Uniknya Perahu Tradisional Bali Terbuat dari Ribuan Botol Plastik Bekas
Perahu yang mengapung di perairan Kanal Wisata Desa Serangan, Denpasar Selatan, Bali, mengundang perhatian. Kendaraan air itu dibangun dari ribuan botol bekas minuman.
Perahu yang mengapung di perairan Kanal Wisata Desa Serangan, Denpasar Selatan, Bali, mengundang perhatian. Kendaraan air itu dibangun dari ribuan botol bekas minuman.
Perahu botol plastik yang mempresentasikan perahu tradisional Bali berukuran panjang 5 meter dan lebar 80 sentimeter. Namun, ada juga perahu dari botol plastik yang berukuran yang lebih besar dengan panjang 9 meter dan lebar 2 meter yang tergeletak di halaman Kura-Kura Bali Turtle Island, Desa Serangan, Denpasar Selatan.
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Bagaimana cara pemerintah menangani sampah plastik? Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik.
-
Bagaimana Monumen Antroposen memanfaatkan sampah plastik? Bahan baku material pembuatan dinding monumen dibuat dari sampah plastik yang dipanaskan, lalu dipress dan dibentuk menyerupai batu bata. Setiap batu bata plastic dibuat dari 6 kg sampah plastik.
-
Apa yang diciptakan oleh mahasiswa UGM untuk mengatasi sampah plastik di Yogyakarta? Dalam pemberdayaan itu, mereka menciptakan inovasi berupa produk meja dan kursi yang terbuat dari sampah plastik. Inovasi itu disebut merupakan salah satu solusi atas menumpuknya sampah plastik di Yogyakarta.
-
Kenapa membakar sampah plastik berbahaya bagi kesehatan? Membakar sampah plastik dapat mencemari udara dengan zat-zat berbahaya, seperti karbon monoksida, dioksin, furan, dan volatil. Zat-zat ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, penurunan kesadaran, kanker, kecacatan janin, gangguan hormon, dan gangguan pernapasan.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah plastik secara personal? Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas. Berikut ini adalah beberapa contohnya:• Menggunakan botol minum isi ulang. Botol minum isi ulang bisa membantu kita menghemat pengeluaran dan mengurangi penggunaan botol plastik kemasan yang sulit didaur ulang. Kita bisa membawa botol minum sendiri saat bepergian, berolahraga, atau membeli minuman di luar.
Kedua perahu itu rupanya hasil karya I Wayan Patut (51) bersama rekan-rekannya. Mereka membangunnya mulai tahun 2021.
"Awalnya, kita coba-coba dulu dan tujuannya dimanfaatkan. Ke depan, kita gunakan di kawasan lagun-lagun untuk mengambil plastik, justru untuk memungut sampah kembali," kata Patut yang merupakan konsultan lingkungan Kura-Kura Bali Turtle Island, saat ditemui, Senin (4/4).
Manfaatkan Botol Plastik Bekas
Ia mengaku terinspirasi melihat rakit keramba di laut yang terbuat dari bambu dan mengapung dengan botol. Lalu, ia mendapat ide membuat perahu dari botol plastik.
Pada tahun 2021, Patut mencoba membuat perahu dari bahan botol plastik ukuran kecil dengan menggunakan 1.400 botol minuman bekas yang dicari sendiri serta membeli dari para pemulung.
"Ini botol bekas semua, kita coba koleksi dan kita beli di pemulung dan ada yang kita cari sendiri," imbuhnya.
Sementara, untuk botol-botol plastik yang digunakan membuat perahu itu dengan botol yang memiliki ketebalan tertentu, seperti botol minuman merek Fruity dan Lemon Water. Tujuannya agar perahu itu kuat dan tidak bocor.
Bangun 2 Perahu
Perahu dari botol plastik bekas. ©2022 Merdeka.com/Moh. Kadafi
Patut dibantu rekannya dalam membuat perahu itu. Mereka membutuhkan waktu sebulan untuk menyelesaikannya.
Tak puas dengan membuat ukuran yang kecil. Patut kembali membuat ukuran yang lebih besar dengan menggunakan 4. 800 botol. Kali ini dia dibantu 3 rekan, sedangkan pengerjaannya membutuhkan waktu selama empat bulan.
"Kalau perahu kecil itu 1.400 botol dan yang besar 4.800 botol. Kalau yang kecil satu bulan dikerjakan kalau yang besar empat bulan. Kalau yang kecil volumenya maksimal 3 orang. Kalau yang besar 15 orang, itu bisa dipakai mesin dan kita uji coba pakai mesin tampel 15 PK perahu yang besar," ungkapnya.
Uji coba perahu botol plastik berjalan lancar. Perahu itu bisa digunakan mengelilingi Kanal Wisata di Desa Serangan.
Tanpa Besi atau Lem
Ia juga menjelaskan, proses pembuatan perahu tersebut. Pertama, mereka merangkai bentuk perahu dengan bambu. Setelah terbentuk, ribuan botol ditempelkan dengan cara diikat dengan tali senar mengikuti bentuk perahu.
"Proses merangkainya juga tidak pakai besi, tidak pakai lem hanya pakai tali senar. Bambu kita bentuk rangkanya, baru botol ditempel," jelasnya.
Ia juga menyebutkan, selama ini sampah plastik menjadi sumber masalah tapi baginya justru sampah plastik adalah sumber inspirasi. Selama ini pengelolaan sampah plastik hanya memindahkan masalah bukan menyelesaikan masalah.
"Kami mencoba di Kura-Kura Bali bagaimana menyelesaikan masalah plastik, kita mencoba untuk berkreasi tentunya modal berkreasi itu adalah pertama 4E," sebutnya
Pelestarian Lingkungan
Susunan botol plastik bekas yang membentuk perahu.©2022 Merdeka.com/Moh. Kadafi
Ia menerangkan, 4E adalah Ekologi, Edukasi, Estetika dan Ekonomi. Ekologi adalah kalau plastik bisa dikelola dengan baik, bisa dimanfaatkan, bisa diproses, menjadi sesuatu yang bernilai, tentunya lingkungan bisa sehat dan tidak tercemari sampah plastik.
Kemudian, edukasinya adalah tahap pembelajaran. Bagaimana ke depannya menjadi tempat pembelajaran, belajar mengelola plastik, belajar berinovasi, salah satunya dengan sampah plastik ini bisa berinovasi.
"Di Bali, kita kan dikenal dengan pariwisata, tentunya nilai estetika dan keindahannya kita kedepankan. Di Bali kalau tidak indah nilai ekonominya kecil, baru ekonominya kelihatan pemanfaatan pengelolaan plastik berkesinambungan tentunya ada nilai ekonomi. Itulah modal utama kita untuk mengelola plastik," ujarnya.
(mdk/yan)