perbuatan pelecehan itu dilakukan pelaku pada saat jam pelajaran di lingkungan sekolah. Dia mengimingi-imingi korban dengan uang"Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang," jelasnya.
Theresia menyatakan, dia akan lebih berhati-hati saat mengajar, serta merubah pola pendekatan pada para siswa. "Ke depan saya akan jaga jarak dan posisi waktu mengajar sehingga tidak lagi terjadi kekerasan dalam kelas," ujar Theresia, Rabu (28/9).
Theresia mengaku, masih trauma dengan kejadian yang dialami namun tidak berkelanjutan. Theresia ingin menunjukkan bahwa ia tetap akan mengajar namun selalu waspada.
"Jika masih ada siswa nakal dalam kelas, maka cara pendekatan diubah agar siswa tidak ada reaksi yang berlebihan dan tidak lagi menganiaya guru," tambah Theresia.
Theresia menjelaskan pula soal sifat asli dari pelaku RJD (17) selama menjadi siswa di SMAN 9 Kota Kupang. "Sejak kelas X, anaknya (RJD) baik dan pendiam. Dia tidak nakal. Kenakalannya muncul saat sudah kelas XII," ujar Theresia.
Disampaikan juga, setiap jam pelajaran RJD suka bercerita saat guru mengajar. Bahkan RJD sering menyambung kata yang disebutkan guru sehingga suasana proses belajar mengajar kurang kondusif.
RJD juga suka masuk terlambat. "Guru sudah 15 menit di ruang kelas baru lah dia masuk ruang kelas, padahal dia ada di sekitar lingkungan sekolah," jelas Theresia.
Theresia mengulang kembali peristiwa kekerasan yang dialaminya pekan lalu. "Waktu itu saya mau evaluasi jadi semua murid saya ijinkan masuk karena biasanya (siswa) yang terlambt tidak diperkenankan masuk," tandasnya.
Saat itu memang hanya sebagian murid yang ada dalam kelas karena ada beberapa siswa yang mengikuti kegiatan OSIS.
Saat melakukan evaluasi, RJD justru bercerita sehingga Theresia memintanya mengulang pelajaran yang sudah disampaikan guru, namun ia tidak bisa melakukan.
Theresia pun berniat mengetok kepala RJD dengan spidol namun RJD menangkis, sehingga spidol jatuh. Spidol pun dipungut oleh rekan RJD.
Karena RJD tidak bisa menjawab pertanyaan, Theresia ingin menjitak kepala RDJ, namun langsung dibalas dengan aksi kekerasaan. Dengan penuh kebencian, RJD meninju wajah Theresia. "Saya kaget karena saat itu wajah RJD penuh kebencian lalu memukul saya," tandasnya.
RDJ bahkan ingin menendang dan memukul Theresia berulang kali namun dihalangi sejumlah rekannya. Walau dihalangi rekan-rekannya, RJD justru makin beringas ingin memukul Theresia. Ia malah ingin melepaskan diri dari pegangan rekan-rekannya, untuk memukul dan menendang Theresia.
Namun ia mengakui kalau selama ini RJD tidak memiliki prestasi akademik, karena datang ke sekolah hanya sekedar hadir untuk mengisi absen dan daftar hadir. "Perhatian pada pelajaran hanya sekedar, tidak ada inisiatif. Dia banyak berubah saat sudah kelas XII padahal waktu kelas X anaknya baik," urai korban.
Pelaku Tidak Ditahan
Penyidik Reskrim Polsek Kelapa Lima tidak menahan RJD alias Reinhard (17), pelajar kelas XII jurusan IPS 2 SMAN 9 Kota Kupang yang juga pelaku penganiayaan terhadap gurunya.
Warga Kelurahan Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang ini menjadi tersangka kasus penganiayaan terhadap gurunya, Theresia Afrinsia Darna (53).
"Anak dibawah umur jadi kita tidak tahan, tapi kita sudah periksa,"ujar Ps Kapolsek Kelapa Lima, AKP Mesak Yohanis yang dikonfirmasi.
Walau tidak ditahan, proses hukum kasus ini masih terus dilakukan. "Kita hanya mengamankan pelaku dan karena merupakan anak dibawah umur, maka pelaku tidak ditahan," jelas Mesak Yohanis.
(mdk/ded)