Warga area TPST Bantargebang protes dana kompensasi bau sampah belum cair
Dana kompensasi bau sampah TPST Bantargebang dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum cair. Padahal, seharusnya dana tersebut cair pada awal April lalu atau memasuki awal tri wulan kedua.
Dana kompensasi bau sampah TPST Bantargebang dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum cair. Padahal, seharusnya dana tersebut cair pada awal April lalu atau memasuki awal tri wulan kedua.
"Dibayarkan itu per tiga bulan sekali, harusnya sudah dibayar awal April untuk kompensasi Januari-Maret," kata warga Sumurbatu, Maryam (35), Senin (7/5).
-
Bagaimana cara petugas membersihkan tumpukan sampah di Kota Jogja? Pada Senin pagi (9/10), seperti terlihat pada akun Instagram @merapi_uncover, tampak beberapa petugas kebersihan sedang membersihkan sampah-sampah yang menumpuk. Mereka juga membawa satu unit truk untuk memindahkan sampah-sampah tersebut ke dalam truk.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
-
Kenapa Jogja sekarang darurat sampah? Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan masih ditutup dan akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
-
Kenapa Bingka Kentang Khas Banjar begitu istimewa? Penggunaan bahan-bahan lokal yang melimpah seperti kelapa, tepung beras, gula merah, dan santan menjadi ciri khas utama dari Bingka Banjar yang membuatnya begitu istimewa.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
Dana kompensasi bau sampah TPST Bantargebang untuk warga di sana senilai Rp 200 ribu sebulan dalam bentuk bantuan langsung tunai. Adapun jumlah penerimanya mencapai 18 ribu keluarga yang ada di Kelurahan Cikiwul, Sumurbatu dan Ciketing Udik.
Pemerintah DKI Jakarta membayarkan dana kompensasi tersebut per tiga bulan sekali melalui kas daerah Pemerintah Kota Bekasi. Selain dana tersebut, DKI juga berkewajiban memberkan bantuan sosial melalui LPM.
"Ini sudah telat sebulan lebih, kami berharap segara dibayarkan, karena kami yang merasakan dampaknya," kata pedagang warung kelontong yang berdampingan dengan TPST Bantargebang.
Camat Bantargebang, Asep Gunawan membenarkan bahwa dana kompensasi bau sampah TPST Bantargebang sampai saat ini belum diterima warganya. Menurut dia, dana kompensasi tersebut masih berproses di DKI Jakarta.
"Awal tahun anggaran biasanya telat, tapi kami berharap sebelum lebaran warga sudah menerimanya," kata Asep ketika dikonfirmasi.
Sejauh ini, kata dia, tak ada warga yang bereaksi keras terhadap keterlambatan pemberian dana kompensasi tersebut. Pemerintah daerah setempat, kata dia, selalu memberikan informasi kepada masyarakat penerima terkait belum cairnya dana tersebut.
"Ada saja yang menanyakan ketika kami hadir dalam setiap kegiatan di masyarakat. Kami menginformasikan bahwa dana tersebut masih proses di DKI," katanya.
Baca juga:
Dikunjungi Kang Emil, warga Bantargebang curhat Pemprov DKI belum bayar uang bau
Kunjungi TPST Bantargebang, Ridwan Kamil sebut kondisinya sudah kritis
DKI gelontorkan Rp 900 M olah sampah termal
BPPT bangun tempat pengolah sampah di TPST Bantargebang
PLTSa segera beroperasi, 50 ton sampah bisa jadi listrik 40 KW
Lari keliling TPS Bantargebang, Sandiaga dapat inspirasi mengelola sampah