Anies Depan Prabowo: Fenomena Ordal Menyebalkan, Bikin Etika Luntur
Anies mengungkit fenomena orang dalam yang merebak di Indonesia.
Prabowo terlihat emosional menanggapi pertanyaan Anies yang mengungkit masalah etika putusan Mahkamah Konstitusi yang memberikan jalan Gibran menjadi calon wakil presiden.
Anies Depan Prabowo: Fenomena Ordal Menyebalkan, Bikin Etika Luntur
Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan mengatakan fenomena ordal atau orang dalam menyebalkan.
Hal itu disampaikan Anies saat merespons tanggapan calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto terkait pertanyaan putusan etik Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) dalam debat perdana capres pada Selasa (12/12) malam.
Prabowo terlihat emosional menanggapi pertanyaan Anies yang mengungkit masalah etika putusan Mahkamah Konstitusi yang memberikan jalan Gibran menjadi calon wakil presiden. Ketua umum Gerindra ini sampai menegaskan tidak masalah tidak punya jabatan.
Anies membalas dengan santai. Ia mengungkit fenomena orang dalam yang merebak di Indonesia.
"Fenomena ordal ini menyebalkan. Di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal," katanya.
Praktik ordal ini selalu terjadi di mana-mana, baik di bidang olahraga, pendidikan, sampai beli tiket konser. Menurut Anies, praktik ini menghambat berjalannya meritokrasi.
"Mau ikut kesebelasan ada ordalnya, mau masuk jadi guru ordal, mau daftar sekolah ada ordal, mau tiket untuk konser ada ordal. Ada ordal di mana-mana. Yang membuat meritokrasi enggak berjalan. Yang membuat etika luntur,"
ujarnya.
merdeka.com
Anies menuturkan, fenomena orang dalam terjadi di puncak proses demokrasi. Karena itu yang terjadi akan menular ke seluruh sendi masyarakat.
Mantan Gubernur DKI ini bercerita, ada guru yang curhat pengangkatan seorang guru harus melalui proses orang dalam.
"Ini saya rasakan beberapa waktu lalu beberapa guru berjumpa dengan saya mereka mengatakan 'pak di tempat kami pengangkatan guru-guru itu mendasarkan ordal kalau enggak ordal enggak bisa jadi guru enggak bisa diangkat’,” kata Anies.
"Lalu apa jawabannya? atasan saya bilang wong yang di Jakarta pakai ordal kenapa yang di bawah tidak pakai ordal. Negeri ini rusak apabila tatanan ini rusak,"
tegas Anies.
merdeka.com
Prabowo pun menjawab dengan normatif dan tidak langsung merespons pernyataan Anies terkait fenomena orang dalam. Ia hanya mengungkit dalam demokrasi kekuasaan tertinggi di rakyat.
Rakyat akan menjadi hakim dan memberikan keputusan pada hari pencoblosan 14 Februari mendatang.
"Kalau kami tidak benar, salah, berkhianat, rakyat yang akan menghukum kami," jawab Prabowo.